TEMPO.CO, Jakarta - Deodoran kini sudah menjadi kebutuhan sehari-hari banyak orang. Produk ini diklaim bisa membantu mengurangi bau badan, terutama di daerah ketiak. Jenisnya pun makin beragam, tapi tak semua orang bisa memilih yang cocok untuk mereka.
Spesialis kulit Dr Terrence Keaney menyarankan untuk mengganti deodoran yang digunakan bila ada tanda-tanda berikut karena berarti deodoran yang digunakan tidak tepat.
1. Sering terlihat noda keringat di baju bagian ketiak
Sudah saatnya mengganti deodoran dengan anti-perspiran. Banyak orang berpikir deodoran dan anti-perspiran itu sama, hanya tampilannya yang berbeda, putih versus bening.
"Pada kenyataannya, fungsi keduanya sangat berbeda. Anti-perspiran menggunakan banyak bahan yang mengandung alumunium untuk mengeblok jalan keringat, sedangkan deodoran lebih untuk memberikan aroma guna menyembunyikan bau," ujar Keaney di Fox News.
2. Bau yang tidak enak
Makin banyak beraktivitas, makin banyak keringat yang keluar sehingga timbul bau tak sedap. Bila demikian keadaannya, yang dibutuhkan adalah deodoran yang bisa membantu menyamarkan bau tak sedap itu. Aroma yang dihasilkan deodoran bisa membentengi bau akibat keringat.
3. Iritasi di ketiak
Bila ketiak terasa terbakar atau mengalami iritasi, deodoran yang dipilih tidak tepat. Iritasi itu biasanya disebabkan oleh gesekan antara kelenjar keringat dan rambut. Keaney pun merekomendasikan untuk menggunakan anti-perspiran karena bisa mencegah iritasi dengan cara mengurangi produksi keringat. Apalagi bila produk itu disertai bonus formula yang lembut bagi kulit.
4. Baju harus dicuci
Baju yang selalu berbau keringat dengan noda di bagian ketiak menjadi peringatan keras. Baju harus selalu dicuci setiap kali habis dipakai. Solusinya, Keaney menyarankan anti-perspiran yang bisa melindungi hingga 48 jam. Siapkan selalu stik anti-perspiran dan gunakan di siang hari atau di tengah aktivitas.
5. Perhatikan masa pakai
Deodoran bisa kehilangan aroma, dan fungsinya juga menurun setelah lewat tiga tahun. Sungguh percuma untuk digunakan. Jadi belilah deodoran yang baru.
PIPIT
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
28 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya