Bayi Prematur Berisiko Terkena Osteoporosis Saat Dewasa

Reporter

Editor

Alia fathiyah

Sabtu, 11 Juni 2016 04:10 WIB

Ilustrasi ibu hamil makan cokelat. thestir.cafemom.com

TEMPO.CO, Norwegia - Sebuah penelitian yang dilakukan Norwegian University of Science and Technology (NTNU) menyimpulkan anak-anak yang lahir prematur dengan berat badan rendah memiliki massa tulang yang rendah.

Mereka memiliki kemungkinan lebih besar mengalami pertumbuhan dan pembentukan tulang yang lemah, terutama saat mereka mencapai usia dewasa. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa berat badan lahir rendah dapat mengalami risiko menderita osteoporosis.

Osteoporosis adalah kondisi saat kualitas kepadatan tulang menurun. Kondisi ini membuat tulang menjadi keropos dan rentan retak. Artinya, tulang rapuh dan lemah. Selama masa kehamilan, ibu mentransfer kalsium ke bayi untuk perkembangan tulang pada janin. Bayi yang lahir prematur mengalami kekurangan proses transfer kalsium dari sang ibu. Hal ini yang menyebabkan kemungkinan si kecil mengalami tulang rapuh.

Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa orang dewasa yang dilahirkan prematur memiliki massa tulang lebih rendah. Kondisi tersebut juga dapat memicu osteoporosis. Para peneliti membandingkan massa tulang orang dewasa yang lahir normal dan yang lahir prematur. Ternyata kelahiran prematur berhubungan dengan massa tulang.

Responden pada penelitian ini terdiri atas kurang-lebih 180 orang dewasa dengan usia sekitar 27 tahun. Peserta terdiri atas orang yang mempunyai riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah, lahir dengan berat badan normal, serta lahir prematur.

Peneliti membandingkan kepadatan massa tulang. Komponen pengukuran kepadatan tulang diukur dari leher, tulang belakang, dan pinggul. Mereka juga membandingkan faktor berat badan, tinggi badan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, serta parameter lainnya.

Para peneliti berpendapat bahwa kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah mempengaruhi massa tulang. Massa tulang yang sedikit karena ukuran tubuh kecil mereka.

Untuk mengurangi risiko patah tulang pada kemudian hari, peneliti menyarankan mengkonsumsi makanan yang kaya kalsium, vitamin D dan protein, serta olahraga yang melibatkan aktivitas fisik berat, seperti latihan angkat beban.

PARENTHERALD | DINA ANDRIANI

Berita lainnya:
Serba-Serbi Berjabat Tangan dan Maknanya
Puasa Bukan Alasan Tak Fokus Kerja, Ini Tipnya
Urusan Remeh dengan Wanita yang Bisa Bikin Putus

Berita terkait

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

1 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

2 hari lalu

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

Vitamin D3 berperan penting dalam pembentukan tulang, gigi dan otot janin. Kekurangan vitamin D3 selama masa kehamilan akan menyulut beragam risiko.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

5 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

12 hari lalu

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

14 hari lalu

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.

Baca Selengkapnya

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

22 hari lalu

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.

Baca Selengkapnya

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

25 hari lalu

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

Semua orang bisa mengalami mual dengan berbagai penyebab. Kapan perlu mendapat perhatian khusus dan periksa ke dokter?

Baca Selengkapnya

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

25 hari lalu

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

Perilaku dan pola pikir bermasalah mengenai tidur dapat muncul selama kehamilan dan menetap pada masa nifas.

Baca Selengkapnya

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

26 hari lalu

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

Tiga dari 4 wanita selama periode hamil dan atau pasca melahirkan mengalami masalah tidur seperti insomnia, kualitas tidur buruk, atau gangguan tidur

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

27 hari lalu

Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

Ibu hamil disarankan melakukan pemeriksaan melalui USG hingga membawa camilan berprotein tinggi untuk perjalanan mudik Lebaran.

Baca Selengkapnya