TEMPO.CO, Jakarta - Persiapan yang matang soal pemasaran hingga selera pasar menjadi sarat utama yang harus dipenuhi sebelum memulai bisnis fashion.
Frans M. Royan, konsultan bisnis Groedu Business Consultant & Trainer, mengatakan untuk pemasaran produk dapat ditempuh melalui cara online dan offline, yakni melalui gerai-gerai. Jika pemasaran menggunakan gerai, perlu disiapkan modal tiga kali omzet yang dikehendaki. Modal tersebut diperlukan untuk keperluan sewa dan perawatan gerai. "Sedang pemasaran melalui online cukup dengan modal sekali omzet. Umumnya online dijual secara tunai/transfer terlebih dulu," ujarnya.
Setelah menentukan cara pemasaran, selanjutnya yang perlu dipikirkan adalah pemilihan merek produk fashion. Sebab, merek produk berkaitan dengan target pasar yang dituju, entah itu kelas menengah, bawah, atau atas.
"Merek sering kali dilekatkan dengan target market yang akan dibidik. Karena itu, pebisnis fashion akan memiliki beberapa merek untuk memenuhi kebutuhan segmen pasar yang berbeda," ujarnya.
Bila bisnis fashion sudah berdiri, tugas selanjutnya adalah memperkuat gerai-gerai atau online sebagai ujung tombak pemasaran. Atau pemilik usaha bisa mengkombinasikan keduanya untuk memasarkan busana-busana. Namun untuk saat ini cara online menjadi alternatif pemasaran karena mudah menjangkau konsumen. "Bisa juga bekerja sama dengan gerai-gerai orang lain dan menggunakan websiteonline milik sendiri," ujarnya.
Di samping pemasaran, inovasi menjadi keharusan agar bisnis fashion terus langgeng. Dengan adanya inovasi-inovasi busana terbaru, hal itu semakin menunjukkan eksistensi bisnis di tengah persaingan industri fashion.
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
41 hari lalu
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.