6 Masalah Perilaku Anak yang Tidak Boleh Diabaikan Orang Tua

Reporter

Tempo.co

Editor

Yunia Pratiwi

Senin, 9 Januari 2023 19:16 WIB

Ilustrasi anak dan orang tua. Freepik.com/Prostoleh

TEMPO.CO, Jakarta - Semua anak sesekali berperilaku buruk dan beberapa anak mengembangkan masalah perilaku sementara akibat stres. Namun, menurut MedlinePlus, perilaku buruk seorang anak dapat mengindikasikan masalah serius jika perilakunya terlalu bermusuhan, agresif, atau mengganggu dan jika perubahan perilaku tersebut berlangsung selama lebih dari 6 bulan.

Indikator lain bahwa anak Anda memiliki masalah perilaku adalah ketika perilaku tersebut tidak sesuai dengan usianya. Sebab itu, dengan memahami lebih jauh tentang psikologi anak akan membantu orang tua menentukan apakah perilaku anaknya normal atau tidak. Selain itu, mengawasi masalah perilaku pada anak akan membantu memutuskan apakah Anda harus mencari bantuan profesional.

Enam masalah perilaku anak yang tidak boleh diabaikan orang tua


1. Kontrol impuls yang buruk


Balita biasanya impulsif dan sering mengalami masalah dalam mengatur emosinya, yang sangat normal. Tetapi impulsif dan ketidakmampuan untuk mengendalikan amarah pada anak yang lebih besar dapat menunjukkan gangguan yang berlawanan. Sekitar satu dari sepuluh anak diyakini memiliki gangguan pemberontak oposisi atau oppositional defiant disorder (ODD) yang ditandai dengan kemarahan, lekas marah, amarah, dan ketidaktaatan.

Jika Anda melihat perilaku ini pada anak Anda, pastikan untuk mencari bantuan dari terapis atau dokter anak. Penyebab ODD bersifat psikologis atau bahkan neurobiologis menurut beberapa penelitian.

2. Kurang perhatian dan hiperaktif


Jika anak Anda menunjukkan masalah yang jelas dengan perhatian, ini bisa mengindikasikan gangguan hiperaktivitas defisit perhatian atau attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). ADHD diperkirakan terjadi pada sekitar lima persen anak-anak di dunia dan penyebab gangguan ini kurang dipahami tetapi para peneliti setuju bahwa gangguan tersebut bersifat neurologis. ADHD ditandai dengan ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian, masalah dalam mengendalikan perilaku seseorang, dan kesulitan sosial.

Advertising
Advertising

Dengan perawatan dini yang melibatkan pengobatan dan terapi, anak-anak dengan ADHD dapat lebih mudah untuk fokus, mengendalikan impuls mereka, dan ini akan membantu mereka mengembangkan harga diri yang sehat.

3. Tidak hormat


Beberapa anak menunjukkan rasa tidak hormat terhadap orang tua mereka, orang dewasa lain, dan teman sebaya. Rasa tidak hormat bisa berarti bahwa anak Anda sedang menegaskan kemandiriannya atau bahwa mereka sedang menguji batas Anda. Meskipun bersikap kasar adalah normal bagi seorang anak, orang tua perlu mencegah perilaku tersebut dan bereaksi dengan tepat untuk mencegah perilaku ini menjadi kebiasaan.

Bergantung pada usia anak dan apa yang ingin mereka capai dengan menunjukkan rasa tidak hormat, orang tua dapat melakukan beberapa hal. Mereka dapat mengabaikan anak tersebut untuk mencegah mereka berperilaku tidak sopan, menghentikannya sejak awal, atau mencontohkan apa itu perilaku hormat. Bagaimanapun, anak-anak belajar paling baik dengan memberi contoh.

4. Tantrum berlebihan


Masalah perilaku yang mungkin luput dari perhatian kebanyakan orang tua, terutama pada anak prasekolah, adalah rengekan yang berlebihan. Meskipun normal bagi anak kecil untuk merengek dan menangis karena frustrasi, beberapa anak menggunakan tampilan emosional semacam ini untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Perilaku ini hanyalah hasil dari pengondisian karena anak-anak menyadari sejak dini bahwa mereka mendapat perhatian paling besar saat mereka sedang kesal. Jika Anda ingin menghentikan rengekan anak Anda, dokter anak Laurel Schultz menyarankan orang tua untuk memperhatikan anak mereka saat mereka tidak tertekan. Merengek bisa menandakan bahwa anak Anda merasa diabaikan. Tapi jangan keras pada diri sendiri di sini. Banyak orang tua saat ini berjuang untuk mendapatkan cukup waktu untuk memenuhi semua kebutuhan anak-anak mereka.

5. Sering mengamuk


Setiap anak yang sehat akan mengamuk ketika mereka merasa beberapa kebutuhan mereka tidak terpenuhi atau karena kecemasan. Tetapi seringnya mengamuk tanpa alasan bisa menjadi pertanda anak Anda sedang berjuang dengan masalah yang lebih dalam.

Misalnya, autisme ditandai dengan kekakuan dan perilaku repetitif, dan ketika ada sesuatu yang mengganggu aturan kaku anak, amukan akan terjadi. Temper tantrum pada anak usia sekolah bisa mengindikasikan kesulitan belajar, dan kecemasan, bahkan menjadi salah satu tanda depresi. Jika Anda merasa amukan anak Anda berlebihan, berkonsultasilah dengan ahli untuk mengetahui akar masalahnya.

6. Tidak berprestasi di sekolah


Setiap orang tua pasti ingin anaknya berprestasi di sekolah, tetapi terkadang anak kesulitan dalam belajar dan hal ini dapat memengaruhi harga diri mereka dan menyebabkan stres yang berlebihan. Mengetahui apa itu stres dan konsekuensi dari stres yang tidak terkendali akan membantu Anda memahami pentingnya mengelolanya pada anak-anak Anda.

Mengatasi masalah ini juga akan membantu menentukan apakah anak Anda memiliki ketidakmampuan belajar. Namun, jika prestasi anak Anda tiba-tiba menurun, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka stres, depresi, atau bahkan mungkin dilecehkan. Curigai pelecehan jika anak Anda menarik diri, merasa tidak aman, dan menunjukkan perubahan perilaku lainnya.

Sebagian besar anak berperilaku buruk dan menunjukkan masalah perilaku saat mereka melewati fase masa kanak-kanak. Namun, menentukan apa yang normal dan apa yang tidak saat membicarakan perilaku pada anak bisa jadi sulit. Sebagai aturan praktis, segala sesuatu yang berlebihan, mengganggu, atau tidak sesuai dengan usia anak dapat menunjukkan suatu masalah.


YOUR TANGO

Baca juga: 5 Hal yang Tak Boleh Dilakukan saat Anak Tantrum di Tempat Umum

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

4 jam lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

7 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

7 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

13 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

1 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

2 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

4 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

5 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

5 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

5 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya