Benarkah Stres Sebabkan Kenaikan Berat Badan?

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Selasa, 15 Maret 2022 14:11 WIB

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Penyebab meningkatnya berat badan tidak hanya berasal dari faktor makanan atau hormonal, tetapi juga faktor psikologis yang mendukung. Stres dan berat badan merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama lain.

Hal tersebut terjadi karena peran hormon kortisol yang berperan sangat signifikan dalam hubungan antara stres dan kenaikan berat badan. Lantas, bagaimana penjelasannya?

Dilansir dari Very Well Mind, peningkatan hormon stres kortisol dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Hal ini karena setiap stres, kelenjar adrenal dalam tubuh melepaskan adrenalin dan kortisol. Otak merespons stres sebagai ancaman sehingga hormon kortisol bersama dengan adrenalin, yang terdiri atas efinefrin dan norepinefrin meresponnya, sebagai ‘lawan atau lari’.

Kondisi ini menstimulus glukosa (sumber energi utama tubuh) lepas menuju ke dalam aliran darah. Pelepasan glukosa ini merupakan respons tubuh guna memberikan energi kepada tubuh untuk menghadapi stres.

Setelah stres mereda, adrenalin akan habis dan lonjalan gula darah menurun. Namun, hal ini tidak berlaku bagi hormon kortisol. Kadar kortisol dalam tubuh tetap meningkat dalam waktu cukup lama. Hormon kortisol bekerja keras untuk mengisi energi tubuh yang hilang ini.

Advertising
Advertising

Melansir dari Medicine Net, kadar kortisol yang tinggi ini tetap meningkat secara terus-menerus di dalam tubuh, terlebih ketika seseorang mengalami stres kronis.

Hormon kortisol memiliki beberapa fungsi dalam tubuh, salah satunya menyediakan energi bagi tubuh. Kortisol mampu merangsang metabolisme lemak dan karbohidrat secara cepat serta merangsang pelepasan insulin dan pemeliharaan kadar gula darah. Hal ini memicu peningkatan nafsu makan tubuh.

Karena itu, stres kronis atau stres yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan peningkatan kadar kortisol. Hal ini bisa merangsang nafsu makan sehingga terjadi penambahan berat badan atau kesulitan menurunkan berat badan yang tidak diinginkan.

Melansir dari WebMD, stres dan peningkatan kortisol juga bisa menyebabkan penumpukan lemak di daerah perut daripada di pinggul. Penumpukan lemak ini telah disebut sebagai "lemak beracun" karena penimbunan lemak perut sangat berkorelasi dengan perkembangan penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke.

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca juga: Delapan Kiat Mengelola Stres

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

10 jam lalu

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

Doomscrolling mengacu pada kebiasaan terus-menerus menelusuri berita buruk atau negatif di media sosial atau internet, sering untuk waktu yang lama.

Baca Selengkapnya

Waspada Dampak Obesitas pada Anak

1 hari lalu

Waspada Dampak Obesitas pada Anak

Dampak obesitas pada anak terhadap harapan hidup sangat besar.

Baca Selengkapnya

Spesialis Saraf Jelaskan Segala Hal tentang Penyakit Parkinson

1 hari lalu

Spesialis Saraf Jelaskan Segala Hal tentang Penyakit Parkinson

Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif sejalan dengan proses penuaan sistem saraf di otak ketika zat dopamin mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

7 Cara Alami Meredakan Hipertensi Tanpa Obat

1 hari lalu

7 Cara Alami Meredakan Hipertensi Tanpa Obat

Mengatasi hipertensi tidak selalu dengan obat. Masalah kesehatan ini juga bisa diatasi dengan melakukan beberapa hal berikut ini.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

3 hari lalu

BRIN Kembangkan Sensor Pendeteksi Kecemasan dan Stres Pegawai

Riset ini berpeluang untuk membuat pemetaan sensor yang bisa mendeteksi kecemasan dan tingkat stres pada pegawai.

Baca Selengkapnya

5 Tanda Seseorang Butuh Me Time

6 hari lalu

5 Tanda Seseorang Butuh Me Time

Me time atau waktu sendirian merupakan cara yang sehat untuk meremajakan diri, mengurangi stres, dan memulihkan energi

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

16 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

19 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

19 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

19 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya