Sering Tidur dengan Kipas Angin Menyala Bisa Berbahaya, Ini 6 Alasannya

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Senin, 14 Februari 2022 20:38 WIB

Ilustrasi wanita tidur. Freepik.com/Tirachardz

TEMPO.CO, Jakarta - Tidur dengan kipas angina menyala jadi rutinitas sebagian orang. Angin sepoi-sepoi dari kipas angin membantu tetap sejuk dan nyaman di malam hari, ditambah suara pelan kipas angin bisa menjadi white noise yang bikin tidur nyenyak. Tapi, amankah tidur dengan kipas angina menyala?

Tidur dengan kipas angin ada untung ruginya, tapi kebanyakan berbahaya bagi kesehatan. Inilah alasan mengapa tidur di sebelah kipas angin kurang ideal untuk kesehatan.

1. Memicu alergi dan asma

"Pada pasien dengan alergi terhadap debu atau antigen dalam ruangan lainnya, kipas angin dapat mengaduk partikel di dalam ruangan atau menyebarkan debu yang terkumpul pada kipas itu sendiri," kata Raj C. Dedhia, profesor otorhinolaryngology dan obat tidur di University of Pennsylvania's Perelman School of Medicine, Amerika Serikat.

Kipas angin dapat menyebarkan tungau debu, bulu hewan peliharaan, dan lainnya, yang dapat memperburuk gejala alergi atau asma.

Advertising
Advertising

2. Bisa membuat kualitas udara buruk

Membuka jendela dan menyalakan kipas angin di malam hari mungkin membuat kamar menjadi sejuk, tapi itu lebih banyak kerugiannya. Jika tinggal di lingkungan perkotaan di mana ada banyak partikel emisi diesel, kipas angin dapat memasukkan polutan udara luar ruangan ke dalam dan terhirup.

"Itu sangat berbahaya, baik ada alergi debu atau tidak," kata Sam Huh, kepala otolaringologi di Rumah Sakit Mount Sinai Brooklyn.

3. Bikin hidung tersumbat

Jika pernah mengalami hidung tersumbat setelah tidur dengan kipas angin menyala, ternyata ada alasannya. Aliran udara langsung yang bertiup menyerap kelembapan dari tubuh dan mengeringkan selaput lendir, kata Hah.

Setelah hidung Anda teriritasi, muncul lendir secara berlebihan. Itu karena kelenjar musin bekerja mengkompensasi dan menutupi semua bagian kering di saluran hidung, katanya. Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan selaput lendir dan menyebabkan mampet.

4. Lebih mudah sakit

Ketika sering tidur dengan kipas angin, selaput lendir mungkin mengering. Dan tanpa jumlah lendir yang tepat, orang menjadi lebih rentan sakit. "Normalnya lendir kita memberikan lapisan perlindungan sehingga semua jenis iritasi atau organisme tidak bisa menembus. Tapi begitu mengering, mukosa menjadi sangat mudah ditembus," kata Hah.

5. Dapat menyebarkan kuman

Tidur dengan kipas angin tidak hanya melemahkan pertahanan hidung terhadap kemungkinan infeksi, tetapi juga dapat menyebarkan kuman. Jika berbagi kamar tidur dengan orang yang sedang pilek, kipas angin akan meniupkan partikel virus ke segala arah, kata Hah.

6. Mengeringkan kulit

Deru udara dari kipas angin tak hanya mengeringkan selaput lender, tapi itu juga bisa mengeringkan kulit, terutama di iklim dingin dengan udara dalam ruangan yang kering dan panas, kata Dedhia.

Ingat, kipas angin menyerap kelembapan dari kulit. Ini bahkan bisa membuat sedikit dehidrasi, kata Hah. Itu karena ketika tidur, tubuh pada dasarnya berpuasa tidak minum air, menggunakan kipas angin dapat menambah kehilangan cairan dan kelembapan, kata dia.

LIVESTRONG

Baca juga: 5 Tips Sederhana agar Anda Lebih Mudah Tidur Malam

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Contoh Energi Terbarukan yang Menyimpan Cadangan Tak Terhingga

12 jam lalu

Contoh Energi Terbarukan yang Menyimpan Cadangan Tak Terhingga

Energi terbarukan akan ada sepanjang masa, jika dimanfaatkan dan digunakan dengan tepat. Simak contoh-contoh yang termasuk dalam energi terbarukan.

Baca Selengkapnya

Riset Ungkap 10 Penyebab Bersin Paling Umum, dari Dupa sampai Bunga

2 hari lalu

Riset Ungkap 10 Penyebab Bersin Paling Umum, dari Dupa sampai Bunga

Berikut 10 penyebab bersin terbanyak hasil riset pada 2.000 orang, bukan hanya karena alergi atau sedang flu.

Baca Selengkapnya

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

5 hari lalu

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

Paparan parfum pada kulit bayi bisa menyebabkan iritasi bahkan infeksi pernapasan.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

8 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

8 hari lalu

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

Berikut beberapa teknik pernapasan yang dapat Anda praktikkan untuk memeprmudah tidur pada malam hari

Baca Selengkapnya

Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

12 hari lalu

Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

Ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi terjadinya alergi pada anak selain alergen, termasuk ras dan keturunan.

Baca Selengkapnya

Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

12 hari lalu

Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

Kenali empat gejala khas rinitis alergi yang terlihat pada anak, yakni bersin berulang, hidung gatal, hidung meler, dan hidung tersumbat.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

13 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

13 hari lalu

Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

Penderita diabetes tipe 2 mengalami masalah gangguan tidur karena ketidakstabilan kadar gula darah dan gejala terkait diabetes.

Baca Selengkapnya

8 Cara Mencegah Jet Lag ala Pramugari setelah Penerbangan Jarak Jauh

13 hari lalu

8 Cara Mencegah Jet Lag ala Pramugari setelah Penerbangan Jarak Jauh

Pramugari dan pakar perjalanan berbagi cara mencegah jet lag setelah penerbangan jarak jauh, dari mengatur waktu sampai jalan-jalan sore hari.

Baca Selengkapnya