Pepper Lunch, Kuliner Zaman Flinstones

Reporter

Selasa, 26 April 2016 16:10 WIB

Restoran Pepper Lunch. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Aroma daging keluar dari asap yang mengepul dan suara mendesis daging sapi mentah, menu Beef Pepper Rice. Panas 260 derajat membuat daging cepat matang. Dan kematangan itu makin merata setelah diberi mentega, supaya menu makin beraroma dan tidak lengket.

Menu makan dimasak menggunakan batu panas (hot stone) dan dihidangkan bersama taoge impor (jenis besar) serta butiran jagung manis tersedia di gerai Pepper Lunch.

Resto ini mengusung menu makanan cepat saji steak dari waralaba Negeri Singa. Memposisikan diri menghidangkan menu cepat saji layaknya menu ayam goreng atau roti isi (burger) sistem waralaba yang sudah populer. Menu masakan menggunakan media batu panas sudah disiapkan dalam tempat yang dinamakan induction cooker. Hanya butuh 70 detik untuk memanaskannya.

Panas yang dihasilkan sampai 260 derajat celsius. Cukup untuk memanaskan daging bolak-balik, dengan tingkat kematangan sempurna. Tanpa campur tangan chef, kita tinggal menambahkan saus bumbu, lada, atau saus sambal.

Menu yang dipanaskan biasanya berupa protein, seperti daging, ikan salmon, remis, atau cumi. Sebagai pengembangan menu, risotto (nasi berbumbu gaya Italia) dipanaskan di atas batu panas. Campurannya, ayam, udang, atau ikan salmon. Untuk menu pembuka, ada sup miso (kaldu dan tahu sutra) dan salad.

Selain untuk menu cepat saji, batu panas digunakan untuk memasak menu yang pantas untuk makan malam romantis, santai, dan penuh bincang. Resto Stonegrill asal Australia sampai membuka dua lini resto dari dua lokasi berbeda, menu Steak Express di Sultan Iskandar Muda, Pondok Indah; dan menu Steak Dining di Kuningan. “Perbedaan juga terletak pada harga menu,” kata staf Stonegrill Express. Menu dining lebih tinggi harganya dibanding menu cepat saji.

Resto Pepper Lunch menggunakan panas 260 derajat untuk memasak. Bentuk batunya bulat, diberi latar kayu. Dan batunya lebih tipis dibanding batu gunung yang digunakan di Stonegrill. Bentuknya kotak, dan diberi alas pinggan kaca segi empat yang tahan sampai 400 derajat celsius.

Pepper Lunch hadir dari konsep penemunya, seorang chef asal Jepang, Kunio Inchinose, pada 1994. Prinsipnya sederhana, bagaimana menyajikan makanan cepat saji tanpa merekrut chef. Ia memakai plat panas dari metal dengan suhu 260 derajat Celsius yang dipanaskan dengan sebuah pemanas elektromagnetik. Daging mentah bisa dinikmati tergantung pilihan konsumen, mau setengah matang atau matang sekali. Tambahannya memakai saus madu (amakuchi) atau saus kedelai campuran bawang putih (karakuchi).

Teknik memasak menggunakan batu ini digunakan dari masa ke masa, sejak manusia masih primitif hingga zaman modern. Di masa Mesir kuno, masyarakat menggunakan teknik pembakaran dan pemanggangan di atas batu, selain menggunakan cara lain, seperti merebus, mengasapi, dan membuat gerabah untuk alat masak sederhana.

Di Indonesia, tradisi turun-menurun pesta makanan yang dinamai pesta bakar batu masih terdapat di wilayah pegunungan Tolikara, Wamena, Papua. Mereka memasak menggunakan bongkahan batu yang sebelumnya dipanasi. Yang dimasak di antaranya daging (babi) dan sayur sayuran.

Buku A Culinary Journey through Time karya Sabine Karg mencoba merekonstruksi seni masak-memasak di Eropa tengah dan utara, dengan bukti peninggalan arkeologi. Pada masa itu, di wilayah Nordic (Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia, dan Swedia--keturunan bangsa Viking), orang memasak makanan mentah menggunakan batu yang dipanaskan.

Karg, yang seorang arkeolog, botanis, dan peneliti di University of Copenhagen, Saxo Institute, menjelaskan soal bahan mentah (daging, sayuran, dan biji-bijian) yang dimasak masyarakat tempo dulu. Menurut dia, di tengah kehidupan serba sibuk, di mana memasak menjadi prioritas paling buncit, pilihannya hanya makan burger sembari bekerja, menonton televisi, atau main game komputer. “Cara masak zaman prasejarah mungkin bisa mendobrak kebiasaan masa kini yang serba praktis,” katanya. Kini, cara memasak menggunakan batu panas bisa jadi merupakan bentuk pelestarian kuliner masa lalu. Sebuah penghargaan bagi sejarah seni masak-memasak tentunya.

KORAN TEMPO

Berita terkait

Inilah 50 Restoran Terbaik Asia 2024

33 hari lalu

Inilah 50 Restoran Terbaik Asia 2024

Acara penghargaan restoran terbaik Asia ini diadakan pada Selasa malam, 26 Maret 2024 di Seoul di Grand InterContinental Seoul Parnas.

Baca Selengkapnya

PPKM Seluruh Indonesia Diperpanjang, Ini Daftar Lengkap Poin Aturannya

10 Mei 2022

PPKM Seluruh Indonesia Diperpanjang, Ini Daftar Lengkap Poin Aturannya

Terdapat beberapa poin penting dalam aturan terbaru mengenai perpanjangan PPKM se-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dinas Pariwisata Sebut Artis Top Dilarang Live Music di Restoran & Kafe, Sebab..

27 Agustus 2020

Dinas Pariwisata Sebut Artis Top Dilarang Live Music di Restoran & Kafe, Sebab..

Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta' Gumilar Ekalaya menjelaskan larangan mendatangkan artis top ke restoran & kafe.

Baca Selengkapnya

Asosiasi Restoran Amerika Rilis Pedoman Operasional Baru

30 Mei 2020

Asosiasi Restoran Amerika Rilis Pedoman Operasional Baru

Pedoman baru operasional restoran selama wabah corona ini berlaku untuk pemilik, pegawai, dan pengunjung.

Baca Selengkapnya

Uniknya Physical Distancing di Restoran, Pakai Topi Bersungut

18 Mei 2020

Uniknya Physical Distancing di Restoran, Pakai Topi Bersungut

Pengelola restoran berkreasi dengan tetap menerapkan physical distancing atau jarak antar-individu.

Baca Selengkapnya

Menikmati Nuansa Vintage di Legend Coffee Malioboro

18 Maret 2019

Menikmati Nuansa Vintage di Legend Coffee Malioboro

Legend Coffee, sebuah tempat kongkow asik di tengah Kota Yogyakarta, berdekatan dengan kawasan Malioboro.

Baca Selengkapnya

Hari Raya Imlek, Coba Menu Kantonis di Restoran Hakkasan

5 Februari 2019

Hari Raya Imlek, Coba Menu Kantonis di Restoran Hakkasan

Restoran Hakkasan bertempat di lantai 25 dan 26 Hotel Alila SCBD dan baru dibuka pada Jumat, 8 Februari 2019.

Baca Selengkapnya

Ketahui Rasa Gelato yang Rentan Mengandung Rum dan Alkohol

1 Oktober 2018

Ketahui Rasa Gelato yang Rentan Mengandung Rum dan Alkohol

Restoran Iceberg Caffe Pizza and Gelato ini sengaja menyesuaikan pakem rasa gelato dengan penduduk Indonesia yang sebagian besar muslim.

Baca Selengkapnya

Ngopi atau Ngeteh di Kafe Pinggir Danau

29 April 2018

Ngopi atau Ngeteh di Kafe Pinggir Danau

Belum dua bulan dibuka, keberadaan kafe di kawasan Sentul ini sudah diketahui banyak orang.

Baca Selengkapnya

Menikmati Kopi Racikan Barista Kopilot

21 April 2018

Menikmati Kopi Racikan Barista Kopilot

Kafe di Jakarta Timur mungkin belum semeriah di wilayah Jakarta lainnya. Namun berbahagialah warga setempat punya Kopilot di Cipayung.

Baca Selengkapnya