Ahli Jelaskan Alasan Implan Payudara Bisa Menyebabkan Kanker

Reporter

magang_merdeka

Editor

Yunia Pratiwi

Rabu, 14 September 2022 22:18 WIB

Bahan yang digunakan dalam operasi implan payudara. telegraph.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/FDA) memberi peringatan tentang implan payudara yang berhubungan dengan kanker tertentu yang dapat berkembang dalam jaringan disekitar implan.

FDA mengeluarkan peringatan dalam komunikasi keselamatan, mencatat bahwa kanker ini berbeda dari Limfoma Sel Besar Anaplastik Terkait Implan Payudara (BIA-ALCL), suatu bentuk kanker yang terkait dengan implan payudara yang sebelumnya telah diperingatkan oleh badan tersebut.

Kanker yang ditandai oleh FDA, yang meliputi karsinoma sel skuamosa (SCC) dan berbagai kanker sistem kekebalan (limfoma), terkait dengan semua jenis implan, apakah implan halus atau bertekstur, atau diisi dengan garam atau silikon. Kanker terbentuk di jaringan parut di sekitar implan, yang dikenal sebagai kapsul.

Ini bukan pertama kalinya implan payudara dikaitkan dengan kanker: Pada 2019, FDA meminta penarikan implan bertekstur yang dibuat oleh Allergan setelah dikaitkan dengan hampir 600 kasus dan 33 kematian.

Dalam tinjauan awal literatur ilmiah menemukan kurang dari 20 kasus karsinoma sel skuamosa dan kurang dari 30 kasus limfoma dalam kapsul di sekitar implan payudara. FDA menyatakan akan terus mengumpulkan dan meninjau semua data yang tersedia tentang kanker dalam kapsul di sekitar implan payudara.

Alasan Implan payudara dikaitkan dengan kanker

Advertising
Advertising

Ini sebenarnya tidak diketahui pada saat ini. “Insiden, etiologi, dan faktor risiko untuk mengembangkan karsinoma sel skuamosa dan limfoma non-BIA-ALCL yang terkait dengan implan payudara masih belum jelas meskipun beberapa teori ada untuk perkembangannya,” kata Sameer A. Patel, M.D., kepala Bedah Plastik dan Rekonstruksi di Pusat Kanker Fox Chase.

Salah satu teori utama adalah bahwa jaringan di sekitar implan dan kapsul dapat meradang, menyebabkan cairan menumpuk dan merusak sel. Itu bisa menyebabkan kanker berkembang di dalam cairan. Jika keadaan berlanjut, kanker memasuki kapsul dan dapat menyerang jaringan lain, termasuk kelenjar getah bening, dari sana.

Teori lain adalah bahwa bahan silikon atau poliuretan dalam implan dapat menyebabkan sistem kekebalan seseorang bereaksi berlebihan, yang mengarah ke reaksi berantai beracun yang pada akhirnya dapat menyebabkan kanker. “Ini bukan kanker payudara—itu perbedaan yang penting,” kata Janie Grumley, ahli onkologi bedah payudara. “Ini adalah jenis penyakit reaktif. Tubuh mengenali sesuatu di dalamnya yang bukan Anda dan bereaksi berlebihan.”

Implan payudara cukup umum. Tapi memiliki beberapa risiko. Implan payudara memiliki label kotak hitam dari FDA yang memperingatkan ada kaitan dengan banyak kondisi kesehatan yang serius, seperti penyakit autoimun, limfoma, nyeri sendi, dan banyak lagi.

ASPS juga memperingatkan bahwa orang mungkin memiliki beberapa masalah dari operasi implan payudara. Seperti risiko anestesi, limfoma sel besar anaplastik terkait implan payudara (BIA-ALCL), pendarahan, perubahan sensasi puting atau payudara, akumulasi cairan, pembentukan jaringan parut yang ketat di sekitar implan, jematoma (kumpulan darah beku), kebocoran atau pecahnya implan, infeksi, sakit terus menerus, jaringan parut yang buruk, kemungkinan perlunya operasi revisi, kerutan pada kulit di atas implan, hingga oosisi implan yang salah atau buruk.

Secara keseluruhan, implan payudara dianggap sebagai perangkat medis yang relatif aman, mengingat semua risiko tersebut. “Penting untuk diingat bahwa jumlah kasus yang dilaporkan masih cukup rendah,” kata Dr. Patel. "Namun, pasien yang mempertimbangkan implan payudara harus diberitahu tentang temuan ini."

Tetapi, untuk kanker yang terkait dengan implan, “ini adalah masalah yang muncul dan pemahaman kami berkembang,” kata Alexis Parcells, ahli bedah plastik dan rekonstruktif bersertifikat dewan. “FDA dan ASPS menangani masalah ini dengan sangat serius.”

Jika Anda memiliki implan payudara, meski FDA mencatat kanker ini jarang terjadi, beberapa orang melaporkan mengalami gejala seperti pembengkakan, rasa sakit, benjolan dan perubahan kulit. Tidak perlu mengubah perawatan medis standar Anda atau menjadwalkan tindak lanjut dengan dokter Anda berdasarkan hal ini, kata Dr. Parcells. Namun, ia merekomendasikan untuk memantau payudara Anda, pastikan untuk merasakannya pada awal setiap bulan untuk mengetahui perubahannya. “Jika Anda melihat perubahan, temui ahli bedah plastik bersertifikat Anda dan diskusikan pilihan Anda,” katanya. “Itu tubuhmu—kamu berhak memasukkannya, dan kamu berhak melepasnya.”

FDA juga menyarankan Anda untuk mempelajari lebih lanjut tentang risiko dan manfaat implan payudara. Ketahuilah bahwa kasus SCC dan berbagai limfoma dalam kapsul di sekitar implan payudara telah dilaporkan. Pantau implan payudara dan jika Anda melihat ada perubahan abnormal pada payudara atau implan, hubungi ahli bedah atau penyedia layanan kesehatan Anda.
FDA saat ini tidak merekomendasikan orang untuk melepas implan mereka karena risiko kanker ini. “Dengan obat-obatan, ada efek samping dari semua yang kita lakukan,” kata Dr. Grunley. "Orang-orang perlu memahami bahwa ada risiko kanker, tetapi risikonya sangat, sangat rendah."

NADIA RAICHAN FITRIANUR | PREVENTION

Baca juga: Tori Spelling Ganti Implan Payudara Demi Putri dan Kesehatannya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

3 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

5 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

6 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

8 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

12 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

13 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

13 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

15 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

18 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya