Cara Orang Tua Hadapi Konflik Bisa Mempengaruhi Kesehatan Mental Anak

Reporter

Tempo.co

Editor

Yunia Pratiwi

Selasa, 1 Maret 2022 08:00 WIB

Ilustrasi orang tua bertengkar di depan anak-anak. huffpost.com

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak ada hubungan yang jauh dari argumen, ketidaksepakatan, dan konflik, bahkan dalam hubungan yang sehat. Tetapi meskipun mungkin tampak normal bagi Anda, anak Anda mungkin terpengaruh secara negatif oleh tindakan Anda dan pasangan. Tidak ada yang tahu kapan pertengkaran antara pasangan yang dilihat anak-anak dapat mempengaruhi kondisi kesehatan mentalnya.

Mengingat konflik orang tua, seorang anak mungkin menjadi rentan terhadap kecemasan, depresi, ketidaknyamanan dan bahkan berjuang dengan hubungan mereka di masa depan. Bergantung pada seberapa parah atau agresifnya ketidakpuasan perkawinan atau pertengkaran orang tua, hal itu dapat merusak jiwa anak. Sebab itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui bagaimana menangani perselisihan mereka secara pribadi dan dewasa, sambil memastikan bahwa anak-anak tidak terpengaruh oleh hal yang sama.

Setiap anak mencari nasihat, bimbingan dan dukungan orang tua mereka, itulah sebabnya, jika orang tua mengungkapkan diri mereka yang paling tidak menyenangkan kepada anak-anak mereka, kemungkinan akan membingungkan mereka, membuat mereka tidak nyaman.

Seperti dilansir dari laman Times of India, penelitian telah menunjukkan bahwa pertengkaran orang tua berdampak pada anak-anak mereka dengan cara yang paling negatif. Orang tua yang terlibat dalam argumen beracun, menyebut nama dan saling menghina dapat memberikan kesan yang salah kepada anak-anak, yang menyebabkan kerusakan emosional.

Para peneliti di University of Oregon menemukan bahwa anak-anak berusia 6 bulan dapat dipengaruhi secara negatif oleh argumen orang tua yang keras. Selain itu, orang dewasa muda hingga usia 19 tahun juga dapat terpengaruh oleh hal yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan orang tua, bagaimana mereka memutuskan untuk menangani tindakan mereka, mempengaruhi bagaimana anak-anak mereka tumbuh atau menangani masalah mereka.

Advertising
Advertising

Beberapa dampak negatif dari konflik orang tua pada anak-anak termasuk perasaan tidak aman, stres, bingung tentang masa depan dan juga dapat meregangkan hubungan orang tua-anak. Mengingat bahwa orang tua yang terlibat dalam perkelahian, mereka cenderung tidak memperhatikan kebutuhan dan keinginan anak.

Para ahli percaya konflik orang tua yang belum terselesaikan dapat mempengaruhi kehidupan anak dalam jangka panjang. Efeknya dapat bertahan bahkan dalam kehidupan dewasa mereka. Sama seperti orang tua, mereka mungkin merasa sulit untuk mempertahankan hubungan yang sehat ketika mereka lebih tua. Sementara mereka tumbuh dengan pertengkaran orang tua satu sama lain, mereka mungkin menemukan sifat agresif mereka normal dan dapat dibenarkan.

Agresi yang meningkat dapat menjadi masalah dalam kehidupan dewasa seorang anak. Mereka mungkin menjadi lebih rentan terhadap kesalahan dan masalah perilaku yang dapat membawa mereka ke masalah lebih lanjut. Selain itu, anak-anak terus memiliki pendekatan pesimistis terhadap kehidupan dan persepsi negatif terhadap orang lain, yang mengarah pada gangguan kehidupan sosial dan harga diri yang rendah. Sebuah studi tahun 2012 yang diterbitkan dalam Journal of Youth and Adolescence menemukan bahwa anak-anak yang menjadi sasaran konflik orang tua cenderung kurang percaya diri.

Orang tua yang kehilangan ketenangan di depan anak-anak mereka harus tahu seberapa parah pengaruh mereka terhadap kesejahteraan mental anak mereka. Penting untuk dicatat bahwa adalah tugas Anda untuk memberi anak Anda masa kanak-kanak yang sehat daripada masa kanak-kanak yang bergejolak. Meskipun pertengkaran dan perselisihan adalah hal yang wajar, berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk meminimalkan kerusakan yang terjadi pada pikiran anak.

Tindakan yang perlu dilakukan orang tua saat berkonflik untuk menjaga kesehatan mental anak:

- Jaga diskusi Anda tetap pribadi. Hindari melibatkan anak-anak.
- Bersikap sopan dan santun, agar anak tahu bahwa berteriak dan menjerit bukanlah satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah.
- Berkomunikasi secara produktif. Jangan tumpang tindih satu sama lain, melainkan bergiliran untuk berbicara.
- Fokus pada menemukan solusi daripada meninjau kembali kesalahan.
- Di tengah semua kekacauan, jangan abaikan anak-anak Anda.
- Pastikan Anda memberi tahu anak Anda bahwa itu bukan masalahnya.

Baca juga: 5 Tanda Anda dan Pasangan Siap Memiliki Anak

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

12 jam lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

23 jam lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

1 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

2 hari lalu

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

2 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

3 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

6 hari lalu

Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

Psikolog mengingatkan kakek atau nenek memahami jenis-jenis pola asuh ketika mengasuh cucu. Apa saja yang perlu dilakukan?

Baca Selengkapnya

Refleksi Nirina Zubir atas Perkara Mafia Tanah dengan Bekas ART: Mendobrak Tabu Percakapan Aset Orang Tua hingga Mulut Manis Sang Asisten

6 hari lalu

Refleksi Nirina Zubir atas Perkara Mafia Tanah dengan Bekas ART: Mendobrak Tabu Percakapan Aset Orang Tua hingga Mulut Manis Sang Asisten

Duel aktris Nirina Zubir melawan mafia tanah bekas asisten mendiang ibunya, Riri Khasmita, patut menjadi contoh orang ramai yang menghadapi kasus serupa.

Baca Selengkapnya

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

8 hari lalu

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

8 hari lalu

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.

Baca Selengkapnya