Hati-hati Sering Kesemutan, Gangguan Saraf?  

Reporter

Rabu, 4 Mei 2016 12:13 WIB

Ilustrasi wanita bekerja. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Nita Sellya seperti tidak bisa lepas dari kesemutan pada kaki saban duduk di kursi. Padahal posisi tubuh Nita sudah benar, kakinya tidak ditekuk atau disilangkan. “Tapi, baru duduk sepuluh menit saja, kaki saya sudah kesemutan,” katanya dalam diskusi tentang neuropati di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, pekan lalu. Gejala ini muncul sejak lima tahun lalu.

Jika dibiarkan, lama-lama kaki Nita jadi baal. Namun dia tidak ambil pusing. Sebab, “Biasanya setelah dipijat atau digerakkan, kesemutannya menghilang,” ujarnya, seperti ditulis di Koran Tempo, Rabu, 4 Mei 2016. Blogger asal Bogor ini pun kembali melanjutkan kesibukannya mengetik cerita di komputer.

Nita, 38 tahun, baru menyadari ada yang tak beres dengan sarafnya setelah melakukan pemeriksaan neuropati. Awalnya, dia hanya iseng-iseng. Ternyata kesemutan yang sering dialaminya terjadi karena masalah saraf tepi. Penyebabnya, Nita terlalu sering duduk di depan komputer dan jarang bergerak.

Dokter spesialis saraf, Manfaluthy Hakim, menuturkan masalah saraf tepi atau neuropati memang kerap menghampiri orang yang terlalu sering melakukan aktivitas berulang. Misalnya sering mengetik dengan ponsel, tablet, dan komputer; mengendarai kendaraan bermotor; duduk dalam waktu lama; memakai sepatu berhak tinggi; atau beraktivitas dengan gerakan berulang seperti mencuci dan menyapu.

Neuropati, ucap dia, bisa terjadi di seluruh anggota badan. Gejala awalnya berupa gangguan sensorik seperti kesemutan. Lama-lama menjadi mati rasa, kram, dan kaku-kaku. Jika tidak diatasi, gangguan berlanjut ke saraf motorik, seperti kelemahan anggota gerak, juga kerontokan rambut. Pada tahap lanjut, neuropati menyebabkan terganggunya saraf otonom yang bisa berujung pada impotensi dan kelumpuhan. “Kalau sudah begini, tidak bisa diapa-apakan lagi,” tutur Manfaluthy.

Ada banyak jenis neuropati, yakni neuropati karena penuaan, diabetes, kekurangan vitamin B, dan sebab lain, seperti infeksi atau penjepitan saraf. Menurut dokter spesialis saraf dari Universitas Airlangga, Surabaya, Profesor Mohammad Hasan Machfoed, hampir separuh masyarakat Indonesia menderita neuropati. Hasil riset yang dilakukan perusahaan farmasi, Merck Indonesia, pada 2015 juga menyebutkan 43 persen dari 16.800 responden yang tersebar di kota-kota besar berisiko terkena neuropati.

Sayangnya, kata dia, tak banyak orang paham akan neuropati. Padahal, kalau penderitanya sendiri tidak tahu, dia tidak berusaha mengatasi masalah ini. “Jangan sampai terlambat ditangani, karena akibatnya tidak akan bagus.”

Karena pengetahuan yang kurang, menurut Manfaluthy, kecenderungannya penderita menjadi salah menangani. Misalnya dengan menghentikan aktivitas, membengkokkan atau meluruskan anggota badan yang sakit, dan memberi pijatan atau balsem. Untuk sementara, gejalanya memang bisa hilang, tapi tetap akan kembali lagi jika tidak diatasi dengan benar.

Padahal neuropati sebenarnya bisa dicegah. Gangguan saraf ini bisa dihindari dengan istirahat yang cukup, mengkonsumsi gizi yang seimbang dan vitamin neurotropik, serta berolahraga secara teratur, sehingga suplai darah di saraf tepi terjaga.

NUR ALFIYAH




Berita terkait

Viral Perumahan Mewah di Atas Mal Thamrin City, Aturannya?

29 Juni 2019

Viral Perumahan Mewah di Atas Mal Thamrin City, Aturannya?

Thamrin City di Jakarta Pusat, rupanya bukan hanya tempat pusat belanja atau mal tapi di atas atapnya terdapat kompleks perumahan mewah dua lantai.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Berat Badan Tidak Bertambah Meski Makan Banyak

26 Januari 2019

Ini Alasan Berat Badan Tidak Bertambah Meski Makan Banyak

Para peneliti menemukan alasan berat badan seseorang tidak bertambah meski makan sesuka hatinya.

Baca Selengkapnya

Crane Ambruk di Kali Sentiong, Lurah Kebun Kosong: Ada Ganti Rugi

6 Desember 2018

Crane Ambruk di Kali Sentiong, Lurah Kebun Kosong: Ada Ganti Rugi

Lurah Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Samsul Ma'arif, mengatakan korban crane ambruk bakal memperoleh ganti rugi dari kontraktor.

Baca Selengkapnya

Kebakaran di Matraman Tadi Pagi, 28 Rumah Ludes

13 Agustus 2018

Kebakaran di Matraman Tadi Pagi, 28 Rumah Ludes

Petugas hingga saat ini pun belum bisa memperkirakan berapa jumlah kerugian akibat kebakaran tersebut.

Baca Selengkapnya

Kebakaran di Matraman, 21 Mobil Pemadam Dikerahkan

13 Agustus 2018

Kebakaran di Matraman, 21 Mobil Pemadam Dikerahkan

Hingga berita ini diturunkan petugas masih mengatasi kebakaran itu dan belum ada laporan tentang korban jiwa.

Baca Selengkapnya

Menjelang Asian Games, Sandiaga Uno Stop Produksi Tempe Kali Item

26 Juli 2018

Menjelang Asian Games, Sandiaga Uno Stop Produksi Tempe Kali Item

Sandiaga Uno mengatakan menjelang perhelatan Asian Games 2018 pihaknya segera menghentikan proses produksi tempe di sekitar Kali Item.

Baca Selengkapnya

Indonesia Segera Kedatangan Dua Giant Panda dari Cina  

22 September 2017

Indonesia Segera Kedatangan Dua Giant Panda dari Cina  

Indonesia segera kedatangan dua ekor giant panda (Ailuropoda melanoleuca) langsung dari Cina.

Baca Selengkapnya

Ini Tuntutan Massa Pengepung Kantor LBH

18 September 2017

Ini Tuntutan Massa Pengepung Kantor LBH

Massa menuntut masuk ke dalam gedung LBH. Tawaran dari polisi tak dihiraukan.

Baca Selengkapnya

Seminar Sejarah 1965 Dibubarkan, Kantor YLBHI Dikepung Malam Ini

17 September 2017

Seminar Sejarah 1965 Dibubarkan, Kantor YLBHI Dikepung Malam Ini

Kantor YLBHI dikepung massa yang mengancam akan membubarkan acara Asik-Asik yang digagas pasca pembubaran Seminar Sejarah 1965.

Baca Selengkapnya

10 Alasan untuk Memasukkan Lemon dalam Menu Harian

17 September 2017

10 Alasan untuk Memasukkan Lemon dalam Menu Harian

Sejak dulu, lemon memang dikenal sangat kaya akan vitamin C dan zat gizi lain.

Baca Selengkapnya