Gigi Sensitif, Inilah Penyebabnya

Reporter

Minggu, 8 Mei 2016 10:12 WIB

Ilustrasi. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Sering kali beberapa orang selalu mengalami rasa ngilu ketika mengkonsumsi makanan yang bersifat manis asam, panas atau dingin. Keadaan ini sering dikira sebagai sakit gigi karena ada gigi yang berlubang. Seperti yang dialami aktor, Ananda Omesh. Seringkali Omesh merasa ngilu luar biasa ketika makan menu yang baru disajikan.

"Saking seringnya begitu, saya memeriksakan gigi ke dokter, ternyata gigi saya tidak ada lubangnya. Dari diagnosa dokter, ternyata gigi saya adalah tipe gigi sensitif," kata Ananda Omesh dalam jumpa pers acara "Summer meet Winter" Glaxo Smith Kline yang diadakan di restoran La Hoya Comida Mexicana di Gandaria City, Sabtu 7 Mei 2016.

Rasa ngilu yang bertubi - tubi itu sering mengganggu Omesh, terutama saat dirinya sedang bekerja di depan layar kaca. "Kalau jeda iklan itu kan waktunya cepat, sering saya harus makan cepat juga, begitu makanan itu masuk ke mulut dan kena gigi, duuh nyuut langsung ngilu, padahal habis itu harus take lagi dengan gigi nyut nyutan tapi muka tetap senyum," kata Omesh.

Dokter gigi dari klinik Idental Care Clinic, Sabai Asmaraghaya, gigi sensitif disebabkan oleh menipisnya email lapisan pada gigi yang membuat bagian dentin gigi terekspose. Sedangkan dentin gigi adalah bagian yang langsung tersambung dengan simpul syaraf, yang dapat menghantarkan rasa sakit atau ngilu ke otak."Nah akibatnya, begitu ada rangsangan dari rasa manis, panas atau dingin, rasa di gigi langsung bereaksi," ujar Sabai di acara yang sama.

Sayangnya, banyak orang yang tidak mempedulikan rasa ngilu ini dan menganggap remeh karena rasa ngilu ini kadang muncul kadang hilang. Bila gigi sensitif dibiarkan, lama kelamaan dapat merusak simpul syaraf pada gigi. Bila simpul syaraf rusak, maka gigi menjadi mati dan mudah terinfeksi kuman. "Kalau sudah terinfeksi, akan lebih banyak kuman yang bisa masuk ke dalam gigi, dan menyebar ke seluruh organ lain dan menyebabkan penyakit lain seperti diabetes atau stroke," kata Sabai.

Gigi sensitif secara fisik dapat terlihat pada kontur permukaan gigi yang tidak terlalu rata dan warna yang sedikit lebih kuning. Menurut Sabai warna lebih gelap pada gigi menunjukkan, email gigi yang mulai rusak dan menipis. Laju kerusakan email gigi tidak dapay diprediksi. "Semakin sering seseorang melakukan kebiasaan buruk pada gigi, akan semakin cepat rusak lapisan email pada gigi," kata Sabai.

Kebiasaan yang dapat merusak lapisan email gigi antara lain adalah cara menyikat gigi yang salah, terlalu banyak menggunakan pemutih gigi, ataupun gigi yang tidak rajin dirawat atau dibersihkan. Cara menyikat gigi agar lapisan email gigi tidak rusak adalah dengan cara memutar. "Kalau dulu kan diajarkannya dari atas ke bawah dan tanpa sadar sering kekencengan," kata Sabai.

Cara yang salah serta tekanan yang terlalu kuat akan menyebabkan gusi turun. Gusi ini kemudian menekan gigi dan dapat menipiskan lapisan gigi. Salah satu cara mengantisipasi dan mengurangi laju kerusakan email gigi, tentu menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi berbulu halus dan pasta gigi khusus untuk gigi sensitif.

CHETA NILAWATY

Berita terkait

Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

31 hari lalu

Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).

Baca Selengkapnya

Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.

Baca Selengkapnya

Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.

Baca Selengkapnya

Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.

Baca Selengkapnya

Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan

Baca Selengkapnya

Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.

Baca Selengkapnya

Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.

Baca Selengkapnya

Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.

Baca Selengkapnya

Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?

Baca Selengkapnya

5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.

Baca Selengkapnya