Kesepian Berdampak Buruk bagi Kesehatan, Sama Bahayanya dengan Obesitas

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Jumat, 29 Oktober 2021 14:05 WIB

Ilustrasi wanita kesepian. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Obesitas dan merokok adalah dua faktor risiko yang bisa menyebabkan penyakit mematikan. Satu lagi faktor risiko yang jadi ancaman yang sama bahayanya, bahkan bisa lebih, adalah kesepian atau kesendirian.

Dilansir darI Express.co,uk, Rabu, 27 Oktober 2021, penelitian yang melibatkan 300 ribu orang menemukan bahwa hidup lebih lama membutuhkan lebih dari diet sehat, olahraga rutin, dan gen yang baik. Berdasarkan Australian Longitudinal Study of Ageing, ikatan sosial yang kuat juga bisa meningkatkan umur panjang hingga 50 persen dalam satu dekade.

Selain itu, data mengungkapkan bahwa memiliki teman dekat dapat memberikan dampak kesehatan yang lebih baik daripada hanya dekat dengan keluarga.

Punya sedikit teman dinilai sama bahayanya dengan merokok 15 batang sehari, dan lebih berbahaya daripada obesitas, menurut laporan Business Insider. Sementara, orang yang memiliki teman paling banyak cenderung hidup lebih lama sebesar 22 persen.

"Kesepian, hidup sendiri dan hubungan sosial yang buruk sama buruknya untuk kesehatan, seperti merokok 15 batang sehari," menurut penelitian itu.

Lebih lanjut, peneliti juga mengungkapkan bahwa kesepian dapat meningkatkan risiko kematian hingga 26 persen, lebih buruk bagi daripada obesitas.

Alasannya, kesepian dan isolasi sosial dikaitkan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, depresi, penurunan kognitif, dan demensia.

Advertising
Advertising

Marmalade Trust, lembaga yang menyelidiki topik kesepian, menyatrakan bahwa manusia secara biologis memiliki kebutuhan kontak sosial. "Kesepian adalah ketidaksesuaian yang dirasakan antara kualitas atau kuantitas hubungan sosial yang dimiliki seseorang dan apa yang ingin mereka miliki."

Kesepian bisa terjadi bahkan ketika seseorang sedang dalam suatu hubungan atau saat menghabiskan waktu bersama teman atau keluarga. Hal itu biasanya terjadi karena dia merasa tidak dimengerti atau diperhatikan oleh orang-orang di sekitar.

Ada lima jenis kesepian yang teridentifikasi, yakni kesepian emosional, kesepian sosial, kesepian sementara, kesepian situasional, dan kesepian kronis.

Beberapa hal yang meningkatkan perasaan kesepian antara lain pindah dari rumah, memulai belajar atau bekerja di tempat baru, menjadi orang tua baru, putus cinta, berduka cita, dan pensiun.

Baca juga: 7 Gejala Kesepian Kronis, Merasa Terisolasi Hingga Tak Punya Teman Sejati

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

2 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

6 hari lalu

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.

Baca Selengkapnya

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

6 hari lalu

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

8 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

8 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

9 hari lalu

Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

Masyarakat diimbau mengontrol gula darah, tekanan darah, dan kolesterol demi mencegah serangan stroke yang bisa datang kapan pun.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

10 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

13 hari lalu

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

15 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

16 hari lalu

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?

Baca Selengkapnya