Cara Aman Dapat Layanan Kontrasepsi saat Pandemi, Manfaatkan Aplikasi

Reporter

Antara

Editor

Mila Novita

Jumat, 25 September 2020 17:45 WIB

Ilustrasi alat KB atau kontrasepsi (Freepik)

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 menghalangi para perempuan mengakses layanan kontrasepsi, khususnya untuk yang memilih metode suntik. Padahal, sejak beberapa waktu lalu klinik-klinik yang melayani kontrasepsi sudah menerapkan standar protokol kesehatan baru, untuk memberikan kepastian keamanan bagi para akseptor atau orang menggunakan alat kontrasepsi.

Deputi Bidang Pengendalian Penduduk, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dwi Listyawardani mengatakan, petugas kesehatan yang melayani menggunakan alat pelindung diri (APD) yakni masker, menjaga jarak dari akseptor dan menerapkan prosedur layanan dengan perjanjian.

"Alat pelindung diri tergantung alat kontrasepsinya. Kalau pil, APD sederhana hanya masker dan sarung tangan. Sementara jika harus terjadi kontak yang lebih intens, maka harus menggunakan APD lain, hazmat," kata dia dalam konferensi pers virtual Hari Kontrasepsi Sedunia 2020, Jumat, 25 September 2020.

Di beberapa wilayah, bahkan ada petugas sebelumnya meminta calon akseptor melakukan rapid test untuk memastikan mereka negatif COVID-19.

Terkait akses, jika selama ini pelayanan kontrasepsi hanya dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas dan klinik pratama, maka tahun 2020 calon akseptor bisa mendapatkannya di rumah sakit.

"Karena potensinya melayani seluruh jenis terutama pasca-persalinan cukup besar. Upaya atur jarak kelahiran, faktor sebabkan stunting pada anak baru lahir," tutur Dani.

Lebih lanjut, pemanfaatan akses layanan digital melalui aplikasi KlikKB juga sudah dilakukan. Melalui aplikasi ini, bidan bisa memantau waktu klien akseptor mendapatkan kembali layanan kontrasepsi. Cara ini juga menghindari terjadinya putus sambung layanan kontrasepsi yang bisa berujung kehamilan tak diinginkan.

Dani mencatat, sekalipun permintaan layanan kontrasepsi sempat turun pada Januari hingga Mei lalu akibat pandemi COVID-19, namun, pada 29 Juni lalu bertepatan dengan Hari Keluarga Nasional permintaan pada layanan mulai naik signifikan.

Data BKKBN menunjukkan, sekitar lebih dari satu juta orang mendapatkan layanan kontrasepsi serentak atau melebihi target satu juta akseptor.

Kemudian, untuk menjangkau lebih banyak calon akseptor, pada Hari Kontrasepsi Sedunia yang diperingati pada 26 September mendatang, BKKBN akan melakukan pelayanan serentak di seluruh Indonesia.

Targetnya, akseptor bisa menerima metode kontrasepsi jangka panjang sebanyak 250.000 yakni IUD 150.000 dan implan 100.000.

Metode kontrasepsi IUD sendiri sebenarnya tak begitu diminati masyarakat karena sifat jangka panjangnya dan keinginan pengguna bisa memulihkan kesuburannya lebih cepat.

Saat ini, sebagian besar pengguna kontrasepsi di Indonesia didominasi suntik dan pil yakni 70 persen yang terbagi sebanyak 45-50 persen untuk suntik dan dan pil sekitar 25-30 persen.

Dani berpendapat, penerapan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) relatif lebih sulit. Petugas harus terlatih, masyarakat juga harus bersabar karena prosedurnya lama dan membutuhkan prosedur operasi kecil.

"Dan ini kadang-kadang membuat masyarakat takut. Metode apa saja tidak masalah asal tidak terjadi putus pakai. Ini pilihan. Kontrasepsi alat bantu rencanakan keluarga," tutur dia.

Dia menambahkan, BKKBN kini mengagas metode kontrasepsi terobosan antara lain pil untuk ibu menyusui, suntik dengan hormon kombinasi agar para akseptor tetap bisa mengalami menstruasi dan implan satu batang.

Berita terkait

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

2 hari lalu

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

7 hari lalu

Yang Perlu Disiapkan Ibu Hamil agar Persalinan Aman dan Lancar

Selain memahami bahaya persalinan, ibu hamil juga harus menyiapkan keperluan untuk membantu lancarnya proses kelahiran.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

8 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

30 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

BRI tetap optimistis atas keputusan OJK untuk menghentikan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.

Baca Selengkapnya

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

31 hari lalu

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan terjadi kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman pada Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

34 hari lalu

Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

Otoritas kesehatan Jepang telah memperingatkan adanya lonjakan infeksi radang tenggorokan yang berpotensi mematikan

Baca Selengkapnya

Kepala BKKBN Bilang Calon Pengantin Mesti Paham Ini Agar Dapat Mencegah Anak Stunting

45 hari lalu

Kepala BKKBN Bilang Calon Pengantin Mesti Paham Ini Agar Dapat Mencegah Anak Stunting

Pentingnya calon pengantin, kata Kepala BKKBN, memahami hal ini untuk mempersiapkan kehamilan dan mencegah anak stunting.

Baca Selengkapnya

Distribusi Bantuan Pangan Tahun Ini Mulai Lagi, 7 Provinsi Jadi Target Prioritas

48 hari lalu

Distribusi Bantuan Pangan Tahun Ini Mulai Lagi, 7 Provinsi Jadi Target Prioritas

Direktur Cadangan Pangan dari Badan Pangan Nasional atau Bapanas Rachmi Widiriani mengatakan berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), sebanyak 12 provinsi masuk dalam program pengendalian stunting nasional.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kesehatan Diminta Sosialisasikan Apa Itu Penyakit X

58 hari lalu

Kementerian Kesehatan Diminta Sosialisasikan Apa Itu Penyakit X

Masyarakat yang tidak paham mungkin berpikir penyakit X berarti ada virus baru yang sedang menyebar global seperti Covid-19 yang baru lalu.

Baca Selengkapnya