Juwita Bahar Diet Tak Makan Nasi, Ini Bahaya Tubuh Kekurangan Karbohidrat

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Kamis, 7 Januari 2021 15:35 WIB

Penyanyi Dangdut Juwita Bahar. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Diet rendah karbohidrat menjadi salah satu favorit orang yang ingin menurunkan berat badan. Tapi hati-hati, jika terlalu ekstrem diet ini justru bisa berbahaya bagi kesehatan, seperti yang dialami pedangdut Juwita Bahar.

Putri pedangdut Annisa Bahar ini dikabarkan pernah mengalami koma saat usianya 10 tahun gara-gara tak makan nasi putih selama dua tahun. Setelah itu, dia tak dapat menggerakkan anggota tubuhnya dan harus belajar lagi seperti bayi.

Nasi merupakan salah satu sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia. Karbohidrat adalah salah satu dari tiga makronutrien yang menyediakan energi bagi tubuh. Dua lainnya adalah protein dan lemak.

Dilansir dari Medical News Today, sebuah penelitian besar menyimpulkan bahwa asupan karbohidrat yang rendah meningkatkan risiko kematian dini, serta kematian akibat beberapa penyakit kronis. Oleh karena itu, para ilmuwan mengimbau para pelaku diet untuk menghindari diet rendah karbohidrat atau diet karbo.

Studi lain tentang diet rendah karbohidrat dipresentasikan Maciej Banach, dari Medical University of Lodz di Polandia, di European Society of Cardiology Congress. Dia rekannya meneliti hubungan antara diet rendah karbohidrat dan risiko kematian dari penyebab apa pun di antara 24.825 orang yang telah berpartisipasi dalam Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional pada 1999-2010.

Para peneliti juga memeriksa hubungan antara asupan rendah karbohidrat dan risiko kematian akibat penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular, termasuk stroke, dan kanker.

Analisis yang menggunakan data dari survei tersebut menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi karbohidrat paling sedikit, 32 persen lebih mungkin mengalami kematian dini karena berbagai sebab.

Advertising
Advertising

Selain itu, konsumen rendah karbohidrat 51 persen lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung koroner, 50 persen lebih mungkin meninggal karena penyakit serebrovaskular, dan 35 persen lebih mungkin meninggal karena kanker.

“Diet [rendah karbohidrat] harus dihindari,” kata Banach menyimpulkan, yang juga memberikan beberapa penjelasan kausal yang mungkin untuk tautan yang ditemukan.

Menurut dia, penurunan asupan serat dan buah-buahan serta peningkatan asupan protein hewani, kolesterol, dan lemak jenuh dengan diet ini mungkin berperan. Perbedaan mineral, vitamin, dan fitokimia mungkin juga berpengaruh.

Diet rendah karbohidrat mungkin berguna dalam jangka pendek untuk menurunkan berat badan, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan kontrol glukosa darah, tetapi penelitian kami menunjukkan bahwa dalam jangka panjang diet ini terkait dengan peningkatan risiko kematian karena sebab apa pun, dan kematian karena penyakit kardiovaskular, penyakit serebrovaskular, dan kanker,” kata dia.

Berita terkait

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

10 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

27 hari lalu

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.

Baca Selengkapnya

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

30 hari lalu

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

Alpukat dikenal karena sifat anti-inflamasi dan baik untuk kesehatan jantung. Apa lagi manfaat alpukat yang perlu Anda ketahui?

Baca Selengkapnya

4 Tips Tingkatkan Kolesterol Baik dalam Tubuh

40 hari lalu

4 Tips Tingkatkan Kolesterol Baik dalam Tubuh

Kolesterol baik membantu dalam menyerap kolesterol dalam darah dan membawanya ke hati. Ini 4 Tips tingkatkan kolesterol baik dalam tubuh.

Baca Selengkapnya

Bolehkah Penderita Diabetes Berbuka Puasa dengan Kurma?

44 hari lalu

Bolehkah Penderita Diabetes Berbuka Puasa dengan Kurma?

Penderita diabetes perlu mengontrol kandungan gula yang dikonsumsi. Bagaimana jika berbuka puasa dengan kurma yang manis?

Baca Selengkapnya

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

45 hari lalu

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

Selain manfaat rohani, puasa Ramadan yang juga dapat mendukung upaya diet dan kesehatan seseorang.

Baca Selengkapnya

Fakta Nutrisi Pisang dan Cara Membuatnya Cepat Matang

49 hari lalu

Fakta Nutrisi Pisang dan Cara Membuatnya Cepat Matang

Pisang disebut sebagai salah satu buah yang luar biasa karena kaya serat, potasium, vitamin C, serta antioksidan dan fitonutrien lain.

Baca Selengkapnya

Harga Beras Meroket, Ahli Gizi Unair Tawarkan Bahan Pangan Pengganti Nasi

52 hari lalu

Harga Beras Meroket, Ahli Gizi Unair Tawarkan Bahan Pangan Pengganti Nasi

Agar tidak terlalu bergantung pada karbodhidrat beras yang sedang mahal, Ahli Gizi Unair menyarankan sejumlah bahan pangan alternatif.

Baca Selengkapnya

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

52 hari lalu

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

Diet Atlantik dan Mediterania sebenarnya punya banyak kemiripan tapi ada juga bedanya. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Harga Beras Naik, Ini Makanan Karbohidrat Penggantinya

57 hari lalu

Harga Beras Naik, Ini Makanan Karbohidrat Penggantinya

Ketika harga beras naik, masyarakat bisa memanfaatkan berbagai jenis umbi-umbian makanan olahan sebagai sumber karbohidrat seperti ubi dan singkong

Baca Selengkapnya