8 Alasan untuk Konseling Pernikahan seperti Melaney Ricardo dan Tyson Lynch
Reporter
Tempo.co
Editor
Mila Novita
Minggu, 14 Maret 2021 16:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menjalani rumah tangga dengan orang yang berbeda budaya terasa lebih berat. Itu yang dialami oleh presenter Melaney Ricardo dan Tyson Lynch. Melaney mengakui bahwa hampir 11 tahun berumah tangga dengan Tyson bukanlah perjalanan mudah.
Melaney yang berdarah Batak itu mengaku sering beradu argumen dengan suaminya yang berasal dari Australia. Karena sering bertengkar, baikan, lalu bertengkar lagi, keduanya pun memutuskan mendatangi konselor pernikahan.
"Jadi hari ini saya memutuskan untuk pertama kali saya mengiyakan ajakan suami saya untuk datang ke konseling pernikahan," katanya di kanal YouTube Seleb Oncam News pada Kamis, 11 Maret 2021.
Meski rumah tangganya sering bermasalah, dia mengatakan itu tak terjadi sepanjang waktu, keduanya juga memiliki momen bahagia bersama. Mereka merasa perlu memperbaiki pernikahan demi anak-anak, Chloe Valentine dan Courage Jordan, yang beranjak besar. Mereka juga punya janji untuk terus bersama kepada Tuhan.
Pergi ke konselor pernikahan merupakan langkah besar karena ada anggapan bahwa itu jadi pengakuan bahwa rumah tangga sedang bermasalah. Tapi mengunjungi konselor pernikahan tak selalu menunggu masalah besar yang mengancam keutuhan pernikahan.
Selain karena perbedaan budaya, berikut alasan untuk melakukan konseling pernikahan atau terapi pasangan, seperti dilansir dari Psychology Today.
1. Kepercayaan telah rusak
Salah satu alasan paling umum untuk mencari konselor pernikahan adalah pelanggaran kepercayaan yang besar. Pelanggaran itu bisa berupa perselingkuhan dalam bentuk seks; emosional; atau kebohongan atau penipuan tentang uang. Membentuk kembali kepercayaan sering kali perlu bantuan sebuah forum di mana kedua pihak bebsar mengungkapkan argumen.
2. Sering bertengkar
Coba cek, apakah Anda dan pasangan makin sering bertengkar? Bisa jadi pertengkaran hanya karena masalah kecil, tapi itu bisa menunjukkan bahwa ada akar masalah lebih besar yang belum diselesaikan dan bisa meledak kapan saja.
3. Komunikasi buruk
Jarang bertengkar tapi jarang berkomunikasi, itu bisa jadi tanda komunikasi yang buruk. Salah satu pasangan merasa selalu disalahpahami atau diabaikan. Bisa jadi salah satunya tak banyak tahu tentang emosi pasangan akhir-akhir ini. Salah satu hasil dari konseling pernikahan adalah peningkatan kualitas komunikasi.
4. Merasa ada yang salah tapi tak tahu apa
Seperti terapi individu, kadang-kadang konseling pernikahan tidak hanya bermanfaat untuk memecahkan masalah, tetapi juga untuk mengidentifikasinya. Misalnya, Anda merasa dinamika pernikahan telah berubah, tetapi tidak bisa benar-benar menggambarkannya. Atau Anda merasa tidak nyaman dengan pasangan Anda seperti dulu. Atau Anda merasa membenci pasangan, tetapi tidak yakin mengapa. Ini belum tentu kesalahan salah satu orang.
5. Menghadapi guncangan
Banyak pasangan berpisah setelah kehilangan anak, kehilangan pekerjaan, krisis kesehatan, atau kekacauan di salah satu keluarga asal pasangan. Orang sering kali tidak berpikir untuk pergi ke konseling pasangan setelah sesuatu yang begitu besar terjadi, padahal itu penting. Terkadang pukulan berat dalam hidup bukan menyakitkan diri sendiri, tetapi juga berpengaruh pada pernikahan.
6. Merasa terjebak dalam pola yang buruk
Rutinitas sehari-hari dalam rumah tangga juga bisa mempengaruhi pernikahan, misalnya bagaimana jadwal makan dan tidur pasangan, berapa lama mereka berpisah setiap hari, siapa yang menangani pekerjaan rumah tangga lebih banyak, hingga bagaimana mereka berinteraksi dengan keluarga satu sama lain. Semakin lama sebuah pola diterapkan, semakin banyak energi dan waktu yang dibutuhkan untuk mengubahnya. Lebih baik menyelesaikannya lebih awal.
Baca juga: Terpisah dari Suami, Melaney Ricardo: LDR Tak Selalu Buruk
7. Keintiman emosional berkurang
Banyak pasangan yang merasa kehilangan percikan emosional setelah satu dekade atau lebih hidup bersama, dan mereka lebih cocok jadi teman sekamar daripada belahan jiwa. Terkadang ini hanya karena kesibukan sehari-hari yang telah membuat komunikasi berkurang. Perlu kembali mengubah prioritas untuk pasangan
8. Masalah seksual
Masalah seksual bisa menjadi gejala dan penyebab masalah hubungan. Kadang-kadang satu sama lain merasa tidak puas, salah satunya terus-terusan ditolak, atau seks jadi alat tawar menawar.
Apa pun masalahnya, konselor yang terampil dapat membantu pasangan mulai mengatasi semua masalah dalam pernikahan selama masih ingin bersama, seperti pada Melaney Ricardo dan Tyson Lych.