Alasan Intermittent Fasting Bisa Mempengaruhi Kesehatan Mental

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Senin, 14 Februari 2022 06:32 WIB

Ilustrasi diet intermitten fasting. Freepik.com/user14908974

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak selebriti dan instruktur kebugaran menjalani intermittent fasting atau puasa berselang untuk menurunkan berat badan. Terlepas dari segudang manfaat yang ditawarkan, diet memiliki efek besar pada kesehatan mental seseorang, kata para ahli.

Intermittent fasting adalah pola makan di mana dalam sehari seseorang berpuasa dalam beberapa jam. Durasi puasanya bermacam-macam, bisa 8 jam, 16 jam atau 18 jam.

"Studi pada manusia, hampir secara menyeluruh, telah menunjukkan bahwa intermittent fasting aman dan efektif, tetapi sebenarnya tidak lebih efektif daripada diet lainnya. Selain itu, banyak orang merasa sulit untuk berpuasa," menurut Harvard Medical School dalam sebuah laporan.

Dalam laporan itu juga dituliskan bahwa jika sel-sel kita tidak menggunakan semuanya (kalori), tubuh menyimpannya dalam sel-sel lemak. Tapi gula hanya bisa masuk ke sel kita dengan insulin, hormon yang dibuat di pankreas. Insulin membawa gula ke dalam sel-sel lemak dan menyimpannya. “Di antara waktu makan, selama kita tidak ngemil, kadar insulin kita akan turun dan sel-sel lemak dapat melepaskan gula yang disimpan, untuk digunakan sebagai energi. Seluruh gagasan IF adalah membiarkan kadar insulin turun cukup banyak dan cukup lama sehingga tubuh membakar lemak," Harvard Medical School menjelaskan lebih jauh.

Laporan tersebut, yang mengatakan bahwa intermittent fasting sulit dilakukan, juga menyarankan untuk memulai dengan bentuk puasa yang sederhana. "Batasi jam makan dalam sehari, dan untuk efek terbaik, lakukan di pagi hari (antara jam 7 pagi sampai jam 3 sore, atau bahkan jam 10 pagi sampai jam 6 sore, tapi yang pasti jangan di malam hari sebelum tidur)," demikian tertulis dalam laporan.

Intermittent fasting berguna untuk mengurangi gula darah tinggi, mengurangi peradangan, dan membakar lemak berlebih, tapi memiliki efek buruk pada kesehatan mental seseorang.

Advertising
Advertising

Menurut para ahli, puasa berselang dapat mempengaruhi suasana hati seseorang. Saat berpuasa kadar gula darah menurun, kortisol atau hormon stres tubuh meningkat. Membatasi makanan juga dapat mempengaruhi kadar serotonin atau hormon bahagia dalam tubuh. Inilah sebabnya mengapa seseorang harus mempertimbangkan bentuk-bentuk puasa yang sederhana. Jaga agar jendela puasa tetap kecil sehingga tidak mempengaruhi kesehatan mental.

Fakta mengejutkan lainnya yang ditunjukkan oleh para ahli dalam diet ini adalah bahwa hal itu dapat mempengaruhi orang yang menderita diabetes. Penurunan gula darah secara tiba-tiba selama puasa dan lonjakan tiba-tiba setelah makan dapat mengganggu kesehatan biologis dan mental pasien diabetes.

Karena komitmen untuk puasa intermiten, orang sering melewatkan pertemuan dengan teman. Ini membatasi orang dari interaksi sosial dan efeknya menjadi depresi dan kesepian.

Pola makan-puasa ini dapat mempengaruhi mereka yang memiliki gangguan makan yang serius. Para ahli menyarankan mereka yang pernah memiliki masalah makan tidak boleh mencoba puasa intermiten karena dapat memicu masalah makan dan dapat mengganggu fungsi biologis individu.

Jika tidak bisa menjalani intermittent fasting untuk menurunkan berat badan, banyak cara lain yang bisa dilakukan. Olahraga dan mengatur pola makan adalah kuncinya. Mulailah dengan mengontrolnya terlebih dahulu. Hentikan kenaikan berat badan, kemudian mulailah mengurangi kalori ekstra. Makan buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, lentil, biji-bijian, protein tanpa lemak, dan lemak sehat, aktif sepanjang hari, membangun otot, membatasi jam makan, hindari ngemil memiliki dampak kesehatan yang lebih baik dan sehat.

TIMES OF INDIA

Baca juga: 6 Alasan Intermittent Fasting Gagal Turunkan Berat Badan dan Bikin Tubuh Bugar

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

1 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

2 hari lalu

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.

Baca Selengkapnya

Diet Mediterania Baik untuk Penderita Asam Urat, Apa yang Boleh Disantap?

2 hari lalu

Diet Mediterania Baik untuk Penderita Asam Urat, Apa yang Boleh Disantap?

Penderita asam urat perlu menjaga jenis dan pola makan agar tetap sehat. Diet Mediterania disebut baik untuk penderita kadar asam urat.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

4 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

4 hari lalu

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

8 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

9 hari lalu

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan mental

Baca Selengkapnya

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

11 hari lalu

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah

Baca Selengkapnya

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

11 hari lalu

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial

Baca Selengkapnya

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

11 hari lalu

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Baca Selengkapnya