Hari Batik Nasional, Ketahui Bagaimana Proses Membuat Batik Beserta Jenisnya

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 2 Oktober 2021 09:57 WIB

Ilustrasi industri batik / pemulihan ekonomi. ANTARA/Yulius Satria Wijaya

TEMPO.CO, Jakarta - UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi pada 2 Oktober 2009. Sejak itulah kita memperingati Hari Batik Nasional setiap 2 Oktober.

Ada beragam motif, simbol, warna, dan karakter batik Nusantara. Proses pembuatannya juga berbeda. Ada batik tulis, batik cap, hingga batik printing atau batik cetak yang masuk ranah industri massal. Bagi masyarakat Indonesia, setiap batik punya cerita dan makna.

Pada masa lalu, perajin batik hanya membuat batik tulis yang menggunakan pewarna alam dari daun jati, buah mengkudu, soga, nila,d an lainnya. Disebut batik tulis karena proses penggambaran motifnya menggunakan tangan seperti orang menulis, menggambar, atau melukis.

Proses pembuatan batik tulis memakan waktu lama, bisa mingguan sampai berbulan, tergantung kerumitan motif dan warnanya. Sebab itu, harga batik tulis relatif lebih mahal ketimbang batik cap maupun batik printing. Umumnya batik tulis hanya dibuat sesuai pesanan.

Dari proses pembuatannya, jenis batik yang kedua adalah batik cap. Disebut batik cap karena motif batik dibentuk dengan cara mengecap. Motif batik digambar pada medium tembaga, kemudian dicelupkan ke pewarna, lalu ditempelkan atau dicap pada atas kain putih. Jadilah batik cap.

Advertising
Advertising

Pada perkembangan selanjutnya, muncul jenis batik printing yang di produksi dengan mesin. Batik printing dapat dibuat dengan cepat dalam jumlah banyak. Tetapi kehadiran batik printing ini banyak dipertanyakan oleh para seniman batik. Musababnya, batik printing dianggap merusak tatanan dalam seni batik karena proses pembuatannya yang instan.

Batik printing tidak dibuat dengan bahan asli balik, yakni lilin atau malam. Sebab itu, seniman batik menyebut batik printing bukanlah batik, melainkan kain bermotif batik. Setelah memahami tiga cara membuat batik tadi, berikut jenis batik yang populer di Indonesia.

  • Batik Pekalongan
    Disebut batik Pekalongan karena berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah. Batik Pekalongan memiliki ciri khas berupa warna natural dan motif beraga. Salah satu jenis batik dari Pekalongan adalah batik pecinan. Warnanya beragam dan dominan cerah.

    Motif yang digunakan banyak memasukkan unsur budaya Cina, seperti burung hong atau merak dan naga. Berikut aneka batik Pekalongan:

    - Batik terang bulan

    Desain batik yang ornamennya hanya di bagian bawah saja, baik berupa lung-lungan atau ornamen pasung yang atasnya kosong atau berupa titik-titik. Batik ini diesebut juga dengan gedong atau ram-raman.

    - Batik cap kombinasi tulis
    Batik cap dengan proses kedua atau sebelum disoga direntes atau dirining oleh pembatik tulis. Kombinasi cara ini akan menghasilkan batik yang terlihat seperti batik tulis.

    - Sogan Pekalongan
    Batik dengan dua kali proses. Pertama dengan latar putih atau kadang ada coretan. Proses kedua, batik ditambahi motif titik-titik halus, setelah itu disoga.

    - Tribusana
    Batik gaya baru yang cara proses pembuatan kedua direntas atau riningan. Sebagian besar motifnya lung-lungan lanjuran. Batik ini umumnya terasa agak kasar atau kurang halus.

    - Batik kemodelan
    Batik klasik dari Yogyakarta dan Solo dibuat dengan komposisi baru dengan pewarnaan Pekalongan.

    - Batik Osdekan
    Muncul satu warna dalam satu kain batik, kemudian ditimpa dengan warna lain yang lebih tua atau lebih muda. Teknik ini membuat batik terlihat lebih hidup, seperti ada bayang-bayang.

  • Batik Yogyakarta
    Batik Yogyakarta terdiri atas motif klasik dan modern. Motif klasik seperti parang, geometri, banji, tumbuhan menjalar, motif tumbuhan air, bunga, satwa, dan lain-lain. Warna batik Yogyakarta umumnya hitam dan coklat.

  • Batik Ciamis
    Batik Ciamis memiliki warna dasar putih, dominasi hitam dan soga coklat atau diesebut juga batik sarian.

  • Batik Indramayu
    Batik Indramayu masuk kategori batik pesisir. Sebagian besar motifnya menggambarkan kegiatan nelayan di laut. Di antaranya etong, kapal kandas, ganggeng, gembang gunda, dan loksan.

  • Batik Cirebon
    Batik Cirebon memiliki variasi corak yang sangat beragam.

  • Batik Lasem
    Batik Lasem mengadopsi motif-motif Cina dan menggunakan pewarna dari mengkudu.

  • Batik Tasik
    Batik Tasik memiliki motif natural, seperti burung dan kupu-kupu dengan warna dasar merah bata.

SHELAMITA AZZAHRA | KEMENDIKBUD | JURNAL ANALISIS INDUSTRI BATIK DI INDONESIA

Baca juga:
Hari Batik Nasional, Lihat 5 Kampung Batik di Indonesia yang Menarik Dikunjungi

Berita terkait

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

4 jam lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

4 jam lalu

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.

Baca Selengkapnya

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

20 jam lalu

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

Yogyakarta International Airport saat ini masih belum memiliki asrama haji untuk embarkasi.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

21 jam lalu

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

Salah satu beleid paling disorot terutama tentang pungutan sekolah di Yogyakarta, yang akan diubah istilahnya menjadi dana partisipasi.

Baca Selengkapnya

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

21 jam lalu

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin meresmikan masjid yang diubah dari gereja Ortodoks Yunani kuno di Istanbul

Baca Selengkapnya

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

1 hari lalu

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

PHRI DIY merespon soal penetapan Bandara YIA sebagai bandara internasional satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

1 hari lalu

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

Beredar surat permohonan maaf seorang dosen UPN Veteran Yogyakarta (UPNVYK) terkait dugaan kekerasan seksual kepada seorang mahasiswi kampus tersebut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

2 hari lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

2 hari lalu

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang

Baca Selengkapnya

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

3 hari lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya