Bertahan di Masa Pandemi, Pebisnis Tenun Kini Bikin Masker dan Kantong Belanja

Reporter

Antara

Editor

Mila Novita

Senin, 21 September 2020 19:50 WIB

Tenun ikat Kabupaten Sikka yang khas ikut mendorong pertumbuhan pariwisata.

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak pelaku ekonomi kreatif mengubah produknya agar bisa bertahan di masa pandemi Covid-19. Pengusaha produk berbahan tenun pun kini menjual barang-barang yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

BrandNoesa yang memproduksi barang-barang seperti tali kamera, tali tas, tali kacamata, hingga dompet dari pengrajin tenun di Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur, kini membuat masker kain yang dibutuhkan untuk beraktivitas sehari-hari.

"Produk-produk kecil (seperti masker) itu muncul di era pandemi. Kami memikirkan apa produk baru lainnya yang bisa diolah," kata Annisa Hendrato, Creative dan Digital Marketing Noesa, di konferensi pers pembukaan "Peningkatan Kompetensi Pelaku Ekonomi Kreatif dalam Pemasaran Digital", Senin, 21 September 2020.

Selain masker yang dibuat dari sisa-sisa kain tenun, belakangan dia juga membuat tas kain untuk belanja menyusul kebijakan di mana penggunaan kantong plastik di toko-toko dikurangi.

Merengkuh pasar yang lebih luas melalui digitalisasi adalah salah satu cara bertahan di tengah pandemi COVID-19. Berkaca dari pengalamannya, Annisa menuturkan caranya memperkenalkan tenun ikat untuk generasi muda.

"Tenun ikat biasanya cuma bisa dinikmati kolektor dan pegiat kain, kurang masuk ke anak muda yang uangnya terbatas. Saya ingin anak muda tahu tradisi tenun ikat," tutur dia.

Salah satu kekuatan utama dari berjualan secara langsung di toko fisik atau pameran adalah memberi kesempatan kepada konsumen untuk memegang langsung produk.

Tapi dunia digital juga memberi keleluasaan bagi pengusaha untuk berkreasi.

Bukan cuma lewat foto-foto produk yang menarik, dia juga menggali cerita di balik kain dan mempersembahkannya dalam bentuk video juga berbagi proses pembuatan agar bisa ditonton para konsumen.

Dia menyarankan untuk memulai proses digitalisasi dari platform yang familier agar proses adaptasi lebih mudah.

"Mulai dari hal kecil, misalnya jualan lewat Whatsapp, kirim foto barang dengan harga dan dimensi (ukuran) kalau bukan jualan makanan," dia memberi kiat.

Jika ingin mencoba menjangkau konsumen lewat media sosial, Annisa menyarankan untuk memulai dengan membuat katalog di Instagram.

Dibandingkan beberapa tahun lalu, saat ini pengusaha bisa lebih terbantu dengan majunya teknologi karena semua bisa dilakukan lewat handphone.

Berita terkait

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

5 hari lalu

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

Festival Rimpu Mantika tidak hanya pawai semata, selain tradisi busana, juga disuguhkan kekayaan keindahan budaya Bima dan ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

5 hari lalu

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

Pawai rimpu merupakan acara puncak dari Festival Rimpu Mantika Kota Bima 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

5 hari lalu

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

9 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

31 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

BRI tetap optimistis atas keputusan OJK untuk menghentikan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.

Baca Selengkapnya

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

31 hari lalu

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan terjadi kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman pada Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

34 hari lalu

Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

Otoritas kesehatan Jepang telah memperingatkan adanya lonjakan infeksi radang tenggorokan yang berpotensi mematikan

Baca Selengkapnya

Kementerian Kesehatan Diminta Sosialisasikan Apa Itu Penyakit X

59 hari lalu

Kementerian Kesehatan Diminta Sosialisasikan Apa Itu Penyakit X

Masyarakat yang tidak paham mungkin berpikir penyakit X berarti ada virus baru yang sedang menyebar global seperti Covid-19 yang baru lalu.

Baca Selengkapnya

Meraup Cuan di Kerajinan Kain Shibori

3 Maret 2024

Meraup Cuan di Kerajinan Kain Shibori

Bagaimana pengrajin asal Yogyakarta meraup keuntungan dari kerajinan kain shibori.

Baca Selengkapnya