Sebab Tenggorokan Berdahak Lebih Banyak, Dari Kondisi Medis Hingga Gaya Hidup

Reporter

Sehatq.com

Editor

Yunia Pratiwi

Minggu, 20 September 2020 22:00 WIB

Ilustrasi wanita memegangi atau sakit tenggorokan. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa dari Anda tentu pernah mengalami tenggorokan berlendir lebih banyak dari biasa. Produksi lendir ini melindungi sistem pernapasan dengan menyaring kotoran sekaligus melubrikasi.

Tenggorokan berdahak berlebih bisa terjadi karena alergi, asma, naiknya asam lambung, atau infeksi. Selain itu, tenggorokan berdahak juga bisa terjadi karena faktor lingkungan. Semisal ketika seseorang berada di lingkungan dalam ruangan yang terlalu kering atau terpapar asap rokok baik itu sebagai perokok pasif maupun thirdhand smoke.

Dahak atau lendir diproduksi oleh membran mukosa yang memanjang dari hidung ke paru-paru. Setiap kali menghirup napas, alergen, virus, debu, atau substansi lain akan disaring oleh lendir ini agar tidak masuk ke saluran pernapasan.

Penyebab tenggorokan berdahak lebih banyak

1. Kondisi medis

Advertising
Advertising

Ada beberapa kondisi medis yang menyebabkan tenggorokan berdahak berlebih. Contohnya penyakit seperti asma, alergi, naiknya asam lambung, dan juga infeksi.Tak hanya itu, penyakit yang berkaitan dengan kesehatan paru-paru seperti bronkitis, pneumonia, cystic fibrosis dan penyakit paru obstruktif kronis juga membuat seseorang menghasilkan dahak lebih banyak di tenggorokan.

2. Faktor lingkungan

Berada di lingkungan tertentu juga bisa memicu produksi dahak lebih banyak. Contohnya ketika berada di dalam ruangan dengan udara kering, berdebu, atau sarat dengan asap rokok. Biasanya jika faktor lingkungan yang memicu tenggorokan berdahak, tubuh akan merespons dengan terbatuk. Lingkungan dengan udara kurang bersih adalah penyebab batuk yang paling umum.

3. Gaya hidup

Orang yang kurang mendapat asupan cairan atau dehidrasi juga rentan merasakan tenggorokan berdahak berlebihan. Selain itu, jika mengonsumsi terlalu banyak cairan yang bersifat diuretik seperti kopi, teh, dan alkohol maka bisa menyebabkan produksi dahak berlebih pula.Apabila anda merokok, maka anda berisiko mengalami “smoker’s cough”. Hal ini terjadi karena silia/rambut halus di tenggorokan anda berusaha mengeluarkan lendir kental akibat zat kimia dari rokok. Seringkali perokok aktif mengeluhkan lendir/dahak kental di pagi hari sehingga harus dibatukkan untuk membantu mengeluarkannya.

Jika tenggorokan berdahak terjadi terus menerus dan menimbulkan rasa tidak nyaman, sebaiknya hubungi dokter. Namun ada beberapa pilihan untuk mengatasi tenggorokan berdahak seperti konsumsi obat medis yang dijual di pasaran untuk keluhan tenggorokan berdahak ringan.

Selain itu Anda bisa berkumur dengan air hangat dan garam bisa membantu melegakan tenggorokan dari dahak. Tak hanya itu, campuran air hangat dan garam bisa membantu mengusir bakteri penyebab masalah di tenggorokan. Anda juga ahrus memastikan tubuh mendapat asupan cairan yang cukup juga membantu melegakan tenggorokan. Cairan akan membantu mengencerkan lendir. Anda bisa memilih cairan hangat, namun sebaiknya hindari minuman yang mengandung kafein.

Lalu ketika tidur, upayakan kepala dalam posisi lebih tinggi sehingga dahak tidak terakumulasi di bagian belakang tenggorokan. Pastikan pula suhu ruangan cukup lembap agar dahak menjadi lebih encer. Penting juga memastikan lingkungan sekitar tidak menimbulkan iritasi membran mukosa yang bisa dipicu oleh polusi atau substansi kimia tertentu.

SEHATQ

Berita terkait

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

2 hari lalu

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

Paparan parfum pada kulit bayi bisa menyebabkan iritasi bahkan infeksi pernapasan.

Baca Selengkapnya

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

7 hari lalu

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

Solok berhasil kurangi sampah 10 persen

Baca Selengkapnya

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

8 hari lalu

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

Cinta Laura menjelaskan strategi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi dan manajemen sumber daya air yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

8 hari lalu

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

Masalah sampah bisa menjadi bencana jika penanganannya tidak komprehensif dan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

9 hari lalu

Pengaruh Ras dan Keturunan pada Alergi Anak

Ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi terjadinya alergi pada anak selain alergen, termasuk ras dan keturunan.

Baca Selengkapnya

Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

9 hari lalu

Gejala Rinitis Alergi pada Anak yang Perlu Dikenali Orang Tua

Kenali empat gejala khas rinitis alergi yang terlihat pada anak, yakni bersin berulang, hidung gatal, hidung meler, dan hidung tersumbat.

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

25 hari lalu

Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

Dokter anak serta pakar alergi dan imunologi di California mengungkapkan beberapa fakta menarik tentang alergi kacang. Simak faktanya.

Baca Selengkapnya

Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

26 hari lalu

Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

Pakar lingkungan Dr Latifah Mirzatika mengajak masyarakat untuk melaksanakan konsep Green Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

28 hari lalu

Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

Indonesia berada di urutan kedua dengan indeks risiko bencana sebesar 43,5 World Risk Report (WRR) 2023.

Baca Selengkapnya

Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

33 hari lalu

Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

Teknologi pemulihan lingkungan biologis membutuhkan biaya yang lebih rendah.

Baca Selengkapnya