Alasan Harus Pakai Masker Meski Sudah Mengenakan Face Shield

Reporter

Antara

Editor

Mila Novita

Jumat, 4 September 2020 20:10 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Face shield banyak dipilih orang untuk menggantikan masker yang dianggap tidak nyaman, panas, dan menyulitkan bernapas. Namun, pelindung wajah ini tidak pernah dimaksudkan untuk digunakan sendiri, tapi harus bersama dengan masker untuk mencegah penyebaran infeksi virus yang ditularkan melalui udara.

Inilah alasan staf rumah sakit dan orang-orang di area berisiko tinggi terkena COVID-19 mengenakan masker dan face shield secara bersamaan.

Face shield biasanya berupa lembaran plastik bening kaku atau semi-kaku yang melengkung di sekitar wajah Anda, tetapi tidak menempel di samping kulit di pipi atau di bawah mulut Anda.

Alat ini digunakan untuk melindungi pemakainya dari cipratan cairan tubuh yang bisa mengenai mata dan wajah mereka.

Di sisi lain, masker, jika dikenakan dengan benar menutupi sekitar hidung, pipi, dan dagu untuk menahan tetesan udara masuk dan mencegah tetesan dari luar terhirup.

Peneliti dari Florida Atlantic University College of Engineering and Computer Science melakukan eksperimen untuk melihat bagaimana tetesan bekerja ketika seseorang bersin atau batuk saat mengenakan pelindung wajah tanpa masker. Akankah pelindung wajah melindungi orang-orang di sekitar mereka? Jawabannya tidak.

Menurut peneliti, face shield menghentikan percikan tetesan setelah bersin atau batuk dan tetesan itu kemudian bergerak melintasi pelindung dan menyebar ke sisi dan bawahnya, memasuki lingkungan sekitarnya.

Meskipun masker dapat menyaring tetesan pernapasan saat Anda menarik napas, ruang terbuka di sekitar pelindung wajah memungkinkan aliran udara yang mungkin terkontaminasi di bawah pelindung bisa Anda hirup.

Para peneliti mengamati masker berkatup yang menurut produsen lebih nyaman untuk bernapas dan sama amannya dengan masker biasa. Ini tidak sama dengan masker resmi N-95, yang dirancang khusus untuk keamanan optimal.

Mereke menemukan, masker berkatup tidak menyaring virus apa pun. Jadi setiap kali Anda bernafas, jika Anda terkena virus, virus itu dikirim ke luar masker, ke tempat terbuka.

“Pengamatan kami menunjukkan, untuk meminimalkan penyebaran COVID-19 di komunitas, mungkin lebih baik menggunakan kain berkualitas tinggi atau masker bedah yang memiliki desain polos, daripada pelindung wajah dan masker yang dilengkapi dengan katup napas,” kata para peneliti seperti dilansir Medical Daily, Kamis, 3 September 2020.

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

7 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

18 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

14 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

21 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya