Penyebab Bibir Miss V Gatal dan Bentol, Folikulitis Hingga Psoriasis

Reporter

Sehatq.com

Editor

Yunia Pratiwi

Minggu, 27 September 2020 09:01 WIB

Ilustrasi vagina. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah Anda mengalami gatal atau bentol di area miss v? Kondisi ini tentu menyebabkan rasa tidak nyaman dan dapat mengganggu aktivitas seseorang. Sebab itu, penting mengetahui apa yang menjadi pemicunya.

Vulva atau bagian luar miss v bekerja bagaikan mesin yang bisa membersihkan dirinya sendiri, tanpa perlu sabun pembersih kewanitaan atau zat kimia lainnya. Namun terkadang, seseorang bisa merasakan bibir kemaluan bentol dan gatal disertai iritasi. Tak hanya di vulva, iritasi bisa berdampak pada bagian lain seperti labia, klitoris, uretra, dan mulut vagina.

Berikut ini beberapa penyebab bibir kemaluan bentol dan gatal

1. Folikulitis

Pernahkah merasakan bibir kemaluan bentol dan gatal setelah melakukan brazilian waxing atau mencukur rambut miss v? Jika iya, mungkin yang terjadi adalah folikulitis. Ini terjadi ketika ada folikel rambut kemaluan yang terinfeksi atau mengalami inflamasi. Istilah kondisi ini adalah razor burn.Benjolan yang terjadi pada kondisi folikulitis sekilas tampak seperti fungal acne. Biasanya, kondisi ini disertai dengan gejala lain seperti rasa nyeri, pembengkakan, hingga adanya nanah.Tanpa perlu perawatan, folikulitis di vulva akan mereda dengan sendirinya. Hanya saja, bisa dibantu dengan memberikan kompres es batu, mengoleskan krim hidrokortison, dan juga mengenakan pakaian dalam yang menyerap keringat.

2. Dermatitis kontak

Advertising
Advertising

Dermatitis kontak terjadi ketika ada substansi yang menyebabkan kulit iritasi. Mulai dari deterjen pencuci pakaian, residu zat kimia di pakaian dalam baru, pewangi di produk pembalut, lubrikan, hingga kondom. Reaksi akibat dermatitis kontak ini bisa muncul langsung setelah terjadi kontak dan mereda beberapa hari kemudian. Gejala lainnya yang muncul adalah sensasi terbakar, gatal, ruam, dan juga bengkak. Setelah mengetahui penyebab terjadinya bibir kemaluan bentol dan gatal, hilangkan pemicunya. Kemudian, basuh vulva dengan sabun dan air hangat untuk menghilangkan penyebab dermatitis kontak. Obat antihistamin juga dapat meredakan gejala yang muncul.

3. Perubahan hormonal

Perempuan bisa mengalami perubahan hormonal cukup drastis, contohnya saat sedang haid, hamil, hingga menyusui. Kondisi medis seperti PCOS juga bisa menyebabkan hormon menjadi fluktuatif. Selain itu, menopause juga bisa mengakibatkan perubahan hormon dan berpengaruh terhadap sensitivitas vulva.

Contohnya ketika hormon estrogen menurun drastis, kulit vulva bisa menjadi lebih kering dan tidak elastis. Artinya, kemungkinan mengalami iritasi pun meningkat.Cara mengatasinya bisa dengan menggunakan lubrikan untuk melembapkan miss v. Selain itu, aplikasikan lubrikan berbahan dasar air atau silikon sebelum melakukan aktivitas seksual. Terapi hormonal juga dapat menjadi opsi bergantung pada kondisi masing-masing.

4. Infeksi jamur

Jenis jamur yang paling sering menginfeksi area kemaluan adalah Candida. Gejala lain yang menyertai adalah rasa gatal, bengkak, nyeri saat bercinta, muncul ruam, hingga keluarnya cairan miss v kental berwarna putih.Sebagian besar infeksi jamur bisa diatasi dengan obat anti-jamur yang digunakan selama 1-7 hari. Selain itu, pastikan tidak melakukan aktivitas seksual apapun hingga infeksi jamur benar-benar sembuh.

5. Infeksi bakteri

Infeksi bakteri yang terjadi pada vagina disebut dengan bacterial vaginosis. Ini terjadi ketika bakteri berkembang biak tak terkendali sehingga kondisi vulva tak lagi seimbang. Infeksi bakteri umum dialami perempuan berusia 15-44 tahun. Gejala lain infeksi bakteri disertai dengan keluarnya cairan dengan warna dan aroma tidak normal serta sensasi terbakar di miss v. Untuk mengatasinya, dokter akan meresepkan antibiotik oles maupun oral. Habiskan antibiotik sesuai resep dokter. Selain itu, pastikan untuk tidak melakukan aktivitas seksual apapun hingga infeksi benar-benar tuntas.

6. Psoriasis

Psoriasis adalah kondisi autoimun yang menyebabkan akumulasi sel kulit dengan cepat. Jika terjadi di vulva, ini disebut dengan genital psoriasis. Gejalanya adalah ruam berwarna kemerahan namun tidak menyebabkan kulit menjadi pecah-pecah seperti psoriasis di bagian tubuh lain. Untuk mengatasinya, dokter akan meresepkan krim steroid untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan gatal. Selain itu, bisa juga dilakukan prosedur menyembuhkan kulit dengan sinar ultraviolet khusus.

7. Lichen planus

Lichen planus adalah inflamasi yang bisa terjadi di vulva dan vagina. Biasanya gejala yang muncul disertai rasa gatal, ruam berwarna putih, luka terbuka, benjolan berwarna keunguan, serta nyeri ketika berhubungan seksual. Orang yang sudah menopause juga bisa mengalami lichen sclerosus, dengan ciri munculnya luka berwarna putih di vulva dan vagina.

Kedua kondisi ini bisa diredakan dengan memberikan kompres es batu untuk meredakan nyeri, mengaplikasikan krim hidrokortison, dan minum obat antihistamin agar inflamasi berkurang. Kasus lichen planus ringan akan mereda setelah beberapa tahun. Namun jika melibatkan membran mukosa vagina, penanganannya bisa jadi lebih sulit.

SEHATQ

Berita terkait

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

5 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Saran Dermatolog buat Penderita Rosacea agar Tak Semakin Parah

13 hari lalu

Saran Dermatolog buat Penderita Rosacea agar Tak Semakin Parah

Empat jenis produk perawatan kulit dibutuhkan penderita rosacea demi mengurangi keluhan gatal-gatal. Simak saran dermatolog.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Mencuci Handuk Mandi yang Benar

13 hari lalu

Begini Cara Mencuci Handuk Mandi yang Benar

Berikut cara yang benar untuk mencuci handuk mandi agar tetap bersih, segar, dan bebas dari kuman dilansir dari Saatna.

Baca Selengkapnya

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

15 hari lalu

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

Pemilik kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang kian berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon estrogen.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

23 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

Sebab Sering Terjadi Sembelit di Masa Perimenopause

26 hari lalu

Sebab Sering Terjadi Sembelit di Masa Perimenopause

Sembelit adalah gejala yang umum terjadi pada perempuan perimenopause. Apa saja pemicunya dan juga gejala lainnya?

Baca Selengkapnya

Mengapa Menopause Lebih Cepat Sebabkan Osteoporosis pada Wanita?

30 hari lalu

Mengapa Menopause Lebih Cepat Sebabkan Osteoporosis pada Wanita?

Wanita diketahui lebih cepat mengalami osteoporosis karena melalui proses hormonal menopause yang mengganggu kepadatan tulang.

Baca Selengkapnya

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

35 hari lalu

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

Beberapa titik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri di kantor sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihan diri setelah menyentuhnya.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

40 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

40 hari lalu

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.

Baca Selengkapnya