Beda Parental Burnout dengan Stres, Simak Gejala dan Tips dari Ahli

Editor

Mila Novita

Kamis, 22 Oktober 2020 12:47 WIB

Ilustrasi orang tua memarahi anak/anak menangis. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Para orang tua, khususnya, ibu memiliki peran berlipat ganda selama pandemi Covid-19. Menjadi ibu rumah tangga atau bekerja, mendampingi anak-anak sekolah daring, mengurus kebutuhan anak dan suami, ditambah seabrek tugas lainnya. Pekerjaan yang tiada berakhir memicu munculnya parental burnout atau kelelahan fisik dan mental berlebihan.

Psikolog anak dan keluarga Samanta Ananta mengatakan, merujuk istilah awal mulanya istilah ini hanya untuk pekerja medis sekitar 1970-an. Namun, semakin ke sini, parental burnout jadi istilah umum dalam beberapa tahun ini.

Istilah tersebut menjadi dekat karena banyak yang merasakan. "Rasanya lebih dari kelelahan, sudah menjadi klimaks rasa jenuh dan kelelahan yang tidak bisa dibendung lagi," jelas Samanta dalam Instagram Live Cerita Cantika, Jumat, 16 Oktober 2020.

Bagaimana cara membedakannya dengan stres atau depresi? Cara membedakannya ada pada energinya.

Orang tua yang mengalami stres biasanya sudah kehilangan energi, sedangkan burnout masih ada. Istilah burnout memang belum ada penegakan diagnosis, tapi telah menjadi bagian dari isu kesehatan mental.

Advertising
Advertising

Menurut Samanta, gejala burnout secara umum terbagi menjadi tiga, yakni secara fisik tidak bisa merawat diri sendiri, perubahan perilaku dari hal yang sederhana seperti terlambat bangun dan marah-marah, dan secara emosi jadi mudah iritasi serta menghindar.

"Mulai marah-marah dan meminta anak buat belajar sendiri, sudah tidak ingin mendampingi. Paling terlihat di perilaku marah-marah ya, karena sudah jenuh dan over-hectic. Sampai tidak ada ide mau ngapain dan ada perasaan tidak ada apresiasi," ujar dia.

Lalu bagaimana sebaiknya cara mengatasi parental burnout agar tidak semakin berlarut dan memicu depresi? Samanta menyarankan mencari solusi yang tepat agar bisa survive.

Pertama-tama, identifikasi dulu kadarnya. Sebagai ilustrasi 1-10, kita masuk di angka yang mana. Kalau levelnya masih di bawah 5 masih bisa self healing.

"Caranya dengan makan sehat, tidur cukup dengan kualitas baik, bergerak bisa jalan kaki agar fungsi tubuh kita berjalan optimal," jelasnya.

Jika masih belum berpengaruh, kita bisa melakukan mindfulness, aku mendengar, aku merasakan, aku melihat, aku menghirup, dan aku menyentuh. Simpelnya memanfaatkan semua indera yang kita miliki.

Fokus melakukan apa yang sedang kita lakukan, jangan multitasking karena kegiatan tersebut semakin membuat fisik lelah. Jika sudah di angka lebih dari 5, Samanta menyarankan agar sebaiknya berkonsultasi ke profesional.

Berita terkait

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

1 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

3 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

3 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

4 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

6 hari lalu

Pola Asuh yang Perlu Dipahami Kakek Nenek saat Mengasuh Cucu

Psikolog mengingatkan kakek atau nenek memahami jenis-jenis pola asuh ketika mengasuh cucu. Apa saja yang perlu dilakukan?

Baca Selengkapnya

Refleksi Nirina Zubir atas Perkara Mafia Tanah dengan Bekas ART: Mendobrak Tabu Percakapan Aset Orang Tua hingga Mulut Manis Sang Asisten

6 hari lalu

Refleksi Nirina Zubir atas Perkara Mafia Tanah dengan Bekas ART: Mendobrak Tabu Percakapan Aset Orang Tua hingga Mulut Manis Sang Asisten

Duel aktris Nirina Zubir melawan mafia tanah bekas asisten mendiang ibunya, Riri Khasmita, patut menjadi contoh orang ramai yang menghadapi kasus serupa.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

6 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

8 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

8 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

8 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya