Preeklamsia pada Ibu Hamil, Apa yang Perlu Diwaspadai?

Kamis, 15 September 2022 08:15 WIB

Ilustrasi ibu hamil yang bahagia. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ditandai dengan tekanan darah tinggi, protein dalam urine dan pembengkakan parah merupakan dampak dari komplikasi medis serius dari kehamilan, yaitu preeklamsia, dikutip dari alam laman betterhealth. Kondisi ini tidak sepenuhnya diketahui sebabnya, namun faktor genetik dan plasenta memungkinkan berperan penting.

Pada kondisi paling serius, tekanan darah tinggi mempengaruhi organ tubuh lainnya, seperti ginjal, hati, otak, dan darah, terutama sistem pembekuan darah. Tidak hanya menyerang ibu hamil, wanita yang memiliki tekanan darah tinggi yang sudah ada sebelumnya, riwayat keluarga, menderita diabetes cenderung berisiko mengalami preeklamsia.

Awalnya, preeklamsia tidak memiliki gejala yang jelas dan sebagian besar wanita dengan kondisi tersebut merasa sehat. Seiring waktu, penderita juga mengalami retensi cairan (edema). Edema biasanya menyebabkan pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki.

Namun, pembengkakan tiba-tiba pada wajah, tangan, dan kaki bisa menjadi tanda preeklamsia. Apabila tidak segera diobati, kondisi ini dapat mengakibatkan masalah serius, termasuk kejang, gagal ginjal, gagal hati, masalah pembekuan darah, sampai mengancam nyawa.

Di dalam rahim, bayi membutuhkan plasenta untuk memberinya oksigen dan nutrisi dari darah ibu serta membuang karbondioksida. Jika ibu mengalami preeklamsia, tekanan darah tinggi dapat memperlambat jumlah oksigen dan nutrisi yang dapat disalurkan ke bayi.

Advertising
Advertising

Efek Janin

Efeknya, bayi kekurangan oksigen dan nutrisi yang mempengaruhi pertumbuhannya. Ini mengancam kehidupan bayi, yang membuat bayi harus dilahirkan lebih awal dari waktunya. Dikutip dari medicalnewstoday, preeklamsia tidak sembuh sampai bayi dilahirkan.

Sampai tekanan darah ibu hamil berkurang, mereka rentan terkena stroke, pendarahan hebat, pelepasan plasenta dari rahim, dan kejang. Preeklamsia yang berkembang lebih awal pada kehamilan, persalinan dini bukan pilihan terbaik untuk keselamatan janin.

Preeklamsia tidak sepenuhnya dapat dicegah, namun minum antara 6 dan 8 gelas setiap hati, menghindari makanan yang digoreng atau diproses tinggi, menghindari alkohol dan kafein mengurangi tekanan darah tinggi. Selain itu, melakukan olahraga teratur dibawah bimbingan dokter mereka dan menjaga kaki tetap tinggi beberapa kali sehari serta dilengkapi istirahat.

Membatasi makanan olahan dan memilih buah-buahan dan sayuran menjadi pilihan yang bagus untuk membantu menjaga ibu dan bayi mereka lebih sehat selama kehamilan.

BALQIS PRIMASARI

Baca: Risiko Preeklamsia Bisa Diminamilisir? Cek Penelitiannya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

22 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

3 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

4 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

4 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

5 hari lalu

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

Vitamin D3 berperan penting dalam pembentukan tulang, gigi dan otot janin. Kekurangan vitamin D3 selama masa kehamilan akan menyulut beragam risiko.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

8 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

8 hari lalu

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya

Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

10 hari lalu

Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

Masyarakat diimbau mengontrol gula darah, tekanan darah, dan kolesterol demi mencegah serangan stroke yang bisa datang kapan pun.

Baca Selengkapnya

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

11 hari lalu

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

Selain memahami bahaya persalinan, ibu hamil juga harus menyiapkan keperluan untuk membantu lancarnya proses kelahiran.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

15 hari lalu

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.

Baca Selengkapnya