Jangan Asal Ikut Tren Diet, Simak Saran Dokter Sebelum Memulainya
Reporter
Eka Wahyu Pramita
Editor
Mila Novita
Senin, 10 Agustus 2020 13:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Diet bukan hanya untuk mendapatkan tubuh yang kurus atau langsing, tapi juga berdampak baik bagi kesehatan tubuh Anda. Karena kondisi tubuh yang berbeda-beda, setiap orang juga memiliki kebutuhan dan program diet yang beda. Sayangnya itu jarang dipahami orang yang melakukan diet.
Merujuk dari buku kedokteran atau medis, overweight atau obesitas tidak baik sehingga disarankan berat badan tetap ideal. Berat badan berlebihan menyebabkan sindrom metabolik atau perut obesitas, akibatnya adalah komplikasi pada tubuh.
Hal tersebut disampaikan oleh dokter spesialis penyakit dalam Indra Wijaya dalam Live Instagram Eka Hospital, pekan lalu. Contoh komplikasi berupa diabetes dan kolesterol tinggi. Berat badan berlebihan juga bisa mengganggu tulang karena perlu menumpu beban sehingga banyak yang jadi rematik atau keropos.
"Jadi sebisa mungkin memiliki normal body weight," ucap Indra yang merupakan konsultan endokrin metabolik diabetes Eka Hospital.
Indra mengatakan ragam diet sangat banyak, namun apa pun jenisnya yang terpenting ialah food combining. Jadi yang kita makan jangan terlalu fanatik sama satu atau dua makro-nutrisi. Jangan takut pada karbohidrat sehingga menghindarinya sama sekali.
Menghindari karbohidrat sama sekali juga tidak baik bagi tubuh. "Memang banyak yang berhasil tapi tidak sedikit malah sebaliknya. Food combining itu meliputi karbo, protein, serat proporsional termasuk buah dan sayur," kata dia.
Diet juga perlu diiringi olahraga. Sebab bagaimanapun juga tubuh selalu ada input dan output kalori. Input dan output harus sama. "Apa yang masuk harus dibakar, kalau tidak sesuai akan surplus," lanjut Indra.
Lalu bagaimana dengan diet detoks yang hanya minum jus, apakah aman? Aman atau tidaknya harus lihat kondisi masing-masing orang. Kalau kita punya kondisi khusus, misalnya darah tinggi, gula, jantung, ginjal, itu benar-benar harus izin ke dokter.
"Tapi kalau sehat, sudah check-up, boleh. Tapi jangan jangka panjang. Jadi detoks misalnya sehari seminggu atau dua kali seminggu itu masih bisa. Ada sayur, almond milk. Itu bisa dengan syarat kita nggak sakit, sehat. Kedua, kalau ada penyakit berat tertentu harus izin ke dokter," saran Indra.
Ragam diet yang mengurangi porsi makan dan minyak, menurut Indra harus secara bertahap dan terprogram oleh ahlinya.
"Nanti akan diprogram pola diet dan olahraganya. Berapa banyak kalori sehari yang harus makan, sesuaikan dengan kondisi fisik masing-masing," kata dia.