Bayi Mengidap Kelainan Penis Fimosis, Ketahui Cara Mengatasinya

Reporter

Sehatq.com

Editor

Mila Novita

Rabu, 8 Juli 2020 14:05 WIB

Ilustrasi bayi sedang dikeringkan badannya. (Unsplash/The Honest Company)

TEMPO.CO, Jakarta - Pernah mendengar istilah fimosis? Fimosis merupakan kondisi kulup melekat pada kepala penis dan tak dapat ditarik kembali dari sekitar ujung penis. Kondisi ini terjadi pada bayi laki-laki yang belum disunat.

Kondisi ini umumnya disebabkan oleh kondisi bawaan sejak lahir. Akan tetapi, dapat pula disebabkan oleh kebersihan penis yang tak terjaga dengan baik. Selain itu, masalah pada kulit seperti eksim, psoriasis, lichen planus, dan lichen sclerosus juga bisa memicu terjadinya fimosis.

Sebagian fimosis tak membutuhkan perawatan khusus, tapi sebagian bisa menyebabkan masalah yang serius. Selain sulit buang air kecil, fimosis juga bisa membuat berat badan anak tak bertambah karena infeksi saluran kemih. Apa saja gejalanya?

Fimosis tidak selalu menimbulkan gejala. Namun, ketika itu terjadi maka gejala yang muncul antara lain kemerahan, nyeri, dan bengkak. Kulit kulup yang kencang juga dapat mengganggu saluran urine. Dalam kasus yang parah, kondisi ini dapat mencegah kandung kemih kosong sepenuhnya.

Fimosis juga dapat menyebabkan peradangan pada penis yang disebut dengan balanitis atau peradangan pada kelenjar dan kulup yang disebut balanoposthitis. Gejala balanitis antara lain nyeri, gatal, dan bau pada penis; kemerahan dan bengkak; penumpukan cairan kental; dan sakit saat buang air kecil sehingga membuat bayi rewel dan menangis.

Untuk mencegah kondisi ini, Anda harus menjaga kebersihan area genital si Kecil. Bersihkanlah penis bayi setiap hari dengan air hangat dan keringkan dengan lembut setelahnya.

Advertising
Advertising

Hindari menggunakan bedak dan sabun yang mengandung pewangi pada alat kelaminnya karena dapat memperburuk gejala fimosis. Setelah bayi buang air kecil, pastikan pula bawah kulit kulup kering agar tak ada bakteri yang menumpuk.

Jika gejala cukup mengganggu, datanglah ke dokter. Dokter akan merekomendasikan penggunaan krim atau salep steroid untuk mengatasi iritasi. Selain itu, krim atau salep juga dapat membantu melembutkan kulup dan membuatnya lebih mudah ditarik.

Sirkumsisi atau sunat juga dapat menjadi pilihan dalam mengatasi fimosis pada bayi. Pada prosedur ini, sebagian atau semua kulup akan dihilangkan. Bayi umumnya diberi anestesi lokal, sementara balita dan anak-anak diberi anestesi umum.

Sebagian besar kasus balanitis atau infeksi jenis lain akibat fimosis dapat diatasi dengan menjaga kebersihan penis serta penggunaan krim atau salep dari dokter. Infeksi bakteri mungkin akan membutuhkan antibiotik, sedangkan infeksi jamur memerlukan salep antijamur.

SEHATQ

Berita terkait

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

1 hari lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

3 hari lalu

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

Paparan parfum pada kulit bayi bisa menyebabkan iritasi bahkan infeksi pernapasan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

3 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

8 hari lalu

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

Tak ada pedoman pasti kapan bayi mulai dapat dipijat untuk pertama kalinya.

Baca Selengkapnya

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

9 hari lalu

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.

Baca Selengkapnya

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

10 hari lalu

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

Memijat bayi pun membutuhkan teknik dan cara tertentu. Salah memijat dapat berakibat fatal pada bayi.

Baca Selengkapnya

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

13 hari lalu

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

Tim medis di Gaza berhasil melakukan operasi caesar untuk membantu lahirnya bayi dari rahim seorang ibu yang tewas dalam serangan Israel.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

14 hari lalu

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

Serangan brutal Israel pada Sabtu malam di Rafah menewaskan 18 orang, termasuk 14 anak-anak. Dokter berhasil menyelamatkan bayi dari jasad ibu hamil

Baca Selengkapnya

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

18 hari lalu

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.

Baca Selengkapnya