3 Penyebab Keringat dan Bau Ketiak, Ada Makanan dan Stres

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Jumat, 26 Juni 2020 17:02 WIB

Ilustrasi wanita memakai deodorant. prozeny.cz

TEMPO.CO, Jakarta - Hampir semua orang pernah mengalami kondisi memalukan ketika ketiak berkeringat, baik saat cuaca panas atau di kelas olahraga. Lebih malu lagi ketika timbul bau tak sedap. Namun, meskipun memalukan, itu adalah hal normal.

Dokter kulit Joshua Zeichner mengatakan, keringat keluar untuk membantu menjaga suhu tubuh inti manusia. "Kelenjar keringat distimulasi oleh saraf kita sebagai respons terhadap cuaca panas, stres emosional, atau aktivitas berat,” kata dia, dikutip Women’s Health, Kamis, 25 Juni 2020.

Namun, keringat umumnya tidak berbau. "Tapi ketika keringat dipecah oleh bakteri di kulit, itu bisa menyebabkan bau tak sedap,” kata dia.

Pada dasarnya, ada dua jenis kelenjar keringat di kulit, ekrin dan apokrin. Kelenjar ekrin ditemukan hampir di seluruh tubuh, dan biasanya mengeluarkan cairan bening dan tidak berbau.

Sementara, kelenjar apokrin ditemukan di area tubuh yang mengandung folikel rambut tingkat tinggi, seperti selangkangan dan ketiak. Kelenjar ini pada dasarnya masuk ke dalam folikel rambut, dan kemudian melepaskan keringat keluar dari tubuh.

Ketika kelenjar-kelenjar ini mengeluarkan keringat yang kemudian bercampur dengan bakteri pada folikel, keringat mulai berbau. Kelenjar apokrin terutama bertanggung jawab untuk keringat yang berhubungan dengan stres.

Baca: 7 Cara Alami Hilangkan Bau Ketiak Pakai Kentang dan Lidah Buaya

“Dalam beberapa kasus, saraf dan kelenjar keringat kita menjadi terlalu aktif, menghasilkan lebih banyak keringat daripada yang dibutuhkan. Kondisi ini dikenal sebagai hiperhidrosis," kata dia.

Tapi apa penyebab bau ketiak? Berikut tiga di antaranya

1. Pola makan

Menurut Zeichner, makanan tertentu seperti sayuran bergas bisa mengubah bau keringat. Ini karena makanan ini mengandung belerang. Jadi, proses metabolisme melepaskan apa yang dikenal sebagai senyawa volatil (atau dikenal sebagai VOC) yang kemudian menguap dari tubuh dengan mengeluarkan bau.

2. Stres

Penyebab umum lain dari bau badan adalah stres yang menyebabkan kelenjar apokrin aktif. Keringat berlebih menyebabkan bau.

3. Kondisi medis

Kondisi medis juga dapat menyebabkan keringat, meskipun jarang terjadi. Misalnya, trimethylaminuria atau sindrom bau ikan membuat tubuh tidak mampu memecah senyawa yang ditemukan pada ikan, kedelai, dan sayuran silangan, yang menyebabkan bau amis. Kondisi medis seperti gagal ginjal, penyakit hati, dan diabetes juga dapat menyebabkan bau tertentu.

"Bau tergantung pada berbagai jenis bakteri yang ditemukan pada kulit, bersama dengan berbagai jenis makanan yang Anda makan," kata Dr. Zeichner.

Jadi, jika keringat Anda berbau seperti ikan, misalnya, bisa jadi karena makanan yang berbeda memicu efek yang berbeda saat bercampur dengan bakteri di tubuh Anda.

Berita terkait

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

2 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

5 Cara Menggunakan Parfum yang Benar

2 hari lalu

5 Cara Menggunakan Parfum yang Benar

Menggunakan parfum dengan benar dapat membuat aroma bertahan lebih lama dan lebih merata.

Baca Selengkapnya

Mengapa Menggunakan Parfum saat Berkeringat Tidak Disarankan?

3 hari lalu

Mengapa Menggunakan Parfum saat Berkeringat Tidak Disarankan?

Meskipun terlihat sepele, penggunaan parfum saat tubuh sedang berkeringat bisa menyebabkan aroma yang tak sedap.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

19 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

31 hari lalu

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

Beberapa titik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri di kantor sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihan diri setelah menyentuhnya.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

36 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

36 hari lalu

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.

Baca Selengkapnya

Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

27 Februari 2024

Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

Membekukan celana jins di dalam freezer diklaim bisa membuatnya segar dan bebas bau tak sedap tanpa perlu dicuci. Bagaimana faktanya?

Baca Selengkapnya

Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

25 Februari 2024

Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

Penyakit Whipple mengganggu pencernaan normal dengan mengganggu pemecahan makanan dan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

21 Februari 2024

Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

Erlina Burhan paparkan bahasan penanganan tuberkulosis di pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar FK UI. Ia tawarkan SIG untuk deteksi TB.

Baca Selengkapnya