Perempuan Lebih Rentan Mengalami Long Covid, Ini Alasannya

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Selasa, 13 Juli 2021 13:05 WIB

ilustrasi sesak napas. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Long Covid atau gejala yang tersisa setelah dinyatakan sembuh lebih banyak dialami perempuan dibandingkan laki-laki. Gejalanya berbeda-beda, dari yang ringan bahkan hampir tidak terlihat sampai yang berakibat fatal bagi sebagian yang lain.

Long Covid dikatakan berdampak pada 1 dari 5 orang yang sembuh dari Covid-19. Dilansir dari Times of India, berikut adalah 3 faktor yang mungkin dapat meningkatkan peluang wanita untuk mengalami komplikasi pasca-Covid-19.

1. Sistem kekebalan yang kuat

Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa wanita memiliki prevalensi lebih tinggi dari nyeri kronis dan sindrom kelelahan, kedua kondisi yang diketahui memiliki gejala yang mirip dengan long Covid. Ini bisa menjadi salah satu kemungkinan alasan mengapa wanita saat ini lebih rentan.

Para ahli mengatakan bahwa kondisi ini dikaitkan dengan aktivasi berlebihan sel imun tubuh yang secara cepat mengenali fragmen patogen dan memicu respons imun, dan jarang melepaskan sitokin yang membuat merasa tidak sehat. Stimulasi berulang dan aktivitas kekebalan ini dapat menjadi faktor yang menyebabkan rasa sakit kronis, kelelahan, dan gejala lain yang terkait dengan long Covid.

Studi klinis menetapkan bahwa sebagian besar kasus long Covid terjadi pada wanita perimenopause. Beberapa penelitian kecil juga menetapkan bahwa risiko long Covid bisa berdampak buruk bagi wanita yang memiliki kondisi predisposisi atau penanda penurunan kekebalan. Namun, belum ada bukti konkret yang sama yang ditemukan.

Advertising
Advertising

2. Wanita cenderung bikin laporan

Alasan lainnya adalah wanita lebih cenderung melaporkan gejala atau mencari perawatan untuk penyakit mereka daripada pria. Wanita juga terbukti memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap rasa sakit kronis dan kelelahan, termasuk karena Covid-19.

Menariknya, pola yang sama terlihat pada pelaporan gejala Covid-19 pada tahap awal. Wanita lebih banyak melakukan tes, melaporkan gejala, atau mencari pertolongan untuk penyakit mereka.

3. Peningkatan hormon

Evaluasi yang dilakukan beum lama ini mengisyaratkan bahwa perbedaan atau gejolak hormonal dapat mengubah respons vaksinasi pada wanita dan menyebabkan gejala seperti sakit perut, perubahan sementara pada siklus menstruasi, dan secara umum efek samping yang lebih intens.

Kemungkinan, perubahan hormonal juga bisa menjadi alasan mengapa wanita berisiko tinggi mengalami komplikasi pasca-COVID dan gejala berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah dites negatif untuk virus.

Hingga saat ini, ada sekitar 55 gejala long Covid yang diindentifikai. Dari jumlah tersebut, gejala paling umum adalah sesak napas, nyeri dada, batuk terus-menerus, kelelahan, nyeri tubuh, mialgia atau nyeri otot, perubahan siklus menstruasi, kecemasan, sulit tidur, kehilangan energi, kabut otak.

Baca juga: Rambut Rontok Gejala Long Covid yang Sering Terjadi pada Wanita

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

16 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya