TEMPO.CO, Jakarta - Alia Noor Anoviar menghidupkan kembali sanggar Dreamdelion yang nyaris mati. Tanpa modal pemerintah, ia memutar otak untuk menghidupi komunitas di bantaran Kali Ciliwung, Manggarai, Jakarta Selatan, itu.
Tahun 2012 menjadi titik balik bagi Alia dan Dreamdelion. Perempuan kelahiran Surabaya, 1991, itu mengajak ibu-ibu anggota communities membuat kerajinan tangan. Hasilnya, sarung telepon seluler, gantungan kunci, dan boneka cantik. Barang-barang itu dijajakan lewat media sosial. “Duit yang terkumpul dikelola oleh komunitas,” kata Alia, awal April lalu.
Dreamdelion juga memberi pelatihan membuat kerajinan tangan. Beberapa institusi yang pernah menjadi kliennya adalah Kandank Jurank Doank (KJD), Kementerian Tenaga Kerja, dan Indonesia Future Leader (IFL). Program sosial pun ada, seperti membagikan kupon pemeriksaan dan pengobatan gratis kepada 500 warga RW 04 dan RW 12 Manggarai Utara pada September 2015.
Semula, Sanggar Dreamdelion lahir dari pekan kreativitas mahasiswa bidang pengabdian masyarakat yang disokong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Nama Dreamdelion diambil dari dandelion, tumbuhan liar penuh bunga kecil yang terbang ketika terembus angin.
Kini, Dreamdelion Community Empowerment (DCE) tak hanya mengisi kehidupan Jakarta. Alia mencoba menembus Yogyakarta, Ngawi di Jawa Timur, dan Garut di Jawa Barat. Tentu dengan bisnis yang berbeda, disesuaikan dengan keadaan potensi daerah.
Di Yogyakarta, mereka menggandeng perempuan penenun stagen. Mereka memodifikasi kain panjang yang biasa melilit pinggang perempuan itu menjadi tas, dompet, dan busana.
Garut, menurut Alia, menyimpan banyak potensi tanaman bambu sehingga DCE melakukan pendampingan terhadap para perajin bambu. Sedangkan di Ngawi, DCE merintis pemberdayaan masyarakat lewat peternakan sapi dan kambing. “Baru ada lima keluarga karena peternakan membutuhkan biaya besar sehingga pertumbuhannya tak secepat bisnis lain.”
Komunitas ini juga bekerja sama dengan berbagai perusahaan untuk menjadi mitra dalam mengelola dana tanggung jawab sosial (CSR). “Kami ingin memberdayakan masyarakat di seluruh pelosok Indonesia,” ujar Alia.
RAYMUNDUS RIKANG
Berita terkait
Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional
10 jam lalu
Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.
Baca SelengkapnyaMaknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen
2 hari lalu
Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.
Baca SelengkapnyaSemangat Hari Kartini dalam Transformasi Kepemimpinan Perempuan di Jasa Marga
4 hari lalu
27 persen perempuan sebagai pimpinan puncak perusahaan.
Baca SelengkapnyaPT Pegadaian Dukung Kesetaraan Gender Melalui Edukasi Keuangan
5 hari lalu
Dalam rangka memperingati Hari Kartini, PT Pegadaian dukung Kegiatan Edukasi Keuangan bertema "Perempuan Cerdas Keuangan, Perempuan Indonesia Hebat" yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca SelengkapnyaHari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan
5 hari lalu
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.
Baca SelengkapnyaDaftar Film Perjuangan Kartini Berikut Sinopsisnya
6 hari lalu
Film-film yang menggambarkan perjuangan R.A Kartini
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral
6 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.
Baca SelengkapnyaJejak Surat RA Kartini: Emansipasi Hingga Agama
6 hari lalu
Potongan-potongan surat RA Kartini yang menunjukan perjuangan wanita
Baca SelengkapnyaHari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan
7 hari lalu
Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.
Baca SelengkapnyaGelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi
7 hari lalu
Kegiatan Kampus Menggugat ini menyorot kondisi demokrasi di penghujung kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang merupakan alumnus UGM.
Baca Selengkapnya