Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi dan Dihindari saat Terjangkit COVID-19
Reporter
magang_merdeka
Editor
Yunia Pratiwi
Selasa, 15 November 2022 19:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai panduan telah banyak diterbitkan tentang apa yang harus dilakukan jika Anda dinyatakan positif COVID-19. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC, Anda harus melakukan karantina setidaknya selama lima hari dan memakai masker jika harus bersama orang lain. Dan ada satu pertanyaan besar yang tidak terjawab oleh semua panduan saat terjangkit COVID-19 tentang makanan apa saja yang harus dimakan saat terinfeksi COVID-19.
Para ahli mengatakan bahwa anda tidak perlu membuat perubahan besar pada menu makan yang anda mengkonsumsi saat menderita COVID-19. Ada beberapa cara yang akan membantu Anda mengatasi penyakit ini senyaman mungkin.
“Saat ini belum ada data yang menunjukkan bahwa mengkonsumsi jenis makanan tertentu atau mengkonsumsi vitamin tertentu (vitamin D, seng, vitamin C) dapat berdampak langsung dalam perkembangan COVID-19” kata Thomas Russo, profesor dan ketua penyakit menular di Universitas Buffalo di New York.
Dr. Russo menyarankan untuk mengkonsumsi banyak buah dan sayuran, bersama dengan protein rendah lemak untuk memastikan anda memenuhi semua kebutuhan nutrisi anda dan menjaga tubuh anda dalam kerja yang baik. Namun hal itu tergantung pada gejala yang anda rasakan. Jika Anda sedang bermasalah dengan masalah pencernaan, Dr. Russo mengatakan anda bisa mencoba makanan seperti pisang, nasi, apel, dan roti panggang.
National Institutes of Health (NIH) mengomentari bahwa ada beberapa penelitian yang memperlihatkan bahwa orang-orang yang memiliki tingkat vitamin D rendah dapat mengalami peningkatan risiko terkena COVID-19. “Belum ada bukti konklusif bahwa suplementasi vitamin D melindungi ataupun mengobati pasien COVID-19,” menurut perwakilan NIH. Sama dengan vitamin C belum ada cukup bukti untuk mengatakan bahwa vitamin tersebut dapat mengobati COVID-19.
Makanan yang harus dimakan saat terinfeksi COVID-19
Amesh A. Adalja, seorang sarjana senior di pusat keamanan kesehatan Johns Hopkins menambahkan bahwa hal ini benar-benar tergantung pada gejala yang dialami. "Pada dasarnya, penting untuk makan makanan normal dan tetap terhidrasi selama penyakit anda sebagai dehidrasi," ucapnya, menambahkan, "Peradangan pada Covid-19 meningkatkan metabolisme dan hilangnya air (khususnya jika ada demam), maka jika terus terhidrasi, hal itu akan mencegah dehidrasi."
Anda mungkin juga pernah mendengar bahwa makanan fermentasi meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang makan makanan fermentasi membawa berbagai mikroba di perutnya, yang dapat memengaruhi respons kekebalan, tetapi tidak akan membantu jika Anda benar-benar sakit, kata Richard Watkins, dokter penyakit.
Kehilangan indera perasa dan penciuman saat terjangkit COVID-19 bisa saja terjadi Dr. Watkins merekomendasikan untuk tetap mencoba makan makanan bergizi, meskipun anda mungkin tidak ingin makan banyak. "Penting untuk mempertahankan menu makanan yang memadai dengan kalori yang cukup," katanya.
Dr. Russo juga menambahkan anda dapat melatih indera penciuman dan perasa anda dengan mengendus aroma kuat tertentu, seperti kayu manis atau jeruk untuk mempercepat pemulihan.
Makanan yang harus dihindari saat terinfeksi COVID-19
Sekali lagi, tidak mungkin makanan tertentu akan mempengaruhi perjalanan penyakit Anda, tetapi makan makanan tertentu bisa membuat Anda merasa kurang optimal saat tubuh Anda melawan infeksi. Seperti makanan cepat saji, gorengan, dan hal-hal yang tinggi gula tambahan, kata Dr. Russo.
Anda mungkin pernah mendengar bahwa menghindari produk susu saat hidung meler dan berdahak adalah ide yang baik, tetapi penelitian tentang saran tersebut telah beragam. Beberapa penelitian lama menemukan bahwa produk susu tidak memengaruhi seberapa banyak volume lendir yang Anda buat, sementara penelitian yang lebih baru menemukan bahwa mengonsumsi produk susu dapat mengurangi jumlah lendir yang Anda hasilkan.
Namun, adalah ide yang baik untuk menghindari alkohol, kata Dr. Russo, untuk mencegah Anda mengalami dehidrasi dan berkontribusi pada lebih banyak peradangan tubuh. Anda juga tidak ingin mengambil risiko berlebihan dan merasa lebih buruk keesokan harinya, katanya. Selaintu alkohol dapat memengaruhi kemampuan tubuh Anda untuk melawan infeksi. Faktanya, NIH mengatakan bahwa alkohol cenderung merusak respons imun langsung tubuh Anda terhadap virus, “membuat infeksi lebih mudah berkembang.” Pada akhirnya, “lebih baik aman dan berikan tubuh Anda setiap keunggulan untuk membantu membersihkan infeksi,” kata Dr. Russo.
NADIA RAICHAN FITRIANUR | PREVENTION
Baca juga: Cara Paling Efektif Cegah Penularan Covid-19 di Tempat Umum
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.