Dampak Sering Berteriak kepada Anak

Reporter

Tempo.co

Editor

Yunia Pratiwi

Selasa, 21 Juni 2022 10:15 WIB

Ilustrasi orang tua menasehati anak. howng.com

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang dengan cepat menjawab dengan "ya" atau "tidak" ketika ditanya apakah boleh meneriaki anak-anak untuk mendisiplinkan mereka. Namun, situasi yang dihadapi orang tua sering kali membuat sulit untuk mematuhi aturan seperti "Saya tidak akan pernah berteriak" atau "Saya akan berteriak karena anak-anak tidak akan belajar sebaliknya."

Ketika anak-anak berperilaku tidak baik atau melakukan sesuatu yang berisiko atau melakukan lelucon, berteriak bisa terasa seperti respons alami. Orang tua sering membentak atau meneriaki anak-anak mereka untuk mendisiplinkan mereka dan sepertinya itu satu-satunya cara untuk mendapatkan perhatian anak Anda, terutama ketika Anda sedang stres.

Jika Anda tidak ingin meneriaki anak-anak Anda secara umum tetapi sering berakhir melakukannya saat Anda kehilangan ketenangan, Anda mungkin akan dibebani dengan rasa bersalah nantinya. Ketahuilah bahwa berteriak tidak membuat Anda menjadi orang tua yang buruk. Namun, berteriak adalah "teknik" pengasuhan yang bisa kita lakukan tanpanya.

Orang tua mungkin merasa seperti mereka merendahkan dan memberikan disiplin yang memadai ketika meneriaki anak-anak mereka. Perbedaan antara teriakan berbahaya dan teriakan tidak berbahaya adalah soal isi, niat, dan frekuensi. "Jangan lari di jalan" bisa menjadi hal yang sangat baik untuk diteriakkan, tetapi menyebut anak "bodoh" sambil berteriak, ini yang dilarang.

Penting untuk mengetahui apakah Anda dapat meninggikan suara Anda, berdasarkan usia anak Anda. Balita tidak mungkin memahami logika teriakan dan hanya akan menyerap amarah. Ketika orang tua meneriaki balita, mereka menciptakan ketakutan, yang mencegah anak-anak mengenali bahwa orang tua mereka berusaha melindungi mereka.

Advertising
Advertising

Amati bagaimana anak Anda merespons teriakan dan sesudah berteriak. Anda harus mengendalikan diri jika teriakan Anda memicu konsekuensi negatif. Bagi beberapa anak, teriakan hanyalah orang tua yang keras sementara yang lain dapat menganggapnya sangat pribadi dan merasa terluka.

Ada kalanya bagus dan bahkan perlu untuk meninggikan suara Anda. Ini bisa terjadi ketika Anda memiliki anak-anak yang saling memukul atau mencoba sesuatu yang berbahaya yang dapat melukai mereka atau orang lain di sekitarnya. Ini adalah contoh ketika mengejutkan mereka dengan berteriak berhasil, tetapi begitu Anda mendapatkan perhatian anak-anak, Anda harus memodulasi suara Anda. Pada dasarnya, berteriak untuk memperingatkan, tetapi berbicaralah untuk menjelaskan.

Jika Anda mendapati diri Anda berteriak sepanjang waktu dan sepanjang hari, Anda memiliki masalah yang perlu dikendalikan. Gagal melakukannya setiap hari dan terus-menerus berteriak dan membentak mungkin merupakan strategi pengasuhan jangka panjang yang kurang produktif.

Ada beberapa tips untuk membantu Anda tetap tenang. Langkah pertama adalah mengetahui kapan Anda akan kehilangan ketenangan. Anda mungkin merasa mudah tersinggung, cemas, atau di luar kendali. Menyadari seperti apa rasanya tubuh Anda adalah kuncinya. Cari isyarat fisik seperti rahang terkatup, dada sesak, detak jantung meningkat, dan kulit Anda semakin hangat.

Ketika Anda melihat tanda-tanda ini, cobalah strategi cepat ini untuk membalikkan keadaan. Ambil napas dalam-dalam dan buang napas dan ulangi beberapa kali. Perhatikan lima hal di lingkungan terdekat Anda. Trik-trik ini menempatkan Anda pada saat ini yang menurunkan kecemasan Anda dan menenangkan saraf Anda.

Cobalah untuk menentukan pemicu yang membuat Anda berteriak di tempat pertama, terutama jika itu adalah faktor lain selain dari situasi seperti tenggat waktu kerja, stres dari tugas atau kesehatan. Cukup mengetahui pemicu Anda sebelumnya mengurangi kemungkinan bahwa Anda akan membiarkannya memicu Anda di lain waktu. Strategi-strategi ini efektif dan halus sehingga juga berhasil saat Anda berada di depan umum.

TIMES OF INDIA

Baca juga: 5 Tanda Anak Menunjukkan Perilaku Manipulatif

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

2 hari lalu

Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

Psikolog mengingatkan kakek atau nenek memahami jenis-jenis pola asuh ketika mengasuh cucu. Apa saja yang perlu dilakukan?

Baca Selengkapnya

Refleksi Nirina Zubir atas Perkara Mafia Tanah dengan Bekas ART: Mendobrak Tabu Percakapan Aset Orang Tua hingga Mulut Manis Sang Asisten

2 hari lalu

Refleksi Nirina Zubir atas Perkara Mafia Tanah dengan Bekas ART: Mendobrak Tabu Percakapan Aset Orang Tua hingga Mulut Manis Sang Asisten

Duel aktris Nirina Zubir melawan mafia tanah bekas asisten mendiang ibunya, Riri Khasmita, patut menjadi contoh orang ramai yang menghadapi kasus serupa.

Baca Selengkapnya

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

4 hari lalu

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

4 hari lalu

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

4 hari lalu

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.

Baca Selengkapnya

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

5 hari lalu

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

7 hari lalu

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.

Baca Selengkapnya

Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

9 hari lalu

Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.

Baca Selengkapnya

Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

9 hari lalu

Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.

Baca Selengkapnya

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

14 hari lalu

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat

Baca Selengkapnya