Penyebab Umum Keguguran seperti yang Dialami Meghan Markle
Reporter
Tempo.co
Editor
Mila Novita
Kamis, 26 November 2020 10:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Meghan Markle menceritakan keguguran yang dia alami pada Juli 2020 dalam sebuah tulisan di New York Times, Selasa, 24 November 2020. Dia mengatakan peristiwa itu terjadi pagi hari, saat dia sedang merawat anak pertamanya, Archie. Tiba-tiba perutnya merasakan nyeri tajam.
"Saya tahu, saat memegang anak pertama, bahwa saya kehilangan anak kedua," tulisnya. Kemudian, dia menggambarkan pemandangan kesedihan di rumah sakit, di mana dia dan suaminya berduka bersama.
Keguguran terjadi di saat usia kehamilan belum mencapai 20 minggu. Peristiwa ini adalah hal paling ditakutkan oleh wanita hamil karena penyebabnya tidak bisa dikendalikan. Sering kali, penyebabnya pun tidak diketahui.
Namun, ada empat penyebab keguguran yang paling sering ditemui pada ibu hamil, menurut laman Web MD.
1. Kromosom abnormal
Jika keguguran terjadi dalam 12 minggu pertama, penyebabnya biasanya masalah pada kromosom bayi. Kromosom mengandung gen yang menentukan sifat unik bayi, seperti warna rambut dan mata. Seorang bayi tidak dapat tumbuh secara normal dengan jumlah kromosom yang salah atau rusak.
Kelainan pada kromosom bayi yang belum lahir dapat menyebabkan salah satu dari beberapa masalah, seperti embrio tidak berkembang dan plasenta tidak tumbuh normal. Beberapa kelainan kromosom lainnya dapat menyebabkan keguguran.
Risiko mengalami kelainan kromosom dan keguguran semakin besar seiring dengan pertambahan usia, terutama setelah usia 35 tahun. Meghan Markle saat hamil anak kedua sudah memasuki usia 39 tahun.
2. Kondisi medis
Keguguran sering kali diakibatkan oleh masalah kesehatan ibu. Beberapa di antaranya termasuk infeksi seperti cytomegalovirus atau rubella, penyakit jangka panjang yang tidak terkontrol seperti diabetes atau tekanan darah tinggi, penyakit tiroid, lupus, dan gangguan autoimun lainnya.
Masalah dengan rahim atau leher rahim seperti fibroid pun bisa memicu, juga infeksi PMS seperti klamidia, gonore, sifilis, atau HIV. Selain itu, masalah pembekuan darah juga bisa menghalangi pembuluh darah yang membawa aliran darah ke plasenta.
3. Gaya hidup
Kebiasaan tidak sehat calon ibu dapat meningkatkan risiko keguguran. Kebiasaan itu termasuk merokok meskipun ayahnya, minum alkohol, dan mengonsumsi narkoba.
Selain perokok pasif, zat tertentu di lingkungan di rumah atau di tempat kerja dapat membahayakan kehamilan, termasuk timbal di pipa air tua atau cat rumah, merkuri dari termometer rusak atau lampu fluorescent, zat pelarut, pestisida yang ada pada racun serangga, dan arsenik yang ada pada air sumur atau limbah.
4. Pengobatan
Beberapa obat bebas dapat meningkatkan kemungkinan keguguran, termasuk misoprostol yang biasa digunakan untuk mengobati tukak lambung dan rheumatoid arthritis, methotrexate (obat untuk rheumatoid arthritis), retinoid yang banyak digunakan untuk mengobati kulit eksim dan jerawat, obat anti inflamasi non steroid (NSAID) untuk nyeri dan peradangan.
5. Keracunan makanan
Beberapa tipe keracunan makanan selama hamil bisa meningkatkan risiko keguguran. Penyebab keracunan makanan termasuk listeriosis dalam keju lunak yang tidak dipasteurisasi seperti blue, Brie, atau queso fresco, dan makanan laut mentah atau setengah matang.
Penyebab lain adalah salmonella yang biasanya ditemukan pada telur mentah atau setengah matang, toksoplasmosis yang umumnya ada pada daging mentah yang terinfeksi. Penyakit dari makanan itu bisa menginfeksi bayi sebelum lahir meskipun ibu hamil tidak mengalami gejalanya.