Hari Anak Nasional, Ajari Anak Mengatasi Masalah dengan Bermain

Editor

Mila Novita

Kamis, 23 Juli 2020 06:45 WIB

Ilustrasi anak bermain. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Anak Nasional yang diperingati setiap 23 Juli bisa dijadikan momen refleksi dalam pengasuhan anak. Terlebih di masa pandemi Covid-19, anak-anak mengalami tantangan beradaptasi dengan sistem belajar online.

Banyak anak yang sulit beradaptasi sehingga menimbulkan perasaan tertekan. Para ahli mengatakan, salah satu cara untuk mengatasi masalah itu pada anak adalah bermain. Tak hanya memperkaya wawasan tentang solusi masalah, bermain juga meningkatkan rasa keberhasilan, mengasah koordinasi motorik, dan mengasah kemampuan sosial.

Michele Capurso dalam sebuah penelitian pada 2016, mengatakan, bermain dapat meningkatkan kemampuan untuk coping atau menghadapi dan mengatasi tantangan atau masalah dengan baik dan tenang.

Coping dilakukan dengan mengenali apa masalah yang sedang dihadapi dengan mengurangi stres terlebih dahulu, misalnya mengalihkan perhatian sejenak dengan bersantai atau melakukan pekerjaan lain, salah satunya dengan bermain.

Psikolog Anna Surti Ariani mengatakan, tantangan yang akan dihadapi anak-anak di masa depan tidak sama dengan yang kita hadapi sekarang. Mereka perlu dibekali bukan saja dari segi akademis, tapi juga dari segi kreativitas, karakter dan kemampuan bersosialisasi yang bisa didapat dari bermain.

Menurut Anna yang juga Ketua Ikatan Psikologi Klinis Jakarta ini terdapat
tiga konsep penting seputar dunia bermain anak. ‘Mainan’ yaitu alat yang digunakan, bisa merupakan hasil karya anak. Lalu, ‘permainan’ yaitu aktivitas yang diciptakan, bisa membutuhkan mainan ataupun tanpa mainan. Dan, ‘bermain’ yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan dan memberikan banyak
manfaat bagi anak.

Advertising
Advertising

"Yang betul-betul memberikan manfaat buat anak bukanlah mainan atau permainan, namun proses bermain yang dilakukan anak. Orang tua bisa membantu anak untuk menciptakan mainan, mengusulkan permainan yang akan dilakukan, dan bermain bersama anak. Dengan demikian, anak bisa mendapatkan manfaat yang jauh lebih besar untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya,” kata Anna.

Di masa anak belajar dari rumah, masalah yang dialami tidak sedikit. Mulai dari anak-anak harus menahan keinginan belajar langsung di sekolah, sampai ke masalah yang sifatnya teknis seperti penggunaan kuota membengkak, rebutan tools, hingga ruangan yang sinyalnya susah.

Awalnya, lanjut Anna memang banyak yang mengira bahwa anak di rumah lebih sering bermain namun kenyataannya proses belajar mengajar tetap berjalan termasuk harus mengerjakan PR. Hal itu terkadang membuat orang tua berpikir bahwa bermain hanyalah kegiatan yang buang-buang waktu sehingga lebih baik waktu dipakai untuk kegiatan yang dianggap lebih bermanfaat.

"Padahal bermain banyak sekali manfaatnya yang tidak diajarkan di sekolah. Misalnya dengan bermain, anak-anak bisa menambah wawasan, mendapatkan ide menyelesaikan masalah, dan meningkatkan rasa kepercayaan pada diri sendiri," ucapnya.

Di luar itu, manfaat bermain masih banyak yakni mengasah motorik baik kasar juga motorik halus. Misalnya sepakbola menggunakan motorik kasar, lalu main manik-manik itu mengasah motorik halus. Bermain sama teman mengasah kemampuan sosialnya. Ketika anak bermain itu adalah coping anak dalam mengatasi masalah.

Anna juga menggarisbawahi bahwa bermain tidak selalu harus mahal, tapi bisa memanfaatkan benda-benda di dalam rumah bahkan alat rumah tangga. Mainan juga bisa dibikin sendiri dengan harga lebih murah, dari barang bekas yang bisa di-reuse dan proses membuat mainan adalah proses bermain juga. Sementara itu untuk permainan bisa story telling atau bermain peran dengan orang tua.

"Proses bermain bisa memberikan manfaat besar karena anak juga terlibat. Orang tua memberikan kesempatan anak punya waktu bermain, tidak perlu terus-terusan tapi bisa sekali-kali terlibat dalam proses bermain. Dan satu lagi melalui proses bermain bisa meningkatkan ikatan atau bonding antara orang tua dan anak," ujar Anna.

Berita terkait

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

5 jam lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

2 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

4 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

4 hari lalu

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

4 hari lalu

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

4 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

4 hari lalu

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

4 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

5 hari lalu

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

8 hari lalu

Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

Stres sebabkan sakit punggung bisa terjadi lantaran tubuh Anda mengalami reaksi kimia sebagai respons terhadap stres.

Baca Selengkapnya