Efek Buruk Duduk Berjam-jam Bisa Dicegah dengan Berjalan 11 Menit, Menurut Studi

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Sabtu, 5 Desember 2020 18:15 WIB

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Selama pandemi COVID-19, banyak orang yang duduk lebih lama setiap hari dibandingkan biasanya. Gaya hidup seperti ini mengganggu kesehatan karena memicu berbagai penyakit serius penyebab kematian dini.

Namun, konsekuensi buruk duduk berjam-jam bisa dikurangi dengan berjalan setidaknya hanya 11 menit sehari, menurut sebuah studi baru dalam British Journal of Sports Medicine.

Dalam studi itu, seperti dilansir dari Channel News Asia, Sabtu, 5 Desember 2020, para peneliti menemukan, duduk untuk waktu yang lama menjadi hal biasa pada sebagian besar orang terutama di tengah pembatasan sosial akibat COVID-19.

Orang-orang lebih sedikit berolahraga namun lebih banyak duduk daripada setahun yang lalu, sebelum datang pandemi. Akibatnya, mungkin ada konsekuensi kesehatan jangka panjang dari perilaku ini salah satunya kematian.

Sebenarnya, seberapa aktif seseorang perlu bergerak untuk mengurangi kerugian dari duduk masih belum jelas. Ada yang berpendapat, jika dia duduk selama delapan jam, sebaiknya berjalan-jalan selama setengah jam di malam hari yang berarti mematuhi rekomendasi olahraga standar sekitar 30 menit olahraga hampir setiap hari.

Tetapi sebenarnya rekomendasi ini belum cukup. Sebuah studi tahun 2016 yang melibatkan lebih dari satu juta orang menemukan, pria dan wanita perlu berolahraga secara moderat selama sekitar 60-75 menit sehari untuk mengurangi efek duduk terlalu lama.

Walau begitu, para peneliti mengungkapkan, berolahraga setidaknya selama sekitar 11 menit sehari di tengah aktivitas, secara signifikan bisa memperkecil kemungkinan seseorang menghadapi risiko kematian dini akibat kurang bergerak alias duduk terus menerus.

Para peneliti menyimpulkan, manfaat aktivitas fisik salah satunya harapan hidup lebih panjang bisa dirasakan jika seseorang bergerak sekitar 35 menit sehari misalnya berjalan cepat atau aktivitas sedang lainnya.

Tentu saja, penelitian ini bersifat observasional dan tidak membuktikan olahraga menyebabkan orang hidup lebih lama. Tetapi dari sini, orang-orang bisa semakin paham pentingnya bergerak dan efek buruk duduk sepanjang hari.

"Jalan cepat adalah olahraga sedang yang sangat baik dan, dalam waktu setengah jam - atau bahkan kurang - dapat membantu memperpanjang harapan hidup kita," kata profesor epidemiologi dan aktivitas fisik di Norwegian School of Sport Sciences, Oslo, Norwegia, Ulf Ekelund, yang juga memimpin studi itu.

Berita terkait

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

3 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

8 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

8 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

11 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

16 hari lalu

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

24 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya

Saat Perjalanan Mudik Rentan Sakit Pinggang, Simak 5 Kiat Mengurangi Risikonya

27 hari lalu

Saat Perjalanan Mudik Rentan Sakit Pinggang, Simak 5 Kiat Mengurangi Risikonya

Saat mudik perjalanan darat terlalu lama duduk, tanpa diselingi aktivitas lainnya rentan berakibat sakit pinggang

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

30 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

33 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

BRI tetap optimistis atas keputusan OJK untuk menghentikan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.

Baca Selengkapnya