8 Mitos tentang Menopause yang Populer, Jangan Percaya!

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Rabu, 18 Januari 2023 10:10 WIB

Ilustrasi menopause. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Hot flashes, keringat malam yang tidak menyenangkan, penurunan hasrat seksual, banyak lagi efek samping menopause sangat negatif. Menopause adalah masa 12 bulan berturut-turut tanpa menstruasi dan berdampak banyak perubahan dalam tubuh yang tidak selalu menyenangkan, semua ketakutan seputar topik tersebut tentu saja tidak mengubah fakta tentang transisi hidup seorang perempuan.

Hal terbaik yang dapat dilakukan untuk mencegah kecemasan tentang menopause adalah mencari informasi yang benar. Stephanie Hack, seorang dokter spesialis kandungan bersertifikat dan pembawa acara podcast ‌Lady Parts Doctor‌, menyebutkan delapan mitos menopause yang populer.

1. Menopause dimulai di usia 50-an

Usia rata-rata menopause adalah 51 tahun, tapi banyak yang akan memasuki transisi menopause (dikenal sebagai perimenopause) jauh lebih awal atau lebih lambat, kata Hack.

Sebenarnya, rentang usia menopause jauh lebih luas daripada yang disadari. Mayoritas orang mulai mengalami menopause antara usia 40 dan 58 tahun, tetapi beberapa mulai pada usia 30-an atau paling lambat 60-an, menurut The University of Vermont Health Network.

Advertising
Advertising

2. Menopause hanya menyebabkan hot flashes

Istilah "hot flash" identik dengan menopause. Memang, lebih dari 70 persen orang mengalami gejala berkeringat ini, menurut American Association of Retired Persons (AARP), dapat dikatakan hot flashes adalah transisi menopause.

Tapi itu bukan gambaran keseluruhan perimenopause atau menopause. Selain hot flashes, kekeringan vagina, gangguan tidur, seks yang menyakitkan, perubahan suasana hati dan ingatan yang memburuk adalah efek samping potensial dari hormon yang berfluktuasi, kata Hack. Setiap orang menopause akan mengalami serangkaian gejala yang berbeda.

3. Gejala menopause tidak dapat diredakan

Banyak orang menopause percaya bahwa hot flashes dan gejala tidak nyaman lainnya adalah hal yang wajar. Tetapi itu tidak harus diterima begitu saja, terutama jika itu membatasi kualitas hidup. Alih-alih menunggu sampai merasa sangat tidak enak, diskusikan dengan dokter berbagai pilihan perawatannya.

Terapi hormon serta antidepresan tertentu, obat tekanan darah dan kejang dapat memperbaiki gejala menopause, kata Hack. Pengobatan alami lainnya, seperti suplemen yang mengandung senyawa tanaman yang disebut fitoestrogen, juga dapat mengurangi frekuensi hot flashes dan kekeringan vagina, menurut tinjauan sistematis dan meta-analisis Juni 2016 di ‌JAMA‌‌‌. Selain itu, perubahan gaya hidup juga membantu meminimalkan gejala menopause, kata Hack. Misalnya, penelitian telah menunjukkan bahwa rutinitas olahraga teratur dapat mengurangi hot flashes, meningkatkan suasana hati, dan mengatur berat badan pada orang menopause, per AARP.

Cara lain untuk mengatasi hot flash termasuk memakai pakaian tipis dan menggunakan kipas untuk tetap dingin, membatasi makanan panas dan pedas bersama dengan alkohol dan kafein, berhenti merokok dan berlatih meditasi dan teknik manajemen stres lainnya.

4. Menurunkan gairah seks

Khawatir kehilangan libido selama menopause? Jangan khawatir. "Menopause bukanlah hukuman mati untuk seks," kata Hack.

Penurunan minat seksual pasca-menopause dipengaruhi oleh serangkaian faktor yang kompleks termasuk kesejahteraan psikologis, status hubungan, dan cara seseorang merasakan tentang seks, penuaan dan feminitas, menurut penulis tinjauan analitik April 2015 dalam ‌Feminisme & Psikologi‌‌.‌ Dengan kata lain, perubahan hormonal yang terjadi selama menopause hanyalah salah satu bahan campuran. Itulah sebabnya menopause memengaruhi dorongan seks setiap orang secara berbeda.

"Beberapa mungkin merasakan penurunan minat, sementara yang lain memiliki pengalaman sebaliknya," kata Hack.

Sebagian orang mengalami peningkatan libido seiring bertambahnya usia dan merasakan kepuasan seksual yang lebih besar, menurut The University of Vermont Health Network.

Baca juga: 4 Cara Meringankan Gejala Menopause, Cek Asupan Diet

<!--more-->

5. Kenaikan berat badan

Kebanyakan orang salah paham bahwa menopause menyebabkan kenaikan berat badan. Tapi kenaikan berat badan di usia paruh baya lebih berkaitan dengan bertambahnya usia daripada dengan menopause. "Seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan massa otot dan peningkatan lemak," kata Hack.

Meskipun menopause itu sendiri tidak menambah berat badan, penurunan kadar estrogen pascamenopause dapat menggeser simpanan lemak dari pinggul dan paha ke perut, menurut AARP. Tapi mempertahankan berat badan di usia ini bukan tidak mungkin. Itu bisa dilakukan dengan modifikasi gaya hidup.

6. Tidak bisa hamil saat perimenopause

Siapa bilang wanita tak bisa hamil selama perimenopause? "Meskipun jarang, saya memiliki pasien berusia akhir 40-an dan awal 50-an, yang mengira mereka telah mengalami menopause, yang hamil," kata Hack.

Sampai satu tahun berlalu tanpa menstruasi, wanita masih bisa hamil secara teknis. Selama masih berovulasi maka perempuan tetap mungkin hamil.

7. Terapi hormone bisa berbahaya

Terapi hormon (HT) dengan estrogen dosis tinggi dianggap sebagai salah satu perawatan paling efektif untuk gejala menopause. Ini dapat menghambat semburan panas dan keringat malam, HT meningkatkan tidur, suasana hati, konsentrasi, dan kualitas hidup secara keseluruhan untuk orang menopause yang bergejala, menurut Masyarakat Menopause Amerika Utara (NAMS). Ini juga mengurangi kekeringan vagina, dan, dalam prosesnya, seks yang menyakitkan.

HT juga menjaga kepadatan tulang, mengurangi kemungkinan osteoporosis dan patah tulang, menurut NAMS.

Tapi terapi yang bermanfaat ini bukannya tanpa risiko. Bergantung pada berapa lama minum obat dan pada usia berapa mulai, HT dapat sedikit meningkatkan kejadian terkena kanker payudara, penyakit jantung, stroke, pembekuan darah dan/atau demensia pada populasi tertentu, menurut NAMS.

8. Menopause sama pada setiap wanita

Setiap orang berbeda-beda. Ada yang mengalami gejala umum menopause, ada juga yang tidak. Dengan kata lain, frekuensi dan tingkat keparahan efek samping yang mungkin dialami bervariasi dari orang ke orang. Misalnya, bagi sebagian orang, hot flashes mungkin cukup mengganggu untuk mengganggu fungsi sehari-hari, sementara yang lain mungkin hanya menganggapnya sebagai ketidaknyamanan ringan. Bahkan ada yang beruntung tidak akan pernah merasakan semburan panas selama fase kehidupan ini.

Jadi, perjalanan menopause setiap orang berbeda, dan tidak ada cara pasti untuk memprediksi apa yang mungkin terjadi pada masing-masing orang.

LIVESTRONG

Baca juga: Cerita Michelle Obama Rutinitas Olahraganya Berubah Setelah Menopause

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

7 hari lalu

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

Pemilik kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang kian berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon estrogen.

Baca Selengkapnya

Sebab Sering Terjadi Sembelit di Masa Perimenopause

18 hari lalu

Sebab Sering Terjadi Sembelit di Masa Perimenopause

Sembelit adalah gejala yang umum terjadi pada perempuan perimenopause. Apa saja pemicunya dan juga gejala lainnya?

Baca Selengkapnya

Mengapa Menopause Lebih Cepat Sebabkan Osteoporosis pada Wanita?

22 hari lalu

Mengapa Menopause Lebih Cepat Sebabkan Osteoporosis pada Wanita?

Wanita diketahui lebih cepat mengalami osteoporosis karena melalui proses hormonal menopause yang mengganggu kepadatan tulang.

Baca Selengkapnya

Mitos La Ode Wuna, Siluman Separuh Ular yang Menjadi Nenek Moyang Migrasi Masyarakat Sulawesi Tenggara ke Maluku

32 hari lalu

Mitos La Ode Wuna, Siluman Separuh Ular yang Menjadi Nenek Moyang Migrasi Masyarakat Sulawesi Tenggara ke Maluku

Dosen UI, melalui BRIN, mengangkat kajian mengenai mitos siluman setengah ular. Erat kaitannya dengan sejarah pergerakan masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Benarkah Santan Bisa Menyebabkan Diare?

40 hari lalu

Benarkah Santan Bisa Menyebabkan Diare?

Sebagai bahan makanan yang mengandung lemak, santan memang dapat memicu gangguan pencernaan pada sebagian orang, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan atau oleh orang yang memiliki sensitivitas pencernaan tertentu.

Baca Selengkapnya

9 Masalah Kesehatan yang Mengancam Wanita Paruh Baya

43 hari lalu

9 Masalah Kesehatan yang Mengancam Wanita Paruh Baya

Pakar kesehatan menyebut sembilan masalah kesehatan yang identik dengan perempuan paruh baya. Apa saja?

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Payudara Terasa Gatal

47 hari lalu

5 Penyebab Payudara Terasa Gatal

Ada lima kemungkinan payudara terasa gatal dan untungnya semuat tak berbahaya. Berikut lima penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Cegah Termakan Hoax Soal Infertilitas, Edukasi Diri dengan Informasi Penting Ini

51 hari lalu

Cegah Termakan Hoax Soal Infertilitas, Edukasi Diri dengan Informasi Penting Ini

Pakar fertilitas dari RSCM ingatkan pentingnya edukasi diri soal kesuburan agar tercegah termakan isu hoax soal infertilitas.

Baca Selengkapnya

Studi: Menopause Tidak Selalu Meningkatkan Depresi dan Masalah Kesehatan Mental Lainnya

52 hari lalu

Studi: Menopause Tidak Selalu Meningkatkan Depresi dan Masalah Kesehatan Mental Lainnya

Kajian dari Brigham and Women's Hospital Boston menyatakan, menopause tidak selalu meningkatkan depresi dan masalah kesehatan mental lainnya.

Baca Selengkapnya

Divonis Kanker Sarkoma di Rahim, Alice Norin: Aku akan Menopause Dini

16 Februari 2024

Divonis Kanker Sarkoma di Rahim, Alice Norin: Aku akan Menopause Dini

Alice Norin divonis kanker sarkoma setelah merasakan sakit pada bagian bawah perutnya. Rahimnya harus diangkat sehingga dia akan menopause dini.

Baca Selengkapnya