Gangguan Kehamilan yang Menjadi Tanda Awal Kelahiran Prematur

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Minggu, 22 Mei 2022 17:40 WIB

Ilustrasi ibu hamil. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kelahiran prematur didefinisikan sebagai bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Kondisi ini merupakan penyebab utama kematian bayi dan dapat mengakibatkan kecacatan jangka panjang bagi mereka yang bertahan hidup. Setiap tahun, sekitar 1 juta anak meninggal akibat komplikasi kelahiran prematur. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, banyak penyintas akan hidup dengan disabilitas selama sisa hidup mereka, termasuk ketidakmampuan belajar dan masalah penglihatan dan pendengaran.

Menurut Gauri Agarwal, dokter spesialis kandungan dan kebidanan dan konsultan kesuburan di India, kelahiran prematur dapat terjadi karena sejumlah alasan. Sebagian besar kelahiran prematur terjadi secara alami. Kehamilan ganda, infeksi, solusio plasenta (terpisahnya plasenta dari rahim), sedikitnya cairan ketuban dan kondisi kronis seperti diabetes dan tekanan darah tinggi adalah penyebab umum kelahiran prematur. Namun, dalam banyak kasus, tidak ada penyebab yang teridentifikasi. Terkadang, faktor genetik juga bertanggung jawab atas kelahiran prematur.

Sebelum bayi lahir prematur, ada tanda peringatan yang dialami ibu hamil. Perut mengencang (kontraksi) secara teratur atau sering, sakit punggung terus-menerus, sensasi tekanan panggul atau perut bagian bawah, dan kram perut ringan adalah tanda-tanda persalinan prematur. Bercak vagina atau pendarahan ringan dapat terjadi dalam beberapa kasus, sementara yang lain mungkin melihat perubahan jenis keputihan, berair, seperti lendir, atau berdarah.

Di antara banyak pemicunya, ada tiga hal yang paling banyak terjadi yakni solusio plasenta, tekanan darah tinggi, dan cairan ketuban kurang. Wanita harus menghindarinya dengan berhenti merokok dan berpantang narkoba. Tekanan darah dan diabetes harus dijaga pada tingkat yang optimal. Wanita juga harus melakukan tindakan pencegahan kesehatan dan keselamatan seperti mengenakan sabuk pengaman dan memberi tahu dokter jika mereka mengalami trauma perut atau pendarahan vagina.

Bagaimana cara menghindari kelahiran prematur? Selama kehamilan, seorang wanita harus tetap terhubung dengan dokternya. Jika dia memiliki faktor risiko kelahiran prematur, seperti pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya atau memiliki masalah dengan rahim atau leher rahimnya, dia harus segera memberi tahu dokter. Setelah berkonsultasi dengan dokter, wanita hamil dapat disarankan beberapa suplemen hormon atau kadang-kadang prosedur bedah bersama dengan asam folat untuk mencegah kelahiran prematur. Jika ibu hamil dan bayi sama-sama sehat, tunggu hingga setidaknya 39 minggu untuk melahirkan.

Advertising
Advertising

Jika dibandingkan dengan bayi normal, bayi prematur membutuhkan perhatian medis yang lebih. Penyebab persalinan prematur dan seberapa dini bayi dilahirkan menentukan tingkat perawatan. Bayi prematur mungkin memiliki masalah terkait kelahiran yang memerlukan perhatian medis khusus. Mereka biasanya memiliki masalah pernapasan, kekebalan rendah, dan rentan terhadap infeksi, infeksi virus, dan penyakit kuning.

Bayi prematur juga mungkin memiliki masalah kesehatan yang serius seperti sepsis, pendarahan otak, atau kondisi lain yang memerlukan perhatian khusus. Kelahiran prematur memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan ibu, dan dia juga membutuhkan perawatan khusus. Tingkat kecemasan dan stresnya mungkin mengaburkan penilaiannya dan memengaruhi cara dia merawat bayinya. Oleh karena itu, baik ibu maupun anak harus diawasi selama beberapa hari.

Bagi ibu hamil, penting untuk menjalani gaya hidup sehat agar memiliki kehamilan yang aman dan mencegah kelahiran prematur. Tembakau, merokok, rokok elektrik, dan asap rokok harus dihindari. Jangan minum alkohol saat ingin hamil atau saat hamil. Hindari menggunakan obat-obatan terlarang dan menyalahgunakan obat resep. Konsumsi makanan seimbang yang kaya zat besi dan asam folat. Berusahalah untuk aktif setiap hari, olahraga selama 30 menit per hari. Tekanan darah dan diabetes harus dikontrol. Untuk menghindari obesitas, turunkan berat badan; jika kekurangan berat badan, naikkan berat badan. Kurangi stres dengan berlatih yoga, meditasi, aktif, bergabung dengan kelompok pendukung, menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan, dan menjalin hubungan yang sehat dengan pasangan yang bebas dari kekerasan.

TIMES OF INDIA

Baca juga: 1 dari 10 anak Lahir Prematur, Kenali Faktor Risiko Persalinan Dini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

UNICEF : Fasilitas Vital Kehabisan Bahan Bakar jika Perlintasan Rafah Ditutup

9 hari lalu

UNICEF : Fasilitas Vital Kehabisan Bahan Bakar jika Perlintasan Rafah Ditutup

Kepala UNICEF Catherine Russel melaporkan fasilitas vital yang mulai kehabisan bahan bakardi Jalur Gaza akibat penutupan perlintasan Rafah

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

17 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

7 Rekomendasi Makanan Ibu Hamil Trimester Pertama yang Bagus untuk Janin

19 hari lalu

7 Rekomendasi Makanan Ibu Hamil Trimester Pertama yang Bagus untuk Janin

Ada beberapa rekomendasi makanan ibu hamil trimester pertama yang harus Anda ketahui. Namun, pastikan makanan sudah dicuci bersih dan matang.

Baca Selengkapnya

15 Makanan Penghilang Mual untuk Ibu Hamil yang Wajib Dicoba

19 hari lalu

15 Makanan Penghilang Mual untuk Ibu Hamil yang Wajib Dicoba

Saat hamil muda, Anda sebaiknya mengonsumsi makanan penghilang mual untuk ibu hamil. Baiknya konsumsi makanan sehat dan bergizi.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

20 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

22 hari lalu

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.

Baca Selengkapnya

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

24 hari lalu

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

Selain memahami bahaya persalinan, ibu hamil juga harus menyiapkan keperluan untuk membantu lancarnya proses kelahiran.

Baca Selengkapnya

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

27 hari lalu

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

27 hari lalu

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

Serangan brutal Israel pada Sabtu malam di Rafah menewaskan 18 orang, termasuk 14 anak-anak. Dokter berhasil menyelamatkan bayi dari jasad ibu hamil

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

29 hari lalu

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.

Baca Selengkapnya