Pneumonia karena Covid-19 atau Bakteri Hanya Bisa Dibedakan Melalui Tes Swab

Reporter

Antara

Editor

Mila Novita

Kamis, 5 November 2020 19:05 WIB

Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Gejala pneumonia atau radang paru-paru bisa muncul karena virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 atau bakteri seperti streptococcus pneumoniae.

Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Nastiti Kaswandani mengatakan, sulit membedakan keduanya. “Harus dilakukan swab test untuk membedakannya," ujar dia dalam talk show virtual bertema "Selamatkan Anak dari Bahaya Pneumonia di Masa Pandemi", Kamis, 5 November 2020.

Pada tes swab, dokter akan mengambil sampel lendir untuk diperiksa menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Hasil akhir pemeriksaan ini akan menunjukkan ada tidaknya virus SARS-CoV-2 dalam tubuh. Selain swab, tes darah mungkin juga menunjukkan tanda-tanda pneumonia COVID-19.

Dari sisi gejala, dokter spesialis paru dan pernapasan di RS Pondok Indah-Bintaro Jaya, Feni Fitriani pernah mengungkapkan, pneumonia akibat virus corona (SARS-CoV-2) sama seperti gejala penyakit pneumonia biasa yakni demam berlanjut, infeksi saluran pernapasan dengan gejala batuk kering, pilek, sesak napas dan lesu. Selain itu, napas penderita bisa tampak sangat cepat dari biasanya.

Lebih lanjut, gejala pneumonia ini bisa berlangsung selama 14 hari atau kurang dari itu. Laman WebMD mencatat, siapa saja bisa terkena pneumonia COVID-19, namun umumnya lebih rentan dialami lansia atau orang berusia 65 tahun ke atas.

Mereka yang merawat orang dengan masalah kesehatan seperti asma, penyakit paru, hipertensi, diabetes, penyakit hati, jantung, lalu orang yang sistem imunnya lemak juga rentan terkena penyakit ini.

Di masa pandemi COVID-19 saat ini, selain menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), untuk mencegah terkena pneumonia, seseorang termasuk anak disarankan tak bepergian kecuali untuk keperluan mendesak seperti pengobatan atau imunisasi (untuk anak).

"Kuncinya di era pandemi, IDAI imbau anak tidak keluar rumah kecuali untuk hal mendesak misalnya imunisasi ke rumah sakit, anak tidak dibawa ke tempat ramai, paling baik stay di rumah. Kaau harus ke rumah sakit atau untuk urusan mendesak, terapkan protokol kesehatan," kata Nastiti.

Lalu jika terlanjur terkena, adakah penanganan khusus untuk pneumonia COVID-19? Penderita mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit dengan oksigen, ventilator untuk membantu Anda bernapas, dan cairan intravena (IV) untuk mencegah dehidrasi.

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

7 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya