Penjahit Gaun Pengantin Kate Middleton dan Meghan Markle Terancam jadi Tunawisma
Reporter
Tempo.co
Editor
Mila Novita
Jumat, 18 Desember 2020 10:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ahli bordir Chloe Savage yang membantu membuat gaun pengantin Kate Middleton dan Meghan Markle terancam menjadi tunawisma. Selama pandemi COVID-19 yang menyebabkan kemerosotan ekonomi, dia berjuang untuk memberi makan anak-anaknya.
"Sungguh mengerikan. Semua pekerjaan kami benar-benar mengering,” kata Chloe, 43, kepada People dari rumahnya di Desa Warmley di pinggiran Bristol, Inggris.
Dia mengatakan bahwa anak perempuannya yang berusia 14 tahun tidak makan malam untuk menghemat anggaran makanan. Dia makin stres bahkan melukai diri sendiri. “Jadi, dia sekarang pergi ke Layanan Kesehatan Mental Anak (CAMHS) untuk mendapatkan dukungan," kata dia seperti dikutip Kamis, 17 Desember 2020.
Kondisinya saat ini berbanding terbalik dengan gaun-gaun mewah untuk pernikahan kerajaan pada 2011 dan 2018. Dia membantu membuat gaun pengantin Kate dan Meghan di Royal School of Needlework di Hampton Court Palace.
“Kami mengaplikasikan semua renda pada gaun dan sepatunya,” kata Chloe tentang pekerjaannya pada gaun Alexander McQueen milik Kate.
"Kate datang beberapa kali. Dia cantik. Pengantin biasa yang tersipu malu," tambah Chloe, yang belajar di École Lesage yang bergengsi di Paris. "Dia sangat senang dengan gaun itu, gugup tentang hari itu, mempertanyakan apa yang kami lakukan ... semua hal semacam itu.”
Dia juga menceritakan saat Meghan Markle mampir untuk melihat gaun Givenchy-nya menjelang pernikahannya pada 2018 dengan Pangeran Harry. Chloe saat itu bertanggung jawab menjahit bunga poppy California, telinga jagung, bunga Persemakmuran, dan berbagai bunga taman kerajaan di kerudung pengantin.
Sebelum pandemi, Chloe bekerja secara ekstensif untuk teater, TV, dan rumah mode couture termasuk Balenciaga dan Victoria Beckham. Karyanya juga muncul di film Harry Potter dan film, seperti jaket bordir khusus 007 untuk Daniel Craig.
Sebelum pandemi, Chloe bekerja sebagai konservator untuk badan amal The National Trust, di mana dia bertanggung jawab atas 40 ribu barang tekstil bersejarah di rumah Tyntesfield di Somerset Utara, termasuk seluruh lemari serbet Victoria.
Sayangnya, ini semua berangsur-angsur sepi sejak Inggris pertama kali lockdown pada Maret. Banyak proyek mereka harus ditunda.
Dia juga menutup studionya di Chloe Savage Embroidery, memberhentikan murid-muridnya dan mengambil pinjaman US$ 30 ribu atau sekitar Rp 420 juta yang disediakan oleh pemerintah Inggris untuk membantu bisnis kecil selama pandemi.
Pinjaman tersebut hampir seluruhnya habis untuk biaya terkait bisnis seperti listrik, material, dan sewa studionya. Dia telah mengajukan permohonan kesejahteraan versi Inggris empat kali.