Hati-hati Minum Suplemen Vitamin D, Kekurangan atau Kelebihan Ada Risikonya

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Rabu, 28 Juli 2021 21:31 WIB

Ilustrasi vitamin. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak pandemi Covid-19, suplemen jadi salah satu hal yang paling diburu selain masker dan hand sanitizer. Suplemen diyakini membantu tubuh membentuk imunitas sehingga tak mudah terkena penyakit. Ada banyak suplemen yang diburu, termasuk vitamin C dan vitamin D.

Namun, perlu diketahui bahwa kebutuhan vitamin tiap individu berbeda. Kekurangan vitamin memang tidak baik untuk tubuh, namun kelebihan vitamin juga dapat memicu berbagai masalah kesehatan yang serius.

Saat Instagram Live bersama Yessica Tania atau dr Zie, Selasa, 27 Juli 2021, dokter spesialis penyakit dalam Adaninggar atau yang akrab disapa dr Ning, mengatakan suplemen adalah mikronutrien yang kebutuhannya sehari-harinya minor.

Kebutuhan vitamin C, yang dikenal sebagai antioksidan, per hari sebanyak 90-150 mg. Kandungan vitamin C dapat temui diberbagai macam makanan, buah-buahan serta sayuran. Jika sering mengonsumsi makanan tersebut maka kebutuhan akan vitamin C untuk sehari-hari tercukupi.

Sebaliknya, jika pemilih dalam makanan atau orang lanjut usia, Anda dapat mengambil suplemen vitamin C untuk memenuhi kebutuhan harian. Akan tetapi jika terinfeksi Covid-19, maka disarankan untuk menambahkan suplemen vitamin C. "Pada orang sakit kebutuhan antioksidan meningkat karena adanya perlawanan,” kata dia.

Lain halnya dengan vitamin D. Beda dengan vitamin C yang mudah didapatkan dari berbagai macam makanan, vitamin D tidak.

“Sumbangan dari asupan itu sangat kecil,” ujar dr Ning. Vitamin D hanya bisa didapatkan dari makanan laut terutama ikan salmon yang tak bisa dijangkau semua orang mengingat harganya yang mahal.

Vitamin D juga bisa terbentuk dengan paparan sinar ultraviolet B sinar matahari. Namun, faktornya sangat banyak. Indonesia, meski memiliki sinar matahari sepanjang tahun, dikenal dengan penduduknya yang defisiensi vitamin D.

Sejumlah ahli yang dikutip WebMD menyarankan mengonsumsi vitamin D 400-1000 IU (10-25 mcg) setiap hari untuk mengurangi risiko terinfeksi Covid-19.

Jika ingin menambah suplemen vitamin D, dr Ning menyarankan disesuaikan dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Sebab, tidak seperti vitamin C yang aman dikeluarkan oleh ginjal, vitamin D merupakan vitamin yang larut lemak sehingga seseorang bisa mengalami kelebihan.

Kelebihan vitamin D dapat mengakibatkan kalsium meningkat sehingga risiko penyakit batu ginjal serta pengapuran pembuluh darah meningkat. “Hati-hati pokoknya untuk vitamin D harus konsultasi ke dokter,” saran dr. Ning.

Baca juga: 7 Efek Samping Kelebihan Vitamin D yang Perlu Diwaspadai

Advertising
Advertising

SITI HAJAR SUWARDI

Berita terkait

Inilah 5 Makanan yang Meningkatkan Kolagen pada Kulit Secara Alami

6 jam lalu

Inilah 5 Makanan yang Meningkatkan Kolagen pada Kulit Secara Alami

Banyak yang belum menyadari pentingnya mengonsumsi makanan tinggi kolagen yang secara langsung dapat meningkatkan pembentukan kolagen pada kulit.

Baca Selengkapnya

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

1 hari lalu

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya

Kunci Cegah Flu Singapura, Kebersihan dan Imunitas Tubuh

1 hari lalu

Kunci Cegah Flu Singapura, Kebersihan dan Imunitas Tubuh

Pakar kesehatan kebersihan dan kekuatan imunitas tubuh dapat mencegah tertular flu Singapura. Ini yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Defisiensi Vitamin D Tingkatkan Risiko Anak Terkena Eksim

4 hari lalu

Defisiensi Vitamin D Tingkatkan Risiko Anak Terkena Eksim

Studi menyebutkan kekurangan vitamin D sangat berpengaruh terhadap meningkatnya prevalensi sensitisasi alergen, yang berpotensi eksim

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

5 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Ahli Sarankan Pasien PCOS Konsumsi Vitamin D

5 hari lalu

Ahli Sarankan Pasien PCOS Konsumsi Vitamin D

Ahli menyebutkan mengonsumsi vitamin D dapat membantu meringankan gejala PCOS

Baca Selengkapnya

Kale Vs Bayam, Mana yang Lebih Sehat dan Bergizi?

6 hari lalu

Kale Vs Bayam, Mana yang Lebih Sehat dan Bergizi?

Sama-sama diklaim sayuran hijau yang bergizi tinggi, mana yang lebih baik, kale atau bayam? Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hidangan Lebaran Penuh Kolesterol, Inilah 10 Makanan dan Minuman yang Dapat Mengurangi Kadar Kolesterol

14 hari lalu

Hidangan Lebaran Penuh Kolesterol, Inilah 10 Makanan dan Minuman yang Dapat Mengurangi Kadar Kolesterol

Makanan dan minuman ini bisa menjadi alternatif pilihan untuk mengurangi kadar kolesterol dalam darah.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

27 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

BRI tetap optimistis atas keputusan OJK untuk menghentikan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.

Baca Selengkapnya