5 Mitos tentang Tabir Surya yang Bisa Membahayakan Kulit
Reporter
Tempo.co
Editor
Mila Novita
Rabu, 14 Juni 2023 10:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menikmati sunrise atau sunset di pantai menjadi pilihan yang tepat untuk menghabiskan liburan keluarga pertengahan tahun ini. Sambil menikmati pancaran sinar matahari yang hangat, jangan lupa bahwa paparan sinar ultraviolet (UV) matahari memiliki risiko bagi kulit. Jadi, jangan lupa memastikan perlindungan kulit dengan tabir surya.
Sebelum menggunakan tabir surya, ketahui dulu bahwa banyak mitos terkait dengan perlindungan terhadap sinar matahari. Sandra Lee, dokter kulit bersertifikat dan ahli bedah kosmetik yang juga dikenal sebagai Dr. Pimple Popper, memisahkan beberapa fakta dan mitos, dilansir dari Today.
1. Matahari lebih kuat di musim panas
Di negara empat musim, matahari umumnya lebih kuat di musim panas saat siang hari. Intensitas radiasi ultraviolet (UV) dari matahari bervariasi berdasarkan sejumlah faktor, dari skala dari 0 sampai 11. Skala 0 menunjukkan tidak ada sinar matahari (di malam hari, misalnya), dan 11+ menunjukkan radiasi UV ekstrem yang menurut Yayasan Kanker Kulit bisa membakar kulit dalam 10 menit.
“Jika tinggi, saat itulah Anda memiliki risiko kerusakan (kulit) paling besar akibat sinar matahari. ... Apa pun di atas 5 memprihatinkan," kata Lee.
Indeks UV bukanlah ukuran panas, dan indeks UV yang lebih tinggi tidak berarti di luar lebih panas. Misalnya, indeks UV bisa lebih tinggi pada hari cerah 30 derajat Celcius daripada pada hari cerah 34 derajat Celcius, tergantung pada waktu tahun, waktu hari, lokasi, ketinggian dan faktor lain yang mempengaruhi tingkat UV.
Indeks UV masih bisa tinggi pada hari mendung atau berawan. "Terkadang ketika sangat mendung, Anda bisa mendapatkan lebih sedikit radiasi UV yang menembus, tetapi meskipun (awan) tidak merata, banyak sinar matahari yang dapat memantulkannya," kata Lee.
2. Paparan sinar matahari dapat mengatasi jerawat
Pernah dengar bahwa menghabiskan waktu di bawah sinar matahari dapat membantu membersihkan kulit? Lee mengatakan ini adalah mitos yang sebenarnya bisa mengakibatkan kerusakan kulit jangka panjang.
"Matahari dapat memperbaiki jerawat Anda untuk sementara tetapi tidak dalam jangka panjang karena Anda akan mendapatkan bintik-bintik cokelat, dan matahari akan menggelapkannya," kata Lee.
Paparan sinar matahari dan panas juga dapat menyebabkan kulit memproduksi lebih banyak minyak, kata Lee, yang dapat memperburuk noda atau jerawat.
Benar bahwa sinar matahari sedang dapat membantu tubuh memproduksi vitamin D, yang dapat mendukung sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan suasana hati. Tetapi setiap paparan sinar UV yang tidak terlindungi dapat merusak kulit, menyebabkan tanda-tanda penuaan dini, seperti perubahan warna dan kerutan, serta meningkatkan risiko kanker kulit. Itulah sebabnya tabir surya adalah suatu keharusan, pilih produk dengan setidaknya dengan sun protection factor atau SPF 30 atau lebih tinggi.
<!--more-->
3. Hati-hati pakai parfum sebelum berjemur
Jangan berpikir untuk menyemprotkan parfum atau cologne ke lehar sebelum menghabiskan waktu di bawah sinar matahari. "Jika keluar di bawah sinar matahari, itu dapat menyebabkan ruam dan lepuh pada beberapa orang," kata Lee merujuk pada kondisi yang disebut fotodermatitis. Ini terjadi ketika alergen atau bahan kimia tertentu pada kulit diaktifkan oleh sinar UV memicu sengatan matahari yang parah, reaksi seperti eksim (dermatitis), atau gatal-gatal, menurut situs Mount Sinai.
Banyak parfum dan cologne dibuat dengan minyak bergamot, yang mengandung bahan kimia yang disebut furocoumarins, yang dapat memicu reaksi kulit di bawah sinar matahari. Jadi, jangan sembarangan menyemprot leher dan dada dengan parfum sebelumnya, kata Lee. Tapi jika ingin pakai parfum, oleskan di area yang tidak mendapatkan banyak sinar matahari dan selalu gunakan tabir surya pada kulit yang terbuka.
4. Semakin tinggi SPF, semakin lama tabir surya melindungi kulit
Lee mengatakan, secara teknis, semakin tinggi SPF berarti berapa lama lagi bisa berada di bawah sinar matahari. Jadi SPF 100 akan melindungi lebih lama daripada SPF 50. Namun, SPF yang lebih tinggi juga memberi orang rasa aman yang salah, kata Lee.
"Orang-orang berpikir jika SPF 100 mereka bisa bertahan di luar selama mungkin, tetapi itu akan terhapus saat berkeringat," kata Lee. Jadi, selalu oleskan kembali tabir surya setidaknya setiap dua jam.
5. SPF memberikan perlindungan UVA dan UVB
SPF hanya mengacu pada perlindungan UVB, tetapi sinar UVB dan UVA sama-sama berbahaya. Sinar ultraviolet B memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dan berhubungan dengan sengatan matahari, sedangkan sinar ultraviolet A memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dan berhubungan dengan penuaan kulit, menurut Skin Cancer Foundation.
Kedua jenis sinar tersebut dapat merusak kulit dan meningkatkan risiko kanker kulit, oleh karena itu penting untuk melindunginya. Jadi gunakan perlindungan spektrum luas berarti menghalangi sinar UVB dan UVA.
TODAY | YAHOO
Pilihan Editor: 4 Tips Cegah Tabir Surya Menggumpal
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.