Megan Thee Stallion Ungkap Merasa Kuat Kadang Membuatnya Kesepian

Reporter

Tempo.co

Editor

Yunia Pratiwi

Minggu, 19 Juni 2022 17:50 WIB

Megan Thee Stallion. Instagram.com/@theestallion

TEMPO.CO, Jakarta - Megan Thee Stallion memandang kekuatannya sendiri sebagai berkah dan kutukan. Rapper berusia 27 tahun itu berbagi bahwa dia memandang kekuatannya sebagai aset, tetapi itu membuat orang tidak peduli tentang cara mereka memperlakukannya.

Bukan rahasia lagi bahwa Megan telah melalui beberapa pengalaman sulit. Dia kehilangan ayahnya pada usia 15 tahun, dan ibu serta neneknya meninggal hanya berselang dua minggu pada tahun 2019. Kemudian, pada tahun 2020, dia menjadi korban penembakan yang meninggalkannya dengan pecahan peluru di kakinya. Sejak saat itu dia berada di pusat pertempuran hukum dengan penembak dan telah menghadapi ejekan online tentang insiden tersebut.

"Dalam beberapa hal saya menjadi penjahat," kata Megan Thee Stallion tentang penembakan itu kepada Rolling Stone, seperti dilansir dari laman Shape. "Dan saya tidak tahu apakah orang tidak menganggapnya serius karena saya tampak kuat. Saya bertanya-tanya apakah itu karena penampilan saya. Apakah karena saya tidak cukup ringan? Apakah saya tidak cukup putih? ?Apa aku tidak berbentuk? Tingginya? Karena aku tidak mungil? Apa aku terlihat tidak pantas diperlakukan seperti wanita?"

Megan mengemukakan poin-poin penting tentang cara masyarakat sering memperlakukan perempuan kulit hitam. Banyak yang dirugikan oleh stereotip "wanita kulit hitam yang kuat", keyakinan bahwa wanita kulit hitam selalu tangguh dalam menghadapi kesulitan, seperti yang dilaporkan Chrissy King sebelumnya untuk Shape. Stereotip memiliki kemampuan untuk melakukan lebih banyak kerusakan daripada kebaikan.

Faktanya, sebuah studi tahun 2019 menemukan bahwa wanita yang menginternalisasi skema "wanita kulit hitam yang kuat" lebih cenderung mengalami kecemasan, depresi, dan kesepian, kata King. Para peneliti di balik penelitian ini berteori ini karena mereka yang terpengaruh oleh pola pikir ini lebih cenderung menunda merawat diri sendiri, menekan emosi mereka, dan memprioritaskan mengurus orang lain.

Advertising
Advertising

"Saya berusaha setiap hari untuk melewatinya dan menjadi baik," kata Megan, mengacu pada kebencian online. "Tapi aku tidak ingin mereka melihatku menangis. Aku tidak ingin mereka tahu bahwa aku merasa seperti ini, karena aku tidak ingin mereka merasa seperti, 'Oh, aku mengerti. Aku menghancurkanmu. .'"

Dikotomi antara ingin terlihat kuat dan memiliki emosi adalah sesuatu yang dieksplorasi Megan dalam musik barunya, khususnya lagu berjudul "Gift and Curse." "Saya bisa menjaga diri saya sendiri," jelasnya. "Saya sangat kuat secara emosional. Saya sangat mandiri," tambah Megan.

Namun, menjadi kuat adalah "berkah" dan "kutukan. "Itu membuat segalanya menjadi agak sepi kadang-kadang. Semua orang seperti, 'Yah, baguslah. Kamu mengerti. Aku tidak main-main denganmu.' Jadi saya merasa itu membuat orang memperlakukan saya tidak selembut yang saya inginkan," kata Megan.

Hal yang dialami Megan Thee Stallion baru-baru ini adalah pengingat penting. Bahwa, meskipun kekuatan tentu saja merupakan aset, setiap orang berhak diperlakukan dengan kebaikan dan kasih sayang — tidak peduli seperti apa penampilan mereka.

Baca juga: Megan Thee Stallion Raih Gelar Sarjana, Ingin Bikin Ibunya Bangga

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

4 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

4 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya

Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

5 hari lalu

Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

11 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

Kualitas yang Diharapakan dari Pasangan, Tak Cuma Sekedar Penampilan Fisik

16 hari lalu

Kualitas yang Diharapakan dari Pasangan, Tak Cuma Sekedar Penampilan Fisik

Berikut hal-hal yang bisa menjadi daya tarik seseorang lebih dari sekedar penampilan fisik dan akan membuat hubungan bertahan lebih lama.

Baca Selengkapnya

Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

23 hari lalu

Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

Perempuan disebut lebih rentan terserang burnout. Psikoterapis membagi tips untuk meredakannya.

Baca Selengkapnya

4 Dampak Buruk Kecanduan pada Kognitif Anak

34 hari lalu

4 Dampak Buruk Kecanduan pada Kognitif Anak

Kecanduan game atau media sosial sangat buruk terhadap kemampuan kognitif anak. Berikut empat dampak jeleknya.

Baca Selengkapnya

Psikiater Ungkap Penyebab Remaja Rentan Alami Kecanduan

34 hari lalu

Psikiater Ungkap Penyebab Remaja Rentan Alami Kecanduan

Remaja rentan mengalami kecanduan karena kondisi perkembangan otak yang belum sempurna atau matang. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Manfaat Berpikir Positif bagi Kesehatan Tubuh Menurut Psikiater

20 Februari 2024

Manfaat Berpikir Positif bagi Kesehatan Tubuh Menurut Psikiater

Psikiater mengatakan berpikir positif dapat menyehatkan tubuh dan membantu menyelesaikan masalah dengan lebih fokus.

Baca Selengkapnya

Makna Menangis dari Sisi Ilmiah, Benarkah Ada Gunanya?

19 Februari 2024

Makna Menangis dari Sisi Ilmiah, Benarkah Ada Gunanya?

Banyak hal terkait menangis dari sisi ilmiah, termasuk melepaskan hormon bahagia yang membantu mengobati luka dan meredakan stres. Adakah gunanya?

Baca Selengkapnya