6 Alasan Intermittent Fasting Gagal Turunkan Berat Badan dan Bikin Tubuh Bugar

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Minggu, 10 Oktober 2021 06:00 WIB

Ilustrasi diet intermitten fasting. Freepik.com/user14908974

TEMPO.CO, Jakarta - Dari banyak jenis diet untuk menurunkan berat badan, intermittent fasting atau puasa berselang adalah salah satu yang paling populer. Pola makan ini bukan sekadar diet, tapi lebih seperti gaya hidup.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet ini tidak hanya membantu menurunkan berat badan, tetapi juga mengurangi risiko kondisi kesehatan kronis. Namun, mengikuti diet ini tidak sesederhana yang terlihat. Salah menjalankannya justru bisa jadi bumerang.

Hal yang perlu diperhatikan dari intermittent fasting adalah siklus antara puasa dan makan. Pola ini lebih tentang “kapan” daripada “apa” yang dimakan. Ini berarti bahwa puasa intermiten membatasi asupan makanan untuk jangka waktu yang lebih pendek, yang membantu mengurangi konsumsi kalori berlebih.

Metode puasa intermiten yang paling populer adalah sebagai berikut.

-Metode 16:8, ini membatasi makan ke jendela delapan jam dan berpuasa selama 16 jam.

-Eat-Stop-Eat, metode ini menuntut puasa selama 24 jam dan harus dilakukan sekali atau dua kali seminggu.

-Diet 5:2, program diet ini memungkinkan seseorang untuk makan hanya 500–600 kalori pada dua hari berturut-turut dalam seminggu, sedangkan sisa hari lainnya bisa makan normal.

Banyak kesalahan yang sering dilakukan orang yang mengikuti diet ini sehingga tujuannya untuk menurunkan berat badan dan hidup lebih sehat tidak tercapai. Berikut daftarnya.

Advertising
Advertising

1. Melakukan perubahan drastis

Ketika mengikuti diet tertentu, kesalahan yang sering dilakukan orang adalah langsung melakukannya secara drastis, bukannya lambat dan mantap. Begitu juga ketika melakukan intermittent fasting. Ketika terbiasa makan setiap beberapa jam, langsung puasa 24 jam mungkin bukan pilihan bijak. Sebaliknya seseorang harus mulai dengan jendela puasa kecil dan kemudian secara bertahap meningkatkannya. Jika langsung melakukan perubahan drastis mungkin diet jadi tidak konsisten.

2. Tidak menyesuaikan dengan rutinitas sehari-hari

Memilih rencana intermittent fasting yang tepat sangat penting. Jika memilih metode yang tidak sinkron dengan waktu tidur atau rutinitas sehari-hari, kemungkinan akan muncul banyak kerugian daripada keuntungannya. Seperti disebutkan sebelumnya, pemula harus mulai pelan-pelan, jangan langsung melompat ke puasa 24 jam. Jika tidak bisa mengikuti waktu tidur dan rutinitas sehari-hari, ada kemungkinan makan lebih banyak kalori dari biasanya yang menyebabkan kenaikan berat badan tidak sehat.

3. Makan berlebihan selama jendela makan

Karena telah berpuasa selama 24 jam atau 16 jam, bukan berarti bisa memanjakan diri dengan makan berlebihan selama jendela makan. Cobalah berlatih makan dengan penuh perhatian.

4. Makanan kurang bergizi

Salah satu kelemahan dari diet tersebut adalah berfokus pada kapan harus makan, tetapi banyak yang gagal memilih jenis makanan. Jika ingin mendapatkan manfaat intermittent fasting, pilihlah makanan bergizi dan sehat daripada makanan olahan berkalori tinggi. Meskipun sudah berpuasa selama berjam-jam, penting juga mengonsumsi makanan kaya serat dan rendah kalori selama jendela makan.

5. Melewatkan makan di waktunya

Puasa intermiten adalah tentang puasa dan makan selama waktu yang ditentukan. Tetapi jika terus berpuasa dan melewatkan makan, maka itu bisa merusak rencana. Cara ini bisa membuat orang lemah dan pada akhirnya kehilangan energi untuk melanjutkan.

6. Kurang minum

Saat menjalani intermittent fasting, tidak ada batasan untuk minum. Air adalah faktor kunci yang menjaga tingkat energi tetap tinggi saat berpuasa. Jika tidak minum cukup air, rencana diet bisa gagal dan dapat menyebabkan kelelahan, kram, sakit kepala dan banyak lagi.

Baca juga: Begini Cara Intermittent Fasting Dapat Bermanfaat bagi Sistem Kekebalan Tubuh

TIMES OF INDIA

Berita terkait

Diet Mediterania Bantu Turunan Kecemasan dan Stres pada Lansia

6 jam lalu

Diet Mediterania Bantu Turunan Kecemasan dan Stres pada Lansia

Studi menyebutkan diet mediterania tidak hanya promosikan kesehatan fisik, namun juga turunkan kecemasan pada lansia.

Baca Selengkapnya

Pola Makan yang Dianjurkan untuk Redakan Gejala Menopause

7 hari lalu

Pola Makan yang Dianjurkan untuk Redakan Gejala Menopause

Fokus pada pola makan yang baik dengan mengonsumsi makanan yang bervariasi bisa membantu meringankan gejala menopause.

Baca Selengkapnya

Diet Mediterania dan Konsumsi Minyak Zaitun Bantu Kurangi Risiko Demensia

9 hari lalu

Diet Mediterania dan Konsumsi Minyak Zaitun Bantu Kurangi Risiko Demensia

Diet Mediterania yang mengkonsumsi biji-bijian utuh, kacang-kacangan, sayuran, ikan, produk susu, dan minyak zaitun bantu kurangi risiko demensia.

Baca Selengkapnya

Diet Mediterania Baik untuk Penderita Asam Urat, Apa yang Boleh Disantap?

19 hari lalu

Diet Mediterania Baik untuk Penderita Asam Urat, Apa yang Boleh Disantap?

Penderita asam urat perlu menjaga jenis dan pola makan agar tetap sehat. Diet Mediterania disebut baik untuk penderita kadar asam urat.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

25 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

30 hari lalu

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

32 hari lalu

Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

Berikut makanan yang sebaiknya Anda hindari jika Anda menderita diabetes.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

32 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

Puasa Syawal Berapa Hari? Ini Waktu Pelaksanaan dan Bacaan Niatnya

34 hari lalu

Puasa Syawal Berapa Hari? Ini Waktu Pelaksanaan dan Bacaan Niatnya

Puasa Syawal berapa hari? Puasa Syawal dilakukan selama 6 hari setelah Idul Fitri. Berikut ini ketentuan, waktu pelaksanaan, dan bacaan niatnya.

Baca Selengkapnya

Rayakan Lebaran 12 April 2024, Siapa Jemaah Islam Aboge di Banyumas?

35 hari lalu

Rayakan Lebaran 12 April 2024, Siapa Jemaah Islam Aboge di Banyumas?

Jemaah Islam Aboge di Banyumas baru merayakan lebaran pada Jumat, 12 April 2024, sehari setelah Idul Fitri yang ditetapkan Kemenag. Siapakah mereka?

Baca Selengkapnya