TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua menginginkan anaknya menjadi anak yang taat beribadah. Bahkan ada orang tua yang memberikan hadiah untuk memotivasi anak menjalankan ibadah.
Menurut psikolog Kasandra Putranto, pemberian hadiah dalam bentuk barang untuk memotivasi anak menjalankan ibadah tidaklah salah. Namun, itu tidak boleh menjadi kebiasaan yang berulang-ulang. "Karena akan merusak tujuan ibadah itu sendiri," ujar psikolog dari lembaga psikologi Kasandra and Associate ini.
Langkah berikutnya, Kasandra menambahkan, setelah dalam bentuk barang, reward bisa diberikan berupa pengakuan, baik dari orang tua maupun orang terdekat.
Selain itu, kalau anak (khususnya masih duduk di bangku sekolah dasar) belum mau menjalankan ibadah, Kasandra tak setuju dengan pemberian hukuman fisik. Semisal pukulan atau jeweran. Sebab, dengan hukuman fisik tersebut justru anak semakin tak nyaman untuk melakukan apa yang diinginkan orang tua. "Apalagi dalam hal ibadah, akan tidak baik bila anak tidak nyaman saat melakukannya," ia menjelaskan.
Kasandra menyatakan inti ibadah bagi anak tak hanya terletak pada ritualnya, melainkan juga penghayatan atau pemahaman anak tentang ibadah itu sendiri. Setelah memahami makna, tujuan, dan manfaatnya, anak dengan sukarela akan menjalankan ibadah. "Tidak usah dipaksa. Lakukan secara bertahap," ujarnya.
Menurut Kasandra, memotivasi anak beribadah bisa dilakukan sejak usia empat atau lima tahun. Selain itu, mengajarkan anak beribadah tak cukup dengan kata-kata, tapi bisa dimulai dengan pengenalan. Bisa dilakukan dengan melibatkan anak. Misalnya seperti mengajak anak makan sahur atau salat tarawih bersama.
Selain melibatkan anak seperti itu, pemberian contoh dari orang tua mutlak diperlukan. Anak-anak biasanya mencontoh perilaku dari orang-orang terdekat. Yang terakhir, ibadah harus dibiasakan. "Artinya dilakukan secara rutin di lingkungan keluarga," kata Kasandra.
KORAN TEMPO
Berita lainnya:
Serba-serbi Berjabat Tangan dan Maknanya
Kecantikan yang Terpancar dari Perempuan Mandiri
Pria yang Pintar Ngomong Ternyata Lebih Menarik buat Wanita
Berita terkait
Muhammadiyah Jawa Timur Tetapkan 27 Mei Awal Ramadhan 2017
24 April 2017
Warga Muhammadiyah dan umat Islam se-Indonesia, kata dia, akan memulai salat tarawih pada Jumat malam 26 Mei 2017 mendatang.
Baca SelengkapnyaGubernur DKI Sebut Ada Kelebihan Stok Pangan Menjelang Ramadan
11 April 2017
Gubernur DKI menjelaskan, pasokan beras, telor, minyak, daging, dan cabai aman menjelang Ramadan.
Baca SelengkapnyaMuhammadiyah Tetapkan Awal Puasa 2017 Jatuh pada 27 Mei
16 Maret 2017
Muhammadiyah menetapkan awal puasa Ramadan 1438 Hijriah/2017 Masehi jatuh pada 27 Mei.
Baca SelengkapnyaBulan Ramadan Dongkrak Pembiayaan FIF Hingga 20 Persen
21 Juli 2016
Momentum Ramadan berhasil mendongkrak pembiayaan FIF Group Balikpapan, tercatat penyaluran pinjaman meningkat 20% dibanding.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Lombok Gelar Lebaran Topat
13 Juli 2016
Ini merupakan perayaan kultural masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaBolos Pasca-Lebaran, Ratusan Pegawai di Riau Kena Sanksi
13 Juli 2016
Sebelum menjatuhkan sanksi tegas, Badan Kepegawaian Riau bakal melakukan verifikasi terlebih dulu.
Baca SelengkapnyaJumlah Penumpang Kereta Api Naik 5 Persen dari Lebaran 2015
12 Juli 2016
Jumlah kursi mencakup kereta reguler, kereta tambahan, dan kereta yang disediakan dalam kondisi fluktuatif.
Baca SelengkapnyaLibur Lebaran Usai, Hotel di Bandung Perang Diskon
11 Juli 2016
Hotel-hotel di Bandung tak terisi penuh selama libur lebaran tahun ini.
Baca SelengkapnyaMacet di 'Brexit', Jonan: Hanya Orang Tolol yang Suruh Saya Mundur!
11 Juli 2016
Kementerian Perhubungan hanya menangani transportasi berbasis udara, laut, kereta api, serta angkutan umum jalan raya.
Baca SelengkapnyaSeusai Lebaran, Depok Bakal Dibanjiri Pendatang Baru
11 Juli 2016
Depok menjadi daya tarik orang luar untuk masuk ke kota tersebut.
Baca Selengkapnya