Cerita Keira Knightley Mengalami PTSD karena Popularitas

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Senin, 28 November 2022 10:33 WIB

Artis cantik Keira Knightley, yang membintangi film Pirates of the Caribbean, didiagnosis mengidap disleksia. Namun, berkat jerih payahnya, ia mampu mengatasinya. Disleksia adalah sebuah gangguan dalam perkembangan baca-tulis, yang umumnya terjadi pada anak. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Keira Knightly kaget ketika pertama kali popuper di usia 20-an, setelah filmnya meraih kesuksesan. Dia tak bisa mengatasi dampak popularitas itu sampai mengalami trauma.

"Itu adalah bagian dari kehidupan dan apa yang harus kamu lakukan pada saat itu adalah mengakuinya dan meminta bantuan - jika kamu cukup beruntung untuk bisa mendapatkan bantuan itu," ujar Keira Knightly, dikutip dari Express.co.uk, Senin, 28 November 2022.

Aktris berusia 37 tahun itu menambahkan, ada saat-saat ketika dia tidak mampu mengatasinya. Tapi dia beruntung karena dapat bantuan yang dibutuhkan.

Dalam wawancaranya dengan Glamour, pada Maret 2019, Knightly berterima kasih kepada keluarganya yang sangat, sangat mendukung.

Di podcast Awards Chatter, ibu dua anak ini mengungkapkan bahwa dia mengalami gangguan mental ketika berusia 22 tahun. Saat itu, sejumlah filmnya seperti Bend It Like Beckham (2002), Love Actually (2003), dan Pirates Of The Caribbean (2003), sukses sehingga dia ikut tenar.

"Saya mengambil cuti satu tahun di sana dan didiagnosis dengan gangguan stres pasca-trauma (post-traumatic stress disorder atau PTSD) karena semua hal itu (misalnya kehadiran paparazzi)," katanya.

Dia juga menceritakan saat itu selalu diikuti sekitar 20 hingga 30 pria yang tidak dikenal, dalam pengawasan 24 jam di luar rumah, memanggilnya "pelacur" setiap kali meninggalkan pintu hanya untuk mendapatkan reaksi.

Saat itu dia merasa sebagai makhluk aneh dengan wajah aneh yang ditanggapi orang dengan cara ekstrem. Dia tak dapat menemukan jalan keluar.

National Health Service atau NHS mendefinisikan PTSD adalah gangguan kecemasan yang dapat menyebabkan mimpi buruk, perasaan terisolasi, lekas marah, dan rasa bersalah.

Advertising
Advertising

Orang yang menderita PTSD mungkin juga mengalami insomnia (yaitu kesulitan tidur) dan kesulitan berkonsentrasi. "Gejala-gejala ini seringkali parah dan cukup persisten untuk memiliki dampak signifikan pada kehidupan sehari-hari orang tersebut," jelas NHS.

Gejala PTSD yang sering terjadi antara lain sering kilas balik, mimpi buruk, gambar atau sensasi yang berulang dan menyedihkan, sensasi fisik seperti nyeri, berkeringat, merasa sakit atau gemetar, menjauhi lingkungan pemicu, dan hyperarousal atau selalu waspada,

"PTSD dapat berkembang cepat setelah seseorang mengalami peristiwa yang mengganggu, atau dapat terjadi berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun kemudian," tambah badan kesehatan itu.

Diperkirakan satu dari tiga orang yang memiliki pengalaman traumatis juga mengalami PTSD. Jika gejala yang mengganggu terjadi empat minggu setelah pengalaman traumatis, disarankan untuk mencari dukungan dari dokter.

"Jika perlu, dokter umum dapat merujuk ke spesialis kesehatan mental untuk penilaian dan perawatan lebih lanjut," tambah NHS. "Sebelum menjalani perawatan untuk PTSD, penilaian terperinci terhadap gejala akan dilakukan untuk memastikan perawatan disesuaikan dengan kebutuhan pribadi."

Tapi kini Keira Knightley sudah bisa mengatasi ketenarannya dan melanjutkan karier. Dia membintangi Jack Ryan: Shadow Recruit.

Baca juga: Keira Knightley Ingin Mewariskan Pakaian Chanel-nya kepada Sang Putri

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

10 jam lalu

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

1 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Pernah Mengalami Kejadian Tidak Mengenakkan? Ini 3 Tanda Trauma yang Belum Sembuh Total

1 hari lalu

Pernah Mengalami Kejadian Tidak Mengenakkan? Ini 3 Tanda Trauma yang Belum Sembuh Total

Gejala trauma dari jejak trauma yang tidak sembuh seutuhnya ataupun belum diproses dengan baik, menunjukkan beberapa tanda.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

2 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

3 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

3 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

4 hari lalu

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

5 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

5 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

6 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya