7 Efek Diet Tinggi Protein yang Merugikan Kesehatan

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Minggu, 12 Juni 2022 09:38 WIB

Ilustrasi telur sebagai sumber protein yang meningkatkan massa otot (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Protein membantu pertumbuhan otot, menangkal rasa lapar, dan membantu penurunan berat badan, jadi nutrisi ini tampaknya baik untuk kesehatan. Tapi ternyata terlalu banyak mengonsumsi protein atau diet tinggi protein dapat menimbulkan efek serius bagi lingkar pinggang dan kesehatan.

Aturan praktisnya adalah memakannya 0,45 gram protein per pon (sekitar 0,45 kilogram) berat badan untuk pria dan 0,35 gram protein per pon untuk wanita, tapi rekomendasi asupan protein bervariasi menurut tingkat aktivitas. Jadi, jika seorang wanita dengan berat badan 150 pon atau 68 kilogram, tidak boleh mengonsumsi lebih dari 52,5 gram protein dalam sehari.

Inilah efek yang merugikan dari diet tinggi protein

1. Haus
Nitrogen dalam protein tidak hanya dapat menimbulkan efek bagi ginjal, tetapi juga dapat membuat merasa kering. "Nitrogen dalam jumlah tinggi bersifat racun. Jadi, agar tetap aman, tubuh menggunakan cairan dan air untuk mengeluarkannya, yang dapat membuat merasa haus," kata ahli diet terdaftar Cassie Bjork, RD, LD dari Healthy Simple Life. Menambah asupan air dapat melawan efeknya.

2. Napas bau
Umumnya orang yang mengonsumsi banyak protein untuk mengurangi karbohidrat. Saat menjalani diet rendah karbohidrat, tubuh mengubah lemak yang disimpan untuk energi. Ini hal baik untuk mengikis lemak perut, tapi tidak terlalu bagus untuk napas. "Bila tidak makan cukup karbohidrat, tubuh membakar lemak dan protein untuk bahan bakar. Proses ini disebut ketosis. Sayangnya, keton memiliki bau yang tidak sedap yang tidak dapat ditutupi dengan menyikat gigi atau flossing," kata ahli diet terdaftar Isabel Smith.

3. Berat badan bertambah
Diet tinggi protein dan rendah karbohidrat dapat membantu menurunkan berat badan pada awalnya, tetapi sebenarnya dapat menyebabkan penambahan berat badan dalam jangka panjang, menurut sebuah penelitian di Spanyol. Tambahan berat badan dalam penelitian itu adalah sepuluh persen dari berat badan awal.

4. Membebani ginjal
Saat menyantap steak, dada ayam, atau sumber pembentuk otot lainnya, berarti juga mengonsumsi nitrogen yang secara alami terdapat dalam asam amino yang membentuk protein. Protein dalam jumlah normal, nitrogen akan keluar. Tetapi ketika makan banyak, ginjal harus bekerja keras untuk membuang semua nitrogen ekstra, jelas Bjork. "Dalam jangka pendek, ini tidak berbahaya bagi kebanyakan orang. Tetapi jika menjalani diet tinggi protein untuk waktu yang lama, Anda dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal," dia memperingatkan.

Advertising
Advertising

5. Menambah lemak perut
Ketika mengonsumsi lebih banyak protein daripada yang dibutuhkan tubuh, protein ekstra kemungkinan akan disimpan sebagai lemak, sedangkan kelebihan asam amino akan dibuang begitu saja.

6. Memperpendek umur
Menurut sebuah penelitian di Cell Metabolism yang diikuti ribuan orang dewasa selama hampir 20 tahun, mereka yang makan makanan kaya protein hewani empat kali lebih mungkin meninggal karena kanker daripada mereka yang mengikuti diet rendah protein. Dan temuan lain yang mendukung temuan tersebut. Dalam studi lain yang dikutip oleh WebMD terhadap ribuan orang, peneliti menemukan bahwa pelaku diet tinggi protein memiliki risiko kematian 66 persen lebih besar selama masa studi dibandingkan mereka yang makan lebih sedikit protein.

7. Mual
Diet tinggi protein seperti terlalu banyak mengonsumsi dada ayam, protein shake, dan telur, enzim pencernaan tidak dapat mengimbangi semua protein yang dikonsumsi, kata Bjork. "Hal ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan mual. Mengurangi asupan protein akan meredakan perut yang tidak nyaman," kata dia.

EATTHIS.COM

Baca juga: Berapa Banyak Protein yang Dibutuhkan Tubuh Setiap Hari?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

7 hari lalu

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

13 hari lalu

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

16 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

19 hari lalu

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat

Baca Selengkapnya

Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

21 hari lalu

Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

Konsumsi opor dan gulai yang identik dengan hidangan Lebaran perlu diseimbangkan dengan makanan sumber serat seperti sayur dan buah.

Baca Selengkapnya

Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

24 hari lalu

Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

Dokter mengingatkan masyarakat agar sebisa mungkin memilih daging sapi tanpa lemak untuk hidangan Lebaran agar kesehatan tetap terjaga.

Baca Selengkapnya

Sajian Berlemak Saat Lebaran, Ahli Gizi Unair Bagikan Tips Makan Opor dan Rendang

24 hari lalu

Sajian Berlemak Saat Lebaran, Ahli Gizi Unair Bagikan Tips Makan Opor dan Rendang

Sajian makanan kaya lemak saat Lebaran aman dikonsumsi asal tahu batasannya. Simak penuturan ahli gizi dari Unair berikut ini.

Baca Selengkapnya

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

33 hari lalu

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.

Baca Selengkapnya

10 Tips Menyimpan Makanan Berbahan Santan

35 hari lalu

10 Tips Menyimpan Makanan Berbahan Santan

Masakan dengan kuah santan selalu menjadi favorit banyak orang. Begini menyimpan makanan bersantan agar awet.

Baca Selengkapnya

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

36 hari lalu

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

Alpukat dikenal karena sifat anti-inflamasi dan baik untuk kesehatan jantung. Apa lagi manfaat alpukat yang perlu Anda ketahui?

Baca Selengkapnya