Penyebab Keluar Darah Usai Bercinta, Dari yang Normal Hingga Berbahaya

Reporter

Sehatq.com

Editor

Yunia Pratiwi

Kamis, 24 September 2020 22:00 WIB

Ilustrasi bercinta. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta -Setelah bercinta keluar darah seperti haid padahal belum waktunya menstruasi, mungkin membuat Anda merasa bingung, bahkan khawatir. Dalam dunia medis, keluar darah setelah berhubungan seks dikenal dengan istilah postcoital bleeding. Kondisi ini dapat dialami oleh perempuan dari berbagai rentang usia. Pada perempuan yang belum mengalami menopause, sumber perdarahan biasanya berasal dari serviks (leher rahim). Selain dari leher rahim, sumber keluarnya darah setelah berhubungan bisa berasal dari rahim (uterus), bibir vagina (labia), dan uretra (saluran kencing).

Pada kasus yang normal, sebanyak 9 persen perempuan yang belum menopause di dunia pernah mengalami kondisi vagina berdarah setelah berhubungan seks. Risiko keluar darah setelah berhubungan juga meningkat pada perempuan yang sudah menopause. Menurut sebuah studi yang dimuat dalam Journal of Menopausal Medicine, ada sekitar 63 persen perempuan menopause yang mengalami vagina kering dan vagina berdarah saat berhubungan intim.

Meski umumnya keluar darah seperti haid setelah bercinta merupakan hal yang normal dan tidak membahayakan, Anda tetap perlu waspada. Pasalnya, bisa jadi vagina berdarah setelah berhubungan seks adalah tanda infeksi penyakit atau pada kasus yang jarang terjadi merupakan gejala kanker serviks.

Berikut ini beberapa penyebab keluar darah setelah bercinta baik yang normal dan tergolong membahayakan

1. Efek penggunaan alat kontrasepsi

Salah satu penyebab keluar darah setelah bercinta adalah efek penggunaan alat kontrasepsi. Seorang dokter spesialis kandungan mengatakan bahwa beberapa kontrasepsi hormonal jenis apa pun bisa menjadi penyebab keluar darah setelah berhubungan seks.Umumnya, Anda akan menyadarinya ketika baru saja mengonsumsi pil kontrasepsi. Hal ini karena tubuh membutuhkan penyesuaian waktu selama beberapa bulan terhadap kontrasepsi hormonal. Alat kontrasepsi dalam rahim atau KB spiral (IUD) juga dapat mengakibatkan perdarahan, terutama bila terjadi pergeseran posisi akibat bercinta. Selain itu, penggunaan kontrasepsi hormonal juga dapat membuat vagina kering sehingga aktivitas seksual jadi terasa menyakitkan sehingga timbul perdarahan.

Advertising
Advertising

2. Vagina kering

Penyebab keluar darah setelah bercinta yang paling utama adalah kondisi vagina kering. Jika vagina kekurangan pelumas saat melakukan hubungan seks, maka besar kemungkinan Anda akan mengalami perdarahan. Tak hanya itu, Anda juga akan mengalami rasa nyeri saat berhubungan intim. Selain kekurangan pelumas, beberapa penyebab vagina kering di antaranya riwayat pengangkatan ovarium atau adanya masalah pada ovarium, setelah melahirkan atau sedang menyusui sehingga membuat kadar estrogen dalam tubuh menurun, lonsumsi obat-obatan yang bisa mengganggu produksi hormon estrogen. Selain itu sedang melakukan pengobatan kanker, alergi bahan kimia, douching atau melakukan hubungan seksual padahal Anda belum benar-benar terangsang atau mencapai klimaks.

3. Cedera pada vagina

Cedera pada vagina bisa jadi penyebab keluar darah setelah bercinta. Umumnya, cedera vagina dapat muncul akibat karena aktivitas seks yang terlalu keras.Hal ini juga bisa terjadi apabila muncul luka kecil atau lecet pada area vagina akibat vagina kering yang disebabkan oleh Anda sedang menyusui, menopause, atau faktor risiko lainnya.Perempuan yang baru kali pertama melakukan hubungan intim juga mungkin mengalami perdarahan dari vagina. Ini karena lipatan kecil kulit vagina yang dikenal dengan selaput dara meregang dan putus.

4. Radang serviks atau servisitis

Penyebab keluar darah setelah berhubungan seks yang umum terjadi adalah kondisi radang serviks atau servisitis. Kondisi ini dapat muncul apabila darah yang keluar berasal dari leher rahim. Radang serviks atau servisitis umumnya bukan kondisi setelah berhubungan keluar darah seperti haid yang berpotensi membahayakan.

5. Polip serviks

Kemunculan polip serviks juga menjadi penyebab keluar darah setelah bercinta. Polip serviks adalah tumor jinak dengan bentuk kecil dan panjang sekitar 1-2 sentimeter yang tumbuh pada leher rahim. Polip yang menggantung di serviks memiliki banyak pembuluh darah dan bisa menimbulkan perdarahan apabila tersenggol. Akibatnya, Anda mungkin akan melihat sedikit darah setelah melakukan hubungan seksual. Polip merupakan hal yang sering dialami pada perempuan usia 40 tahun ke atas.

6. Ektropion serviks

Ektropion serviks adalah suatu kondisi di mana sel kelenjar dari dalam serviks menonjol ke luar. Meski dapat menjadi penyebab keluar darah setelah berhubungan seks, umumnya kondisi ini dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.

7. Displasia serviks

Displasia serviks adalah kondisi di mana sel-sel tumor prakanker yang tumbuh tidak terkendali pada lapisan leher rahim. Pertumbuhan sel-sel ini yang dapat menimbulkan iritasi sehingga merusak jaringan di sekitarnya, tak terkecuali menyebabkan keluar darah setelah bercinta.

8. Penyakit menular seksual

Setelah berhubungan keluar darah seperti haid bisa jadi kondisi yang berbahaya apabila disebabkan oleh penyakit menular seksual. Misalnya, klamidia, gonore, atau trikomoniasis.Terkadang, tidak ada tanda-tanda atau gejala yang ditunjukkan saat mengidap salah satu jenis penyakit menular seksual tersebut. Namun, gejala yang umum ditemui adalah keluar darah setelah berhubungan seks, padahal Anda tidak sedang menstruasi.

9. Kanker serviks

Pada kasus yang jarang terjadi, setelah bercinta keluar darah seperti haid bisa menandakan kondisi kanker serviks. Gejala kanker serviks yang umum muncul adalah keluar darah setelah berhubungan intim.

Pada dasarnya, jika kondisi setelah bercinta keluar darah seperti haid cenderung normal dan perdarahan ringan bisa hilang dengan sendirinya, Anda tidak perlu menemui dokter. Anda harus segera menemui dokter kandungan apabila keluar darah setelah berhubungan seks terjadi terus menerus, cenderung parah, dan terjadi beberapa jam setelah hubungan intim.

Anda juga perlu menemui dokter apabila keluar darah setelah berhubungan seks disertai dengan tanda atau gejala lain, seperti mual, muntah, hingga kehilangan nafsu makan, vagina gatal, sensasi rasa terbakar pada vagina, keluar cairan tidak biasa dari vagina, rasa nyeri yang parah pada perut, sensasi rasa terbakar atau perih saat kencing atau berhubungan seks, nyeri punggung bagian bawah, merasa lelah dan lemas yang tidak diketahui penyebabnya, sakit kepala hingga kulit pucat.

Namun ada beberapa cara mencegah tingkat keparahan dan frekuensi keluar darah seperti haid setelah bercinta. Misalnya dengan minum banyak air putih, gunakan pelumas berbasis air atau silikon selama aktivitas seksual berlangsung, jangan terlalu keras saat melakukan aktivitas seksual, hindari menggunakan produk kebersihan vagina yang mengandung wewangian tertentu. Bila menggunakan alat kontrasepsi IUD, periksakan ke dokter kandungan Anda untuk mengetahui posisi alat kontrasepsi tersebut.

SEHATQ

Berita terkait

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

5 hari lalu

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

Bedakan memar biasa dengan hematoma, yang biasanya lebih serius karena melibatkan lebih banyak darah dan pulih lebih lama.

Baca Selengkapnya

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

6 hari lalu

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

Jantung bocor terjadi ketika salah satu dari empat katup di jantung Anda tidak menutup rapat.

Baca Selengkapnya

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

21 hari lalu

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dan trombosit yang cukup.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

30 hari lalu

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.

Baca Selengkapnya

Ginekolog Sebut Perkembangan Kanker Serviks Bisa Dicegah, Cek Caranya

51 hari lalu

Ginekolog Sebut Perkembangan Kanker Serviks Bisa Dicegah, Cek Caranya

Spesialis kandungan mengatakan perkembangan kanker serviks bisa dicegah dengan menghentikan perilaku berisiko dan menjalani tindakan penanganan tepat.

Baca Selengkapnya

Kanker Serviks Dominasi Proporsi Kasus Kanker, Mayoritas Terdeteksi pada Stadium Lanjut

51 hari lalu

Kanker Serviks Dominasi Proporsi Kasus Kanker, Mayoritas Terdeteksi pada Stadium Lanjut

Kanker serviks mendominasi proporsi kasus kanker yang sering dijumpai sekitar 62 persen.

Baca Selengkapnya

Sering Keluar Ingus Campur Darah, Waspada Kanker Nasofaring

27 Februari 2024

Sering Keluar Ingus Campur Darah, Waspada Kanker Nasofaring

Dokter THT mengatakan ingus bercampur darah bisa jadi tanda awal kanker nasofaring. Periksakan diri ke dokter untuk diagnosis.

Baca Selengkapnya

Mengenal Trikomoniasis, Penyakit Menular Seksual yang Disebabkan Parasit

19 Februari 2024

Mengenal Trikomoniasis, Penyakit Menular Seksual yang Disebabkan Parasit

Trikomoniasis merupakan PMS yang disebabkan oleh parasit bernama Trichomonas vaginalis.

Baca Selengkapnya

Jangan Cemas, Keputihan Belum Tentu karena Kanker Serviks

14 Februari 2024

Jangan Cemas, Keputihan Belum Tentu karena Kanker Serviks

Keputihan pada wanita belum tentu berarti terkena kanker serviks. Namun sebaiknya periksakan ke dokter untuk diagnosis lebih tepat.

Baca Selengkapnya

Usia yang Disarankan Vaksinasi HPV Menurut Dokter

13 Februari 2024

Usia yang Disarankan Vaksinasi HPV Menurut Dokter

Vaksinasi HPV perlu diberikan kepada anak perempuan sedini mungkin demi mencegah kanker serviks. Berikut dosis yang dianjurkan.

Baca Selengkapnya