Asupan Ibu Hamil dan Menyusui Kurang, Waspadai Dampak Buruk Stunting pada Anak

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Minggu, 27 Desember 2020 00:14 WIB

Ilustrasi ibu hamil yang bahagia. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli Gizi dari Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Sandra Fikawati mengatakan masih banyak orang yang abai dengan kondisi anemia dan kurangnya asupan energi pada ibu hamil atau menyusui. Kondisi buruk itu bisa menjadi salah satu faktor anak yang dilahirkannya mengalami stunting.

Sandra mengatakan kurang lebih 70-80 persen ibu hamil yang tinggal di desa dan kota belum tercukupi konsusmi energi dan proteinnya. "Mereka berasal dari masyarakat miskin dan kaya," kata Sandara dalam konferensi pers virtual JAPFA bertajuk Kolaborasi untuk Generasi Unggul Indonesia pada 22 Desember 2020.

Sandra mengatakan dampak kurang energi kronis pada ibu bisa berakibat pada jumlah ASI yang diproduksi ibu. Menurut Sandra, pada masa kehamilan, berat badan ibu bertambah oleh adanya komponen bayi, plasenta, cairan amnion, uterus, jaringan payudara, volume darah dan cadangan lemak ibu. "Cadangan lemak ini lah yang merupakan modal untuk memproduksi ASI," katanya.

Masalahnya, ibu hamil yang berstatus gizi kurang memiliki cadangan lemak yang kurang. Bila asupan ibu semakin menurun, maka hal itu berakibat pada status gizinya dan keberhasilan ASI ekslusif. "Makanya ibu harus makan cukup," kata Sandra.

Ilustrasi ibu hamil berdiri di antara pepohonan. unsplash.com/Ryan Franco

Jumlah asupan ibu menyusui pun terus berkurang setelah dia melahirkan. Rekomendasi dari Kementerian Kesehatan, konsumsi energi saat laktasi harus lebih besar yaitu 2.580 kalori per hari, dibanding dengan konsumsi energi saat hamil yaitu hanya 2.550 kalori per hari. Faktanya, rata-rata konsumsi ibu hamil di Indonesia antara 2.157 hingga 2.300 kalori per hari. Ketika sedang laktasi, jumlah asupannya terus menurun jadi dari 1.428 hingga 2.143 kalori per hari.

Advertising
Advertising

Menurut Sandra, ada beberapa alasan asupan energi yang dikonsumsi para ibu ini sangat kecil. Seperti kurangnya pengetahuan dan sikap tentang kebutuhan gizi laktasi. Ada pula masalah kesibukan ibu mengurus bayi. Faktor ain adalah berkurangnya konsumsi susu dan suplemen, serta adanya pantangan makan bagi ibu laktasi. Terakhir adalah faktor kurangnya informasi dari tenaga kesehatan mengenai jumlah kebutuhan gizi ibu laktasi. Peran tenaga kesehatan memberikan informasi kepada para ibu pun dinilai belum optimal. "Selama enam bulan pemberian ASI eklusif pun terlihat asupan yang dikonsumsi para ibu terus menurun setiap bulannya. Bulan pertama sebanyak 2.100an kalori per hari dan bulan keenam menjadi hanya 1.911 kalori per hari," kata Sandra.

Sandra menjelaskan bahwa ketika usia bayi 4 bulan, ASI tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan zat besi bayi. Selanjutnya kebutuhan zat besi itu diambil dari tubuh bayi dalam kandungan.

Bila para bayi itu lahir dari ibu yang anemia atau kekurangan energi, maka kebutuhan gizinya nanti bisa tidak terpenuhi. Sehingga penting sekali mengutamakan asupan energi ibu hamil dan menyusui agar terhindar dari anemia dan kondisi energi kronis untuk mencegah stunting. "Apalagi di masa pandemi 6 bulan ASI ekslusif untuk bayi," kata Sandra.

Pencegahan stunting atau gagal tumbuh penting dimulai pada seribu hari pertama kehidupan bayi. Hal itu terhitung sejak bayi ada di dalam kandungan, hingga bayi berusia 2 tahun. Selama fase itu, asupan bayi sangat berpengaruh untuk perkembangan tubuh, terutama otaknya. Sehingga penting agar masyarakat fokus dalam masa krusial itu.

Kasubdit Komunikasi Informasi dan Edukasi Kesehatan Kementerian Kesehatan Marlina Ginting Br. Manik menjelaskan, saat ini pemerintah tengah berupaya meningkatkan kesehatan masyarakat dengan melakukan sosialisasi dan edukasi di berbagai daerah untuk memerangi angka stunting. Kolaborasi dengan pihak swasta, salah satunya JAPFA sangatlah membantu pemerintah untuk menjangkau lebih banyak lagi masyarakat di Indonesia.

JAPFA ikut mengedukasi dan menciptakan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat dalam mendampingi Posyandu Sehat dan Berdaya di 5 Posyandu di 5 Desa Lokus, serta pendampingan Komunitas Ibu Cerdas Cegah Stunting di Desa Pariwang. Komunitas Ibu Cerdas Cegah Stunting bertujuan untuk menurunkan angka prevelansi stunting di wilayah tersebut melalui edukasi dan pemberdayaan para ibu mengenai gizi.

Tahun ini, meskipun di tengah kondisi pandemi COVID-19, JAPFA terus mendorong kualitas kesehatan masyarakat khususnya anak-anak usia sekolah melalui berbagai program edukasi yang dilakukan secara daring. "Kami akan terus bersinergi dengan berbagai pihak untuk ciptakan kolaborasi bersama dalam membangun kemajuan generasi penerus Indonesia yang unggul”, kata Head of Social Investment JAPFA Retno Artsanti.

Berita terkait

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

22 jam lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

2 hari lalu

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

3 hari lalu

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan pemerintah akan mempercepat penyaluran Bansos atau bantuan pangan untuk penurunan stunting.

Baca Selengkapnya

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

4 hari lalu

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

Selain memahami bahaya persalinan, ibu hamil juga harus menyiapkan keperluan untuk membantu lancarnya proses kelahiran.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

4 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

5 hari lalu

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.

Baca Selengkapnya

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

7 hari lalu

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

7 hari lalu

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

Serangan brutal Israel pada Sabtu malam di Rafah menewaskan 18 orang, termasuk 14 anak-anak. Dokter berhasil menyelamatkan bayi dari jasad ibu hamil

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

9 hari lalu

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.

Baca Selengkapnya

Tony Blair Temui Jokowi, Bahas Rencana Investasi Energi di IKN

10 hari lalu

Tony Blair Temui Jokowi, Bahas Rencana Investasi Energi di IKN

Jokowi dan Tony Blair mengadakan pertemuan di Istana Kepresidenan hari ini.

Baca Selengkapnya