Produk Kosmetik Ini Mengandung Bahan Kimia Beracun, Menurut Penelitian

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Kamis, 17 Juni 2021 07:35 WIB

Ilustrasi mencoba produk kosmetik. Boldsky

TEMPO.CO, Jakarta - Kosmetik jadi salah satu hal yang menunjang penampilan para perempuan. Namun, di balik produk tersebut, ada bahan kimia yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan, menurut sebuah penelitian.

Dalam penelitian yang dikutip eatthis,com, sekitar setengah dari produk kosmetik yang dijual di Amerika Serikat mengandung bahan kimia industri beracun. Bahan kimia beracun itu telah dikaitkan dengan kondisi kesehatan yang serius termasuk kanker.

Para peneliti di University of Notre Dame menguji lebih dari 230 kosmetik yang biasa digunakan. Mereka menemukan bahwa 56 persen alas bedak dan produk mata, 48 persen produk bibir, dan 47 persen maskara mengandung kadar fluor yang tinggi. Itu menunjukkan barang-barang tersebut mengandung PFAS (zat perfluoroalkyl dan polyfluoroalkyl), salah satu bahan kimia yang digunakan dalam produk seperti wajan antilengket dan permadani, menurut Associated Press, Selasa 15 Juni 2021.

Diterbitkan dalam jurnal Environmental Science & Technology Letters, penelitian itu menunjukkan bahwa beberapa tingkat PFAS tertinggi ditemukan pada maskara tahan air (82 persen) dan lipstik tahan lama (62 persen). Dan 88 persen produk yang diuji tidak mencantumkan kandungan PFAS bahan pada label, yang sebenarnya diwajibkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan atau FDA Amerika Serikat.

Menurut laporan AP, beberapa penelitian telah menghubungkan PFAS dengan masalah kesehatan termasuk kanker, penurunan kekebalan, dan berat badan lahir rendah.

"Ini sedikit mengejutkan dan semoga menjadi peringatan bagi industri kosmetik dalaman hal seberapa luas kontaminasi PFAS di seluruh jenis produk rias," kata David Andrews, ilmuwan senior di Environmental Working Group, kepada CNN.

"PFAS yang paling umum adalah polytetrafluoroethylene, bahan yang paling umum dikenal sebagai teflon, atau pelapis pada panci. Tapi secara keseluruhan, kami telah mengidentifikasi 13 bahan kimia PFAS yang berbeda di lebih dari 600 produk dari 80 merek."

Advertising
Advertising

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC mengungkap bahwa efek kesehatan PFAS yang rendah belum pasti. "Studi pada hewan laboratorium yang diberi PFAS dalam jumlah besar telah menemukan bahwa beberapa PFAS dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, fungsi tiroid, sistem kekebalan, dan melukai hati."

Baca juga: Tips Cantik: Cara Mengetahui Kosmetik Berkualitas dan Tidak

Berita terkait

Riwayat Berkembangnya Mustika Ratu sampai Menjadi PT

7 hari lalu

Riwayat Berkembangnya Mustika Ratu sampai Menjadi PT

Pendiri perusahaan kosmetik Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo meninggal pada usia 96 tahun

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

8 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Mooryati Soedibyo Berpulang di Usia 96 Tahun, Modal Rp 25 Ribu Mulai Bangun Mustika Ratu

8 hari lalu

Mooryati Soedibyo Berpulang di Usia 96 Tahun, Modal Rp 25 Ribu Mulai Bangun Mustika Ratu

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo wafat. Berikut kisah jatuh bangunnya membangun usaha kecantikan Mustika Ratu, modal awal Rp 25 ribu.

Baca Selengkapnya

Studi: Pengguna Instagram dan Snapchat Cenderung Ingin Operasi Kosmetik

52 hari lalu

Studi: Pengguna Instagram dan Snapchat Cenderung Ingin Operasi Kosmetik

Hasil studi menunjukkan adanya korelasi penggunaan Instagram dan Snapchat terhadap keinginan untuk operasi kosmetik.

Baca Selengkapnya

Buntut Polusi Udara Pembakaran Gas, Walikota Cilegon Berhentikan Operasional Chandra Asri

20 Januari 2024

Buntut Polusi Udara Pembakaran Gas, Walikota Cilegon Berhentikan Operasional Chandra Asri

Wali Kota Cilegon Helldy Agustian meminta PT Chandra Asri Pacifik Tbk menghentikan sementara seluruh kegiatan operasional pabriknya.

Baca Selengkapnya

Gangguan Pabrik Chandra Asri, Polusi Pembakaran Gas Selimuti Langit Cilegon

20 Januari 2024

Gangguan Pabrik Chandra Asri, Polusi Pembakaran Gas Selimuti Langit Cilegon

PT Chandra Asri Pacifik Tbk mengalami gangguan alat yang menimbulkan pembakaran gas di cerobong.

Baca Selengkapnya

Kemendag Prediksi Keuntungan Sektor Komestik Indonesia 2024 Tembus US$ 1,94 Miliar

12 Januari 2024

Kemendag Prediksi Keuntungan Sektor Komestik Indonesia 2024 Tembus US$ 1,94 Miliar

Kementerian Perdagangan atau Kemendag menilai sektor kosmetik bakal semakin tumbuh pada 2024. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi memperkirakan keuntungan sektor kosmetik Indonesia tahun 2024 mencapai US$ 1,94 miliar.

Baca Selengkapnya

Kemendag Lepas Ekspor Kosmetik Azarine dari Sidoarjo ke Malaysia Senilai Rp 23,25 Miliar

12 Januari 2024

Kemendag Lepas Ekspor Kosmetik Azarine dari Sidoarjo ke Malaysia Senilai Rp 23,25 Miliar

Kemendag emastikan Azarine telah menerapkan kaidah pembuatan kosmetik yang baik, halal dan bersertifikat BPOM.

Baca Selengkapnya

Bahaya Penggunaan Kosmetik Kedaluwarsa, Sayangi Kulit

26 Desember 2023

Bahaya Penggunaan Kosmetik Kedaluwarsa, Sayangi Kulit

Kosmetik kedaluwarsa adalah tempat berkembang biaknya bakteri dan jamur dan berdampak buurk pada kulit. Jadi, jangan dipakai lagi.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Bahas Kerja Sama Sektor Halal dengan Maroko

23 Desember 2023

Menlu Retno Bahas Kerja Sama Sektor Halal dengan Maroko

Menlu Retno Marsudi membahas potensi kerja sama Indonesia dan Maroko di sektor halal dan pengakuan sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya