Gaya Pengasuhan Otoriter Bisa Bikin Anak Depresi Menurut Studi

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Minggu, 23 Oktober 2022 18:54 WIB

Ilustrasi anak dan orang tua. Freepik.com/Peoplecreations

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang tua yang masing mengikuti gaya pengasuhan otoriter atau strict parenting. Mereka cenderung lebih fokus pada disiplin dan kepatuhan. Sebagian besar hal itu dicapai dengan mengambil kendali atas kehidupan anak dan memberikan kebebasan yang sangat sedikit kepada mereka.

Ketika anak-anak melakukan kesalahan, orang tua yang otoriter sulit memaafkan dan sering merespons dengan hukuman.

Sebuah studi baru dari University of Leuven menunjukkan bahwa gaya parenting yang ketat dapat menyebabkan depresi dan penyakit mental lainnya saat anak tumbuh menjadi remaja dan dewasa.

Studi ini menganalisis 21 remaja dengan pengasuhan yang baik yang menggambarkan diri mereka sendiri, yang mencakup dukungan dan otonomi anak. Subyek ini dibandingkan dengan 23 remaja yang melaporkan pengasuhan yang strict, yang antara lain mencakup perilaku manipulatif. Semua peserta dalam penelitian ini berusia antara 12-16 tahun.

Dengan menggunakan pemetaan genom, para peneliti menemukan bahwa 23 remaja yang melaporkan orang tua yang otoriter mengalami peningkatan variasi dalam metilasi. Metilasi adalah kunci untuk menghidupkan dan mematikan gen tertentu. Ini menunjukkan bahwa pola asuh otoriter dapat menjadi penyebab peningkatan risiko depresi serta penyakit mental lainnya.

“Kami menemukan bahwa pola asuh yang strict, dengan hukuman fisik dan manipulasi psikologis, dapat memperkenalkan serangkaian instruksi tambahan tentang bagaimana gen dibaca untuk menjadi terprogram ke dalam DNA. Kami memiliki beberapa indikasi bahwa perubahan ini sendiri dapat mempengaruhi anak yang sedang tumbuh untuk mengalami depresi. Ini tidak terjadi pada tingkat yang sama jika anak-anak memiliki pendidikan yang mendukung,” jelas penulis utama Evelien Van Assche dalam siaran pers.

Advertising
Advertising

Terlepas dari reaksi dan dampak dari pola asuh yang ketat, para peneliti mencatat bahwa stres secara umum juga dapat menjadi faktor di balik tingkat metilasi yang lebih tinggi.

Studi yang lebih besar perlu dilakukan untuk menemukan tautan yang tepat. Bagaimanapun, penelitian baru dapat mengarah pada cara baru untuk menyaring penyakit mental, terutama pada anak-anak dan remaja.

Selain masalah kesehatan mental, gaya pengasuhan otoriter juga dapat menyebabkan konsekuensi negatif lainnya pada anak. Ini termasuk tingkat percaya diri yang rendah, kesulitan dalam situasi sosial karena kurangnya kemampuan sosial, perilaku agresif di luar rumah, dan ketidakmampuan untuk menerima kegagalan.

TIMES OF INDIA

Baca juga: 4 Momen Mengasuh Anak yang Bisa Bikin Orang Tua Frustrasi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

1 hari lalu

Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

Psikolog mengingatkan kakek atau nenek memahami jenis-jenis pola asuh ketika mengasuh cucu. Apa saja yang perlu dilakukan?

Baca Selengkapnya

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

2 hari lalu

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

Salah satu manfaat yang paling signifikan dari berlari di pagi hari adalah kemampuannya untuk mengurangi gejala depresi.

Baca Selengkapnya

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

6 hari lalu

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

7 hari lalu

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

Pemilik kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang kian berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon estrogen.

Baca Selengkapnya

Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

13 hari lalu

Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

Aurelie Moeremans mengungkapkan dirinya saat ini tengah menepi dari media sosial untuk penyembuhan dari depresi yang dirasakannya.

Baca Selengkapnya

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

15 hari lalu

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.

Baca Selengkapnya

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

17 hari lalu

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

19 hari lalu

Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

Kematian tragis Jonghyun SHINee telah memunculkan perbincangan baru di Korea Selatan tentang tekanan yang berat yang diberikan oleh industri hiburan.

Baca Selengkapnya

Profil Kim Jonghyun, Anggota Boy Grup SHINee yang Ditemukan Tewas di Apartemennya

20 hari lalu

Profil Kim Jonghyun, Anggota Boy Grup SHINee yang Ditemukan Tewas di Apartemennya

Salah satu anggota SHINee, Kim Jonghyun ditemukan tewas di apartemennya pada 18 Desember 2017 karena menghirup karbonmonoksida

Baca Selengkapnya

Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

21 hari lalu

Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?

Baca Selengkapnya