Belajar dari Rumah, Ini Saran Pakar untuk Pendidikan Kognitif dan Karakter Anak

Editor

Mila Novita

Jumat, 11 September 2020 20:30 WIB

Ilustrasi anak belajar. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Pembukaan sekolah di masa pandemi Covid-19 di beberapa daerah kemungkinan ditunda mengingat melonjaknya kasus baru. Banyak orang tua yang cemas, tapi proses belajar anak harus terus berjalan.

Dosen Magister Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta, Khasanah, mengatakan belajar dari rumah atau sekolah, proses pendidikan anak terus berlangsung. Yang membedakan adalah tempat mereka belajar dan dengan siapa mereka belajar.

Ia mengatakan, orang tua perlu memperhatikan periode perkembangan anak yang sangat sensitif yaitu saat usia 1-5 tahun. Disebut periode emas, pada masa ini seluruh aspek perkembangan kecerdasan, yaitu kecerdasan intelektual, emosi, dan spiritual mengalami perkembangan yang luar biasa sehingga yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan selanjutnya.

"Belajar tidak hanya sebagai proses meningkatkan pemahaman kognitif dan intelektual semata, namun juga mencakup penanaman sikap dan nilai-nilai moral/karakter," kata Khasanah.

Pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Advertising
Advertising

Sebelum karakter negatif melekat pada anak-anak kita yaitu pada usia 14 tahun, mari kita peduli dengan anak-anak. Lewat dari usia itu maka akan sulit kita ubah karakter mereka, begitu kata sebagian ahli.

Di periode anak usia sekolah semua informasi akan terserap dengan cepat. Mereka menjadi peniru yang andal, lebih cerdas dari yang terlihat dan akan menjadi dasar terbentuknya karakter, kepribadian, dan kemampuan kognitifnya.

Dalam pola pikir, pendidikan harus mampu membantu anak dalam mengatur kecepatan bermainnya, mengolah strategi dalam permainan media komunikasi sosial meningkatkan kemampuan otak kanan anak selama dalam pengawasan yang baik.

Akan tetapi di balik kelebihan tersebut lebih dominan pada dampak negatif yang berpengaruh terhadap perkembangan anak.

Menurut Khasanah, yang harus diwaspadai guru maupun orang tua yaitu:

1. Ketika keasyikan dengan gadget anak jadi kehilangan minat dalam kegiatan lain.
2. Anak tidak lagi suka bergaul atau bermain di luar rumah dengan teman sebaya.
3. Anak cenderung bersikap membela diri dan marah ketika ada upaya untuk mengurangi atau menghentikan penggunaan gawai.
4. Anak berani berbohong atau mencuri-curi waktu untuk bermain gadget.
5. Perilaku-perilaku tersebut merupakan tanda bahwa mereka sedang membutuhkan bantuan dalam menghentikan aktivitasnya dengan kecanduan bermain gadget.

Membentuk anak berkarakter di haruskan adanya rekayasa lingkungan di mana anak berada. Mulailah kita rencakan lingkungan yang baik buat menumbuhkan kemampuan natural anak kita yang mulai muncul dalam diri anak.

Beri kesempatan pada anak untuk punya ruang eksplorasi sehingga mereka jadi kreatif, dapat menciptakan banyak hal buat kecakapan hidupnya.

"Pahamilah jika sumber belajar tak hanya dari orang tua dan guru tetapi juga lingkungan dan media sosial," ujar Khasanah.

Berita terkait

Relasi Kuasa Orang Dewasa Pengaruhi Anak Berkonflik dengan Hukum

5 jam lalu

Relasi Kuasa Orang Dewasa Pengaruhi Anak Berkonflik dengan Hukum

Anak berkonflik dengan hukum biasanya melakukan kejahatan karena berada dalam relasi kuasa orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Polres Metro Jakarta Timur Tangkap Ibu yang Rekam Anak Bersetubuh hingga Paksa Aborsi

16 jam lalu

Polres Metro Jakarta Timur Tangkap Ibu yang Rekam Anak Bersetubuh hingga Paksa Aborsi

Seorang ibu 46 tahun ditangkap Polres Metro Jakarta Timur usai merekam anaknya, RH (16) bersetubuh dengan kekasih. Dia juga memaksa anaknya aborsi.

Baca Selengkapnya

Badan PBB Sahkan Resolusi Penanganan Anak Tergabung Kelompok Teroris Usulan Indonesia

16 jam lalu

Badan PBB Sahkan Resolusi Penanganan Anak Tergabung Kelompok Teroris Usulan Indonesia

Indonesia mengusulkan resolusi penanganan anak yang terasosiasi dengan kelompok teroris dalam forum CCPJ

Baca Selengkapnya

7 Jenis Kembar Siam, Salah Satunya Ischiopagus Tripus Atau Kembar Laba-laba

16 jam lalu

7 Jenis Kembar Siam, Salah Satunya Ischiopagus Tripus Atau Kembar Laba-laba

Ada beragam jenis kembar siam. Ini 7 di antaranya

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Nasib Mantan Pekerja Sepatu Bata Setelah PHK, Pasca Kematian Presiden Iran Harga Minyak Relatif Tenang

22 jam lalu

Terpopuler: Nasib Mantan Pekerja Sepatu Bata Setelah PHK, Pasca Kematian Presiden Iran Harga Minyak Relatif Tenang

Mantan karyawan PT Sepatu Bata yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) berusaha mencari tempat kerja baru.

Baca Selengkapnya

BRI Peduli Salurkan Bantuan CSR di SDN Gunung Geulis

1 hari lalu

BRI Peduli Salurkan Bantuan CSR di SDN Gunung Geulis

BRI Peduli selaku payung program TJSL perusahaan, terus berupaya dan berkontribusi dalam mendorong kualitas pendidikan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Ekosistem Pendidikan, Pemkab Kediri Gandeng PSPK

3 hari lalu

Tingkatkan Ekosistem Pendidikan, Pemkab Kediri Gandeng PSPK

Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito, menggandeng Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) untuk mengembangkan ekosistem pendidikan di Kabupaten Kediri.

Baca Selengkapnya

Ucapan Positif Bisa Bantu Kesehatan Mental Anak

3 hari lalu

Ucapan Positif Bisa Bantu Kesehatan Mental Anak

Kebiasaan menggunakan kata baik dari orang tua itu bisa membimbing anak menguatkan kesehatan mental dan kesejahteraan mereka.

Baca Selengkapnya

Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jelaskan soal Tudingan Intimidasi dengan Menyebut Anak Hakim Tinggi

3 hari lalu

Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jelaskan soal Tudingan Intimidasi dengan Menyebut Anak Hakim Tinggi

Istri eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean membantah apabila dia pernah mengintimidasi Wijanto Tirtasana, bekas kongsi bisnisnya.

Baca Selengkapnya

PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

3 hari lalu

PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

PBB melalui UNODC mengesahkan resolusi yang diajukan Indonesia mengenai penanganan anak yang terasosiasi dengan kelompok teroris.

Baca Selengkapnya