TEMPO.CO, Jakarta - Tidak hanya masker kain, jaket pelindung diri dan pakaian rumahan atau homedress kini merajai tren fashion di masa pandemi Covid-19. Tak mau ketinggalan, desainer Ali Charisma pun merilis koleksi kimono yang jadi pilihan pakaian rumah di masa normal baru, di bawah brand Acharisma.

Brand ini juga concern pada sustanable fashion karena hampir semua karyanya menggunakan bahan-bahan natural terutama viscose buatan dalam negeri. Ali Charisma menggunakan all size dan banyak menggunakan potongan-potongan zero waste, termasuk untuk koleksi ini.

Ali Charisma mengatakan bahwa koleksi yang diluncurkan di masa pandemi Covid-19 ini jadi second line dengan konsep ready to wear baik urban maupun resort wear.

"Koleksi perdana kali ini terinspirasi dari kondisi pandemi yang mana kita semua harus tinggal di rumah untuk melakukan segala aktivitas," ucap Ali melalui siaran pers, Selasa, 30 Juni 2020.

Kimono model yukata dan robe ini didesain memiliki tampilan versatile alias serbaguna, bisa untuk santai di rumah tapi juga layak untuk tampilan formal saat rapat virtual atau live di media sosial.

Baca: Tren Fashion Normal Baru: Rok Crinoline hingga Topi Jaga Jarak

Terdapat 18 tampilan kimono dengan berbagai ragam gaya yang bisa dipadupadankan dengan outfit lain. Untuk kesan kasual, Anda bisa memadukan kimono dengan denim tanpa diikat, sementara jika sedikit formal untuk meeting virtual Anda bisa mengikatnya.

Kimono yang dirancang didominasi warna-warna basic seperti hitam, putih, dan navy dan juga warna earth tone seperti cokelat dan cream. Terdapat detail tali untuk bisa menjadikan satu kimono dalam beberapa look.

"Kelebihan dari koleksi pertama ini adalah bahannya lembut sehingga sangat nyaman ketika dikenakan dan bisa dipadupadankan dengan celana atau bisa dijadikan outer baik yang pakai hijab atau tidak. Begitu juga bisa dipakai laki-laki ataupun perempuan (unisex)," ucap Chairman Indonesian Fashion Chamber ini.

Rangkaian kimono ini dibanderol dengan harga antara Rp 200 ribu hingga Rp 700 ribu per potong.